Sunday, July 10, 2022

KEMBANG CANTIKKU 17

KEMBANG CANTIKKU  17

(Tien Kumalasari)

 

Wisnu mengerutkan keningnya. Siapa yang mengajak kencan istrinya? Lalu Wisnu meletakkan kembali ponsel itu, kemudian pura-pura tidur.

Qila keluar dari kamar mandi, melihat suaminya tidur membelakanginya, lalu tersenyum senang. Diraihnya ponselnya. Ia  ingin mengajak Wahyudi ketemuan. Tapi ia terkejut ketika melihat Wahyudi malah sudah mengencaninya di depan villa. Ia tersenyum sumringah dengan dada berdegup kencang. Ternyata Wahyudi juga sudah memendam lama perasaannya.

“Nanti akan aku peluk dia dengan gemas, ganteng penakut,” kata batinnya.

Saking senangnya, dia tak sadar bahwa pesan di ponsel itu sudah dibuka seseorang. Ia merapikan rambutnya, menyempurnakan dandanannya. Menyapu wajahnya dengan bedak tipis, mengoles bibirnya dengan warna lipstik yang sedikit cerah, pokoknya dia ingin tampil sempurna. Ia juga menyemprotkan parfum mahal berbau segar di tubuhnya. Lalu ia berjingkat keluar kamar setelah mengambil tas nya. Ia bermaksud mengajak Wahyudi pergi, jauh dari villa tempatnya menginap.

Dengan perlahan ia menutup pintunya, takut suaminya terbangun, lalu dengan langkah ringan dia berjalan keluar dari villa. Beruntung, tampaknya kedua mertuanya juga sedang istirahat di kamar, dan anaknya sudah tidur dari tadi. Senyum Qila semakin merekah, dan degup didadanya semakin terdengar kencang.

Ia sudah sampai di gerbang keluar, lalu menoleh ke kiri dan ke kanan. Tanpa sadar Wisnu membuntutinya dari kejauhan, dengan darah yang nyaris mendidih karena dibakar amarah yang menggelegak.

“Kurangajar kamu Qila, diam-diam mengadakan hubungan dengan seseorang, dan sekarang kamu mau menemuinya? Tak akan ada maaf bagi kamu dan laki-laki busuk itu. Akan aku hajar semuanya,” geram Wisnu sambil berendap mengikuti.

Qila masih mencari-cari, dan betapa girangnya saat melihat bayangan Wahyudi yang duduk di bawah sebuah pohon.

“Itu kekasihku, si tampan yang selalu aku rindukan,” bisiknya sambil tersenyum penuh kebahagiaan, karena merasa apa yang diimpikannya akan segera menjadi nyata.

Qila melangkah perlahan, dan tiba-tiba saja dia memeluknya erat.

Wahyudi gelagapan, mendorong dengan keras tubuh Qila, tapi karena Qila memeluknya sangat erat, keduanya justru jatuh ke tanah dengan tubuh saling tindih.

“Aauuw, Wahyudi, kamu sengaja biar kita seperti ini?” kekehnya sambil terus memeluk Wahyudi tang terjatuh di atas tubuhnya.

Wahyudi menggeram kesal. Ia bangkit dan dengan mata merah menahan marah menatap wanita yang masih terbaring di depannya.

“Wahyudi, sayang, apa yang kamu lakukan? Apa kamu ingin kita pergi dari sini?”

“Ibu tidak tahu malu!” hardiknya.

Wahyudi merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya, tapi tiba-tiba sebuah pukulan menghantam kepalanya.

“Aaaughh!!”

Wahyudi roboh terguling sambil memegangi kepalanya yang berdarah.

“Maaas, hentikan Maaas, jangan Mas,” jerit Qila yang sudah bangkit dan menarik tubuh suaminya yang siap menghajar Wahyudi.

“Ternyata kamu, bangsat? Kamu yang mengganggu istriku?” hardik Wisnu yang masih memegangi potongan kayu yang entah didapatkannya dari mana. Ia berdiri mengangkang di atas tubuh Wahyudi, dan sekali lagi menghantam wajah Wahyudi.

“Ppaaak … tt..tolong … Bapak ssallah paham … Bap_”

Buggg!! Wisnu kembali memukul kepala Wahyudi, yang kemudian berguling-guling kesakitan. Sedikitpun Wahyudi tak mampu membalasnya. Ia telah terlebih dulu jatuh dan mendapat pukulan bertubi-tubi.

“Hentikan Mas, jangan Maaas.”

“Perempuan murahan. Itu sebabnya kamu selalu minta agar kita makan di rumah ibu?”

Plaaakkk.

Tamparan itu sekarang mengenai wajah Qila. Tidak hanya sekali.

Plaaakkkk!”

“Maaas, sakit Maaas.” Qila memegangi bibir dan hidungnya yang berdarah.

Lalu sebuah pukulan lagi dilayangkan ke kepala Wahyudi. Tapi kali ini Wahyudi tak mampu menjerit sakit. Tubuh itu terdiam lemas, dengan darah membasah di kepalanya.

“Paak … hentikan Pak,” itu teriakan Nano yang terlambat datang. Ia tak mengira Wisnu mengetahui pertemuan itu. Pertemuan yang sesungguhnya untuk mengingatkan Qila atas kekeliruannya.

Wisnu ingin melayangkan lagi sebuah pukulan, tapi Nano memegangi lengannya.

“Apa kamu? Kamu ingin membela sahabatmu yang busuk itu?” hardiknya sambil menatap Nano dengan marah.

“Kamu juga ingin aku hajar? Atau kamu memang ikut campur dengan perselingkuhan ini?”

Qila terduduk di tanah sambil terisak. Darah dibibir dan hidungnya masih meleleh, bercampur dengan air mata yang mengucur deras.

“Aku tidak menyangka. Laki-laki yang begitu di sayangi ayahku, ternyata bermain kotor di belakangku.”

“Pak, Bapak salah sangka. Wahyudi tidak bersalah. Istri anda yang mengejar-ngejar Wahyudi.”

Wisnu melemparkan pandangannya ke arah Wahyudi yang tergolek tak bergerak.

“Ya Tuhan, bagaimana kalau dia mati?” pekik Nano.

Nano mengangkat tubuh Wahyudi dengan susah payah, dibawanya masuk ke halaman. Ia harus segera membawanya ke rumah sakit.

“Nano. Biarkan dia mati.”

“Bapak salah paham. Istri Bapak yang mengejar Wahyudi.”

“Bohong!! Dia mengencani istriku untuk bertemu di sana tadi.”

“Dia ingin mengembalikan ponsel yang diberikan istri Bapak. Dia mencari tempat yang tidak diketahui orang lain, karena dia menjaga agar tidak terjadi keributan. Dia tidak suka sama istri Bapak. Istri Bapak yang mengejar-ngejarnya,” katanya sambil meletakkan tubuh Wahyudi hati-hati di dalam mobil. Lalu dia naik ke atasnya, dan melarikan mobil itu keluar dari halaman, meninggalkan Wisnu terpaku di tempatnya. Untunglah kunci mobil selalu tergantung di saku Nano, sehingga bisa langsung pergi.

“Wahyudi, kamu harus kuat, sadar Yudi … jangan mati sekarang … “ gumamnya sambil melarikan mobilnya, mencari rumah sakit terdekat.

***

Qila melangkah memasuki halaman villa dengan langkah tertatih. Ia tak mengira bahwa suaminya akan mengetahuinya. Ia belum tahu kalau Wahyudi bermaksud mengembalikan ponselnya.

Tapi begitu dia masuk, dilihatnya suaminya masih berdiri terpaku di bawah pohon. Qila terus melangkah, dan dia terkejut ketika tiba-tiba Wisnu menarik lengannya.

Qila terhuyung, lalu kembali jatuh terduduk di tanah.

“Istri macam apa kamu ini? Sungguh aku tidak mengira. Ternyata kamu membeli ponsel itu untuk kamu berikan kepada Wahyudi?” hardik Wisnu sambil kembali menampar wajah istrinya.

“Maaas, dia yang suka sama aku.”

“Perempuan tidak tahu malu. Dia mengencani kamu hanya ingin mengembalikan ponsel yang kamu berikan sama dia. Tahu!!”

Qila tak mampu berkata apa-apa. Bibirnya terasa sakit untuk bergerak, dan darah terus saja mengalir dari sana.

“Wisnuuu ! Apa yang kamu lakukan?” teriak bu Kartiko sambil tergopoh mendekat. Hatinya tercekat melihat menantunya terduduk di tanah sambil menutupi wajahnya dengan kedua belah tangannya.

“Ibu, perempuan ini telah berkhianat. Wisnu akan menceraikan dia!”

“Wisnu! Apa yang terjadi?”

“Dia menyukai Wahyudi, memberinya ponsel, dan entah apa lagi yang dilakukannya.”

“Apa? Wahyudi? Tak mungkin dia_”

“Barangkali semuanya belum jelas, tapi Nano mengatakan lain. Wisnu akan menyusulnya ke rumah sakit, semoga dia tidak mati.,” kata Wisnu sambil beranjak masuk ke rumah.

“Siapa yang kamu maksudkan?”

“Wisnu sangat marah. Wisnu hajar Wahyudi sampai pingsan. Wisnu akan menyusul ke rumah sakit dan mendengar apa sebenarnya yang terjadi," kata Wisnu yang sudah ada di depan vila.

Bu Kartiko kebingungan, ia tak bisa menangkap apa yang dikatakan anaknya.

Wisnu keluar sambil membawa kunci mobil. Ia masuk ke dalam mobilnya.

“Wisnu, sebenarnya ada apa?” teriak bu Kartiko karena Wisnu sudah menjalankan mobilnya keluar dari halaman.

Bu Kartiko mendekati Qila yang masih terduduk di tanah. Miris melihat darah di wajah menantunya.

“Katakan, apa yang terjadi.”

Tapi Qila tak menjawab. Ia lari ke dalam vila lalu masuk ke kamarnya.

Bu Kartiko merasa bingung. Tapi ia harus menahannya. Suaminya tak boleh tahu tentang peristiwa yang membingungkan ini.

***

Nano sudah sampai di rumah sakit. Wahyudi segera dilarikan ke UGD. Nano menunggu dengan cemas. Luka Wahyudi sangat parah.

“Ya Tuhan, siapa yang mengira kalau pak Wisnu mengetahuinya? Padahal Wahyudi bermaksud mengembalikan ponsel itu tanpa seorangpun tahu, agar tak terjadi keributan, ternyata malah begini jadinya,” gumam Nano sambil menyandarkan tubuhnya.

“Pak Wisnu juga keterlaluan, main pukul saja, tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi,” gumamnya lagi, tanpa sadar Wisnu sudah berdiri didepannya.

“Katakan apa yang terjadi,” katanya dengan nada rendah. Tiba-tiba timbul sesal di hatinya  ketika melihat Wahyudi tak sadar dengan luka di kepalanya.

Nano terkejut, lalu membuka matanya. Tapi dia tak merasa takut telah menyalahkan anak majikannya. Dia sangat kesal pada Wisnu.

“Mengapa Pak Wisnu datang kemari?”

“Katakan sejelas-jelasnya apa yang terjadi, Kamu tadi mengatakan bahwa istriku lah yang menyukai Wahyudi sedang Wahyudi tidak. Nyatanya aku melihat mereka berpelukan, dan tanpa malu berguling-guling di tanah,” katanya sambil duduk di samping Nano.

“Pasti Bapak salah lihat. Bisa jadi mereka terjatuh secara bersamaan. Saya melihat dari jauh, bu Qila tiba-tiba memeluk Wahyudi dan Wahyudi berusaha mendorongnya,” kata Nano yang masih merasa sebal.

“Baiklah, aku kan sudah bilang, katakan dengan sejelas-jelasnya.”

“Entah bagaimana, pada suatu hari Wahyudi menemukan sebuah ponsel baru di mejanya. Dia kebingungan karena merasa itu bukan miliknya. Ia ingin memberikannya pada saya, mana mungkin saya mau. Lalu ada pesan singkat yang memanggil Wahyudi dengan panggilan sayang. Pesan itu mengatakan bahwa ponsel itu untuk Wahyudi. Wahyudi kebingungan, karena belum tahu siapa pengirimnya dan pemberi ponsel itu. Baru setelah malam harinya, ada panggilan telpon. Saat itu ponsel ada di kamar saya, karena Wahyudi tak mau menerimanya. Saat ada panggilan telpon itulah, tampak foto profil dari pengirimnya, yang ternyata bu Qila. Saya sangat terkejut.”

Wisnu tertegun. Kenapa istrinya berbuat itu?

“Mengapa Bapak main pukul saja? Kasihan, dia minta bertemu bu Qila hanya untuk mengembalikan ponselnya. Mengapa harus bertemu berdua, karena Wahyudi tidak ingin orang lain tahu lalu menyalahkan bu Qila. Dia juga ingin menjaga nama baik Bapak,” sesal Nano.

Wisnu mengusap wajahnya dengan sebelah tangannya dengan kasar. Ia tampak menyesal.

“Sekarang bagaimana keadaannya?”

“Belum sadar. Saya khawatir sekali,” keluh Nano, sedih.

Wisnu menghembuskan napas panjang.

“Ya Tuhan … Ya Tuhan ….” keluhnya berkali-kali.

“Wahyudi orang baik Pak. Dia sedang tak ingat apapun, tapi dia masih punya hati nurani. Hati yang sesungguhnya masih dibawanya. Pekerti halus dan sangat luhur selalu ada besertanya di kesehariannya.

“Ampuni aku ya Tuhan …” keluhnya berkali-kali., “ ternyata istriku sendiri yang kurangajar,” kesalnya dengan nada tinggi.

“Aku mau melihat keadaannya.”

“Belum boleh Pak, saya sudah bilang mau melihatnya. Baru ditangani, harus menunggu.”

“Apakah dia akan tertolong?”

“Kita harus menunggu Pak.”

“Kalau rumah sakit ini tidak bisa menangani, akan kita bawa ke rumah sakit besar di kota. Aku akan bicara dengan dokternya.”

“Baiklah, nanti kalau selesai ditangani, barangkali baru bisa bicara. Bapak duduklah dulu,” kata Nano setelah melihat Wisnu tampak gelisah, berdiri dan mondar mandir.

***

Sementara itu bu Kartiko juga gelisah di ruang tengah. Ia memanggil Qila tapi tak mau keluar. Lalu ia nekat masuk ke dalam, yang kebetulan tidak dikunci.

Dilihatnya Qila sedang membersihkan lukanya dengan kapas yang dibasahi air.

“Sebenarnya ada apa? Mengapa tiba-tiba suamimu marah dan menghajar Wahyudi?”

Qila masih diam. Tentu sangat berat mengakui sebuah kesalahan, apalagi dihadapan ibu mertuanya.

“Jawab Qila, ada apa? Nanti kalau bapakmu bertanya dan aku tidak bisa menjawabnya, bagaimana? Bapakmu itu harus selalu dekat dengan Wahyudi. Kemarin sudah bilang, kalau tanpa Wahyudi Bapakmu tidak bisa berangkat.”

Qila terisak.

“Mas Wisnu mau menceraikan saya,” lalu tangisnya kembali pecah.

“Tidak mungkin Wisnu bermaksud begitu kalau kamu tidak melakukan kesalahan.”

“Saya … dan Wahyudi … saling menyukai …” Qila masih bisa berbohong.

“Apa? Wahyudi orang baik. Mana mungkin dia melakukannya? Kamu perempuan bersuami. Dan aku tidak pernah melihat gelagat mencurigakan pada sikap Wahyudi sama kamu. Berbicara pun dia tidak pernah kan?”

"Tapi nyatanya dia yang suka sama saya."

“Dia bohong Bu.” Wisnu tiba-tiba sudah ada di kamar itu.

“Wisnu?”

“Dia tergila-gila pada Wahyudi, bukan Wahyudi yang salah. Wisnu bersalah telah membuatnya luka parah. ”

“Ya Tuhan.”

“Wahyudi luka parah. Wisnu sudah memindahkannya ke rumah sakit di kota. Nano mengantarnya tadi.”

“Parahnya bagaimana?”

“Dia belum sadar juga. Wisnu yang salah. Dan kamu … perempuan murahan yang tak tahu malu. Aku ceraikan kamu!”

“Dia juga suka sama aku …” Qila masih mencoba membela diri.

“Tidak, aku telah membaca pesan terakhirmu di ponsel ini. Lihat,” kata Wisnu sambil mengangsurkan ponselnya,  “mana ponsel kamu sekarang, mana?”

Wahyudi mengambil tas istrinya dengan paksa, lalu merogoh kedalamnya dan menemukan ponsel istrinya. Ia membuka semua pesan yang dikirimkan Qila kepada Wahyudi. Kemarahannya semakin memuncak. Ada kata-kata bahwa Wahyudi tak pernah membalas pesannya, dan tak mau menerima telponnya. Sudah jelas Wahyudi memang menolaknya.

Qila diam. Ia merasa sakit. Wajahnya  tampak membengkak.

“Pergi dari sini sekarang juga!” hardiknya.

Qila mengambil tasnya lalu keluar dari kamar.

Wisnu mencoba menenangkan ibunya, tapi kemudian di dengarnya deru mobil keluar dari halaman.

Wisnu memburunya, dan melihat Tinah ada di dalam mobil itu. Kelihatan karena kaca   jendela mobilnya  masih terbuka.

“Milaaaa!” teriak Wisnu.

Rupanya Qila membawa kabur anaknya.

***

Besok lagi ya.

 


39 comments:

  1. Matur nuwun mbak Tien-ku Kembang Cantikku sudah berkunjung

    ReplyDelete

  2. Mtnuwun mbk....๐Ÿ™๐Ÿ™
    Minggu tetep tayang buat nyaur utang nggih mbk? Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Janji haris ditepati. Heheee

      Delete
    2. Mksh bunda,kirain libur tayang pas iseng buka pas tayang
      Horรฉรฉรฉ....

      Delete
  3. Alhamdulillah KaCe_17 sdh tayang. Terima kasih bunda. Bot-abote memenuhi janji, minggu tayang.
    ☺️☺️☺️๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™

    Owh iya,....CADM masih 3 ekspl/buku lagi, siapa yang berminat?
    Yang sayang bunda, yuk di habisin.......
    Para blogger... order ke bu Iye

    ReplyDelete
  4. Matur nuwun mbakyu Tienkumalasari smoga sehat sll injih salam aduhaai dan kangen dari Pagelaran, Lampung

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah.... ngintip iseng hehehe kejutan minggu tayang, matur nuwun bunda Tien

    ReplyDelete
  6. Benar, salah faham yang berakibat buruk bagi Wahyudi.
    Tapi dengan kejadian ini mudah mudahan bisa menjadi obat bagi Wahyudi untuk sadar kembali seperti semula.
    Salam sehat mbak Tien yang selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  7. Ya Alloh .... semoga Wahyudi ingat kembali .
    Matur nuwun nggih Mbak Tien๐ŸŒท๐ŸŒท๐ŸŒท๐ŸŒท๐ŸŒท

    ReplyDelete
  8. Pas buka kok kbtln pas tayang mbak,seharian blum buka hp baru aj smpt buka
    Mksh bunda Tien sehat selalu doaku
    ADUHAI....

    ReplyDelete
  9. Kira in g tayang...mksih bunda Tien..slm sehat sll unk bunda๐Ÿ™๐Ÿฅฐ๐ŸŒท

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah... Terima kasih Bu Tien, semakin seru ceritanya.

    ReplyDelete
  11. Matur nuwun bu Tien...salam Aduhai

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah.... terimakasih bunda, saya jg ngintip kangen kok ada yg baru, sekali lagi maturnuwun ๐Ÿ™

    ReplyDelete
  13. Jeng Iin jaga gawang sejak sore loo . aku ditilap

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah,, matur nuwun buTien
    Jd penasaran,,,mungkin,wahyudi ingatannya kembali normal ,,hihi sok tau ๐Ÿคญ

    Salam sehat wal'afiat untuk semua ya ๐Ÿค—๐Ÿฅฐ

    ReplyDelete
  15. ๐’๐ž๐ฉ๐ž๐ซ๐ญ๐ข๐ง๐ฒ๐š ๐ฌ๐ž๐›๐ž๐ง๐ญ๐š๐ซ ๐ฅ๐š๐ ๐ข ๐–๐š๐ก๐ฒ๐ฎ๐๐ข ๐š๐ค๐š๐ง ๐ฌ๐š๐๐š๐ซ ๐๐š๐ซ๐ข ๐š๐ฆ๐ง๐ž๐ฌ๐ข๐š๐ง๐ฒ๐š ๐ค๐š๐ซ๐ž๐ง๐š ๐ฉ๐ฎ๐ค๐ฎ๐ฅ๐š๐ง ๐–๐ข๐ฌ๐ง๐ฎ ๐š๐ค๐š๐ง ๐ฆ๐ž๐ฆ๐ฎ๐ฅ๐ข๐ก๐ค๐š๐ง ๐ค๐ž๐ฌ๐š๐๐š๐ซ๐š๐ง๐ง๐ฒ๐š.

    ๐Œ๐š๐ญ๐ฎ๐ซ ๐ฌ๐ฎ๐ฐ๐ฎ๐ง ๐๐ฎ ๐“๐ข๐ž๐ง ๐ฌ๐ฎ๐ ๐ž๐ง๐  ๐๐š๐ฅ๐ฎ ๐ฌ๐ฎ๐ ๐ž๐ง๐  ๐ข๐ฌ๐ญ๐ข๐ซ๐š๐ก๐š๐ญ.๐Ÿ™๐Ÿ™

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah... Matur nuwun sudah tayang walaupun hari minggu dan idul adha.
    Sehat selalu ya bu Tien sayang ❤❤❤




    Reply

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah KC 17 sdh hadir
    semakin seru dan bikin penasaran lanjutan ceritanya.
    Terima kasih Bu Tien,semoga Ibu sehat wal'afiat dan bahagia selalu.
    Aamiin

    ReplyDelete
  18. Puji Tuhan, ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip bahkan minggupun tayang hanya gara2 Rabu yll absen.

    Rupanya rasa syukur tdk ada dihati Qila, suaminya sayang, mapan, tanggung jawan, malah dia yg neko2 .
    Semoga dgn peristiwa pemukulan Wahyudi, Wahyudi kembali kesadarannya.

    Monggo dilanjut, tambah penasaran lagi.
    Matur nuwun Berkah Dalem.

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah, ternyata tidak libur.. maturnuwun bu Tien๐Ÿ™

    ReplyDelete
  20. Manusang bu Tien ,Alhamdulillah KCku 17 sdh tayang

    ReplyDelete
  21. Matur nuwun bunda Tien...akhirnya tayang juga di hari minggu..selamat ๐Ÿ™

    ReplyDelete
  22. Alhamdulilah .. sudah tayang meskipun hr minggu dan Idul Adha..trimskasih bu Tien semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah mbak Tien, semalem g lihat blog, Sy kira prei...jebul ada maturnuwun, semoga hari Ahad ttp tayang mbak Tien sll sehat2 berkah menghibur orang banyak. Aamiin3x Ya Robbal Alamin ๐Ÿคฒ

    ReplyDelete
  24. Gara-gara pemukulan itulah Wahyudi akhirnya sembuh dari amnesia....#soktahusaya

    ReplyDelete
  25. Ya mungkin ada perubahan perilaku jadi bersikap waspada sambil hati rasanya kebakar jadi begitu ada tanda-tanda mulai membuntuti Qila.
    Wisnu emosi ternyata ini penyebabnya, maen pukul aja apalagi sampai nggak diberi kesempatan membela diri kepalanya lagi jadi sasaran, sampai mempur keluar darah lagi.
    Marno pun sempat menjelaskan maksud Wahyudi mau mengembalikan hapรฉ.
    Lha itu bisanรฉ kruntelan ya merga disrudhuk Qila dan Wahyudi berusaha melepaskan pelukan penuh minat, Qila yang nggak mau kesempatan terlewati
    berpelukan
    Dengan botol, bukan yang selama ini memeluk galon ih
    Bla rak tรชnan
    Hรฉh nulis mu piyรฉ kuwi รฅnรฅ blarakรฉ barang.
    Kan isih bisรฅ dijadikan menggepyok yรจn sadanรฉ diopรจni, berguna yow.
    Suaranรฉ yรจn nggo melatar dadi kenรฅ nggo tanda yรจn wis rรชrikat.
    biasa menyesal diakhir
    Semoga bisa terlewati semua dengan baek, Jadi ingat sewaktu sebelum ditemukan Tukiyo dia bawa uang dua puluh juta, yang harus dipertanggung jawabkan.
    Soal sarana transportasi yang ikut raib, biarlah nanti.
    Budiono ikut lega karena janji Wuri mau nikah bila mas Wahyudi sudah ditemukan.
    Apakah pak Kartiko ikutan menahan Wahyudi pergi, karena perkembangan kesembuhan pak Kartiko nampak setelah kedatangan pramugara Wahyudi dihanggar pak Kartiko, dan memberi rasa nyaman dan penuh harapan akan kesembuhan nya.


    Terimakasih Bu Tien,
    Kembang cantikku yang ke tujuh belas sudah tayang.
    Sehat-sehat selalu doaku,
    sejahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta
    ๐Ÿ™

    ReplyDelete
  26. Kasihan Wahyudi, tapi mudah2an jalan kesembuhan ingatannya ya.
    Makasih mba Tien .
    Salam sehat selalu. Aduhai

    ReplyDelete
  27. Semoga Wahyudi jadi sembuh ingatannya, mtrnwn mbak Tien

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah... Salam sehat bund

    ReplyDelete