Sunday, July 17, 2022

DALAM BENING MATAMU 55

DALAM BENING MATAMU  55
(Tien Kumalasari)
Ayud tertegun. Mengapa harus pindah rumah sakit? Apa sakitnya parah? Apa rumah sakit ini tidak bisa menangani?
"Tidak ada apa-apa bu, hanya suaminya yang ingin memindahkan ke rumah sakit lain." lanjut perawat jaga.
"Apakah ada alasannya mengapa harus pindah?"
"Kami kurang tau, dengar-dengar supaya dekat rumah, begitu."
Ayud keluar dari rumah sakit itu dengan kecewa. Ia tak mengerti sikap Aji. Kemarin dilihatnya seperti orang kebingungan, apakah memikirkan isterinya yang entah mengapa?
Tiba-tiba ponselnya berdering. Dari Dewi, Ayud segera mengangkatnya.
"Hallo mbak, ada apa?"
"Ma'af Ayud, aku mengganggu. Ini tentang Mirna."
"Oh ya mbak, Mirna kenapa?"
":Sejak kemarin Mirna bekerja di toko milikku." 
"Oh ya?"
"Tapi hari ini dia tidak datang. Aku khawatir karena kemarin suaminya menemuinya, tampaknya ada sesuatu. Barusan aku kerumahnya, tapi rumahnya kosong."
"mBak, tadi malam Mirna dibawa kerumah sakit. Oh ya, ini aku lagi dirumah sakit, maksudnya mau menemui Mirna dan melihat keadaannya, tapi kata pihak rumah sakit, suaminya telah memindahkannya ke rumah sakit lain."

 
"Tunggu... tunggu.. semalam dia bersama suaminya?" Kenapa? Ada apa?"
"Dia keguguran."
"Ayud, aku mau ke kantormu sekarang, ada banyak yang akan aku bicarakan, tentang Mirna. Mungkin kamu belum tau, aku akan mengatakan semuanya. Sekarang ini aku menghawatirkan dia."
"mBak, ini aku masih dirumah sakit. Gagal menemui Mirna karena katanya dipindahkan. Kita ketemuan dirumah sakit saja, saya tunggu di loby depan, bagaimana ?"
"Kamu dirumah sakit mana?"
"Yang di Jl. Kapt. Mulyadi mbak, saya tunggu didepan ya."
"Baik, aku meluncur kesitu."
***
Hari itu Raharjo terbang ke Jakarta. Putri dan Galang sudah menunggu sekian lama, untuk segera menyadarkan Adhit akan kesalahan langkahnya.
"Apakah tidak sebaiknya Adhit kita panggil saja kemari biar mendengar semuanya mas?" kata Putri ketika menunggu kedatangan Raharjo.
"Tidak dulu, Raharjo harus kita beri tau sebelum Galang mengetahuinya."
"Apakah Raharjo akan bersama Retno? Aku sengaja tidak mengundangnya, nggak enak kalau belum-belum Retno mengetahuinya."
"Raharjo bilang datang sendiri. So'al Retno biar dia sendiri nanti yang memberi tau."

 
Putri mengangguk. Tapi bagaimanapun ada perasaan tak enak ketika menjelang pertemuannya dengan Raharjo. Pembicaraan itu akan mengungkap kisah lama yang memalukan, dan menyakitkan. Tapi Galang selalu memberi semangat, agar Putri tabah.
"Bukankah kamu sudah bilang bahwa akan siap menghadapinya? Bagaimanapun hal ini harus terungkap, agar ringan langkah kita dalam mengayuh hidup ini, tidak terbebani oleh rahasia yang selama ini kita simpan rapat."
"Ya mas, aku tau."
Namun ketika kemudian Raharjo sudah ada dihadapan mereka, Putri memilih pergi kebelakang dengan alasan mempersiapkan hidangan. Galang yang bisa memalumi perasaan Putri membiarkannya.
"Ada apa mas? Sampai-sampai Adhit merasa sedih seperti itu. Nggak sampai hati aku melihatnya. Tampaknya dia sangat mencintai Dinda," kata Raharjo setelah berbasa basi sebentar. 
Putri keluar untuk menghidangkan minuman dan makanan kecil, 
"Silahkan diminum dan dimakan, aku akan menyelesaikan pekerjaan didapur dulu," kata Putri setelah meletakkan hidangannya.
"Mengapa tidak duduk bersama kita?" kata Raharjo.
"Tidak, kita berbicara saja sendiri, dia masih punya pekerjaan dibelakang."
Raharjo mengangguk, tapi perasaannya mulai tak enak.Apakah Galang tak ingin Putri menemuinya ketika tak ada Retno diantara mereka? Bukankah berpuluh tahun lewat dan semua perasaan tak enak diantara mereka telah mencair dan menjadi sebuah persaudaraan yang erat?
"Baiklah, silahkan diminum dan dinikmati hidangan dari kami, sambil kita bicara," kata Galang sambil mendahului meraih cawan berisi teh hangat yang dihidangkan isterinya. Raharjo mengikutinya, mengambil cawan dan menghirupnya dengan nikmat. Aroma teh Solo masih terasa di keluarga ini. Raharjo sangat menikmatinya karena dia juga berasal dari Solo. Ada harum dan sedikit sepat yang terasa berbeda dengan teh dari kota lain.
"Serasa lagi nge teh di Solo." gumamnya seraya meletakkan cawannya.
"Iya dong, isteriku kan putri Solo. dia selalu minta kiriman teh dari ibunya, teh yang khas Solo."
"Retno kan juga orang Solo, tapi dia sudah  nggak begitu perduli akan rasa teh. Dan seringnya juga kami ngopi."
"Kopi yang sehat itu tanpa gula."
"Benar mas."
Galang terdiam sejenak, dia sedang merangkai kata-kata yang tepat untuk mengurai semua kejadian yang membuat Adhit terlahir didunia.
"Mas, tadi kita bicara tentang Adhit. Dan memang untuk itu kan aku datang kemari?" akhirnya Raharjo membuka percakapan tentang Adhit lagi.

 
"Ya Jo, ada rahasia besar yang selama ini kami simpan rapat-rapat."
"Rahasia apa itu mas?"
Galang menghela nafas dan menghembuskannya perlahan, seakan ingin memuntahkan semua ganjalan yang ada didalam dadanya, namun alangkah susahnya.
 "Jo.. bukan rahasia lagi bahwa dulu diantara kamu dan Putri pernah ada... mm.. hubungan cinta.." kata Galang pelan. Ia menyandarkan tubuhnya ketempat duduknya.
Raharjo terkejut, mengapa Galang tiba-tiba mengungkap cerita lama itu lagi? Ada sesuatu yang melintas dibenaknya, seperti kilat, kemudian lenyap. Apa hubungannya dengan Adhit?
"Mengapa mas Galang mengatakan itu?"
"Kamu ingat, ketika hujan deras, sepulang dari latihan menari.. lalu kelian bernaung disebuah warung kosong..." Galang tiba-tiba bisa berucap dengan lancar. Putri sudah menceritakan semuanya tentang hubungannya dulu dengan Teguh atau Raharjo, tak ada yang ditutupi. Dan ucapan itu membuat Raharjo seperti terbang keawang awang, lalu jatuh terjerembab ketanah yang berbatu. Peristiwa itu, mengapa Galang mengetahuinya? Lalu....
"Lalu peristiwa itu terjadi.. seperti mimpi buruk.. ketika sepasang anak muda dalam kegelapan, kedinginan.. dan ...."
"Hentikan mas, untuk apa mas Galang mengatakan semua itu?" suara Raharjo meninggi, ada nada mara, tersinggung dan itu seperti berpuluh palu godam memukul kepalanya. Galang ingin mempermalukannya, itu yang dirasakan Raharjo.
"Jo, aku tau karena Putri menceritakan semuanya. Tak ada yang dia tutupi."
"Tapi untuk apa mas Galang mengatakan semua itu? Kalau tau hanya akan dipermalukan lebih baik aku tidak datang kemari."
"Jo, dengar Jo, jangan merasa tersinggung atau marah, dengar dulu, peristiwa sa'at hujan itu menebarkan sebutih benih dirahim Putri."
Sekarang Raharjo benar-benar merasa, kejatuhannya dari awang membuat batu-batu runcing menusuk seluruh kulit kepalanya, membuatnya berdarah darah, sampai ke hatinya. 
"Mas...." gemetar suara Raharjo. Lalu terbayanglah peristiwa sa'at hujan deras, dirinya dan Putri bernaung disebuah warung kosong, lalu mereka kedinginan, lalu setan-setan mengipasi hati mereka, lalu membuat darah mereka mendidih, lalu mereka lupa segalanya.
"Dan benih itu tumbuh subur, lalu lahirlah seorang bayi yang kemudian menjadi anakku.."
"Adhit ? Adhitama ?" suara itu lirih.. hampir tak terdengar, lalu butir-butir air air bening bergulir dari sepasang mata Raharjo. Kedua tangannya menutupi mukanya lalu terdengar isak lirih yang memilukan. Dan tanpa diduga, Raharjo turun dari kursinya, mendekti Galang lalu bersimpuh dihadapannya, merangkul lututnya erat.Galang tentu saja terkejut.

 
"Jo, jangan begini Jo, sudahlah Jo, aku bukan ingin membuka aib kamu, ini untuk menunjukkan ke kamu, mengapa aku melarang Adhit mencintai Dinda. Jo, ayolah berdiri, jangan begini Jo," kata Galang sambil berusaha mengangkat tubuh Raharjo.
Raharjo bangkit, mengusap air matanya yang masih bercucuran. Galang meraih tissue dan mengulurkannya pada Raharjo.
"Jo, tak ada yang perlu ditangisi, semuanya sudah terjadi," kata Galang sambil menarik tubuh Raharjo agar duduk disampingnya.
"Hal ini akan tetap menjadi rahasia, kalau saja Adhit tidak memaksakan kehendak akan memperisteri Dinda. Ini kehendak Yang Maha Kuasa Jo. Rahasia yang aku simpan puluhan tahun memang sudah seharusnya terbuka. Kamu harus tau siapa darah dagingmu."
"Ma'afkan aku mas, ma'afkan aku," masih gemetar suara Raharjo ketika mengucapkan itu.
"Tak ada yang perlu dima'afkan. Aku sudah mema'afkan kamu sejak Putri menjadi isteriku. Toh kemudian kita menjadi saudara, dan sekarang kita sudah berbesan. Dan kita hampir mempunyai cucu Jo, ini membahagiakan." kata Galang menghibur besannya. Membesarkan hatinya.
"Ya Tuhan.... ya Tuhan... berpuluh tahun berlalu, aku tak menyadari.." keluh Raharjo ber kali-kali.
"Jo, sudahlah, sekarang apa yang kamu inginkan? Kita panggil Adhit sekarang?"
Menunggu beberapa sa'at lamanya sampai Raharjo bisa menguasai dirinya.
"Kamu ingin memanggil Adhit sekarang? Mengatakan siapa sesungguhnya dirinya?"
"Akan aku minta supaya besok pagi dia kemari," akhirnya kata Raharjo.
***
Ayud terkejut mendengar cerita Dewi tentang Mirna. Kasihan mendengar nasibnya. 
"Dulu aku sama mas Adhit ingin mengingatkan dia ketika melihat Aji sering menjemputnya, tapi Mirna bilang tak ada hubungan apa-apa. Bahkan ketika mau menikah, dia resign dari perusahaan, juga tak mengatakan kalau mau menikah. Katanya ikut bapaknya yang pindah keluar kota," kata Ayud panjang lebar.
"Kemarin itu Mirna yang ketemu Aji membawanya kerumahku. Sudah aku muntahkan semua isi hatiku dan kekesalanku sama dia. Lalu dia memaksa ingin bertemu Mirna, aku melarangnya. Hampir dua bulan Mirna ditelantarkan, rumah yang diakuinya sebagai rumahnya sendiri ternyata rumah kontrakan yang sudah sa'atnya dibayar tapi belum juga dibayarnya."
"Lalu Mirna dan bapaknya pergi mengontrak rumah sendiri?"
"Aku kebetulan ketemu, baru tau kalau dia isterinya Aji. Aku membantunya membawa barang-brangnya, lalu aku memberinya pekerjaan di toko. Lha baru sehari itu dia kok nggak datang lagi, aku curiga karena kemarinnya Aji memaksa ingin bertemu. Rupanya Aji benar-benar menemuinya, entah untuk apa. Dan bagaimana Mirna bia keguguran? Ada apa sebenarnya?"
"mBak, sebaiknya kita mencari Mirna di rumah sakit lain. Pasti ada salah satu rumah sakit dimana kita bisa menemuinya."
"Ini pasti ada apa-apa, mengapa Mirna dipindahkan dari rumah sakit ini. Apa mungkin setelah bertemu dengan kamu, lalu ia menghawatirkan sesuatu ya?"
"Mungkin mbak, sikapnya juga aneh, tampaknya dia sedih memikirkan isterinya."
"Nggak mungkin Yud, dia itu nggak perduli sama Mirna. Kalau dia merasa khawatir, pasti karena ada sesuatu yang membutuhkan pertolongan Mirna."
"Baiklah, ayo kita coba cari ke rumah sakit lain mbak."
"Kalau ada Adhit pasti dia bisa membantu."
"Akan aku coba menelpon dia mbak, sekalian menanyakan kabar dia."
Lalu Ayud mencoba memutar nomor telephone Adhit. Tapi ternyata Adhit sedang berbicara dengan seseorang.
"Dia lagi menelpon, nggak tau sama siapa, ak akan kirim berita lewat WA saja," kata Ayud yang kemudian menulis berita untuk Adhit.

 
"Mudah-mudahan setelah membaca dia akan menghubungi kita."
Dan memang sa'at itu Adhit sedang berbicara dengan ayahnya.
"Datanglah ke Jakarta besok,om Raharjo menunggu dirumah," kata Galang.
"Baiklah, Adhit akan ke Jakarta, kalau bisa siang ini juga," jawab Galang bersemangat. Ada harapan yang membuat hatinya berbunga bunga, karena Raharjo sudah bicara, dan ada harapan yang akan membahagiakannya. Semoga. Bisik batinnya.. Lalu wajah cantik dengan mata bening itu melintas diangannya, membuatnya rindu. Sudah lama tak ketemu Dinda, sebelum berangkat nanti Adhit bermaksud menemuinya.
Tapi tiba-tiba terbaca olehnya WA dari Ayud.
"MAS TOLONG HUBUNGI KAMI, ADA SESUATU TERJADI DENGAN MIRNA. MBAK DEWI BUTUH PERTOLONGAN MAS ADHIT. HUBUNGI KAMI."
Adhit terkejut. Mana yang harus didahulukan? Tapi sepertinya ada hal menghawatirkan tentang Mirna, Butuh pertolongannya? Segawat apakah? Memang sih Mirna bukan apa-apanya, hanya bekas sekretarisnya, tapi kalau Dewi dan Ayud sangat mengharapkan pertolongannya.... aduhai, apa yang harus dilakukan?
*** 
besok lagi ya

27 comments:

  1. Kok Ini ya Bund? Dalam Bening Matamu bukannya sudah 2020??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh, inggih yang hilang to.. Terimakasih konfirmasinya bund

      Delete
  2. mungkin besok ada terusan cerita ya bund

    ReplyDelete
  3. Terima kasih, bu Tien...ini episode yg lompat waktu itu sudah dilengkapi, jadi ceritanya runtut.πŸ‘πŸ‘πŸ˜€

    ReplyDelete
  4. Mksih bunda..tpi knp judulnya beda y..biasanya minggu bunda sk libur

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena tadi ada yang sedang menyiapkan "editing" DBM, ternyata veps 50 & 51 tgl tayang dan isinya sama, dan episode 55 tidak ada, padahal bagi yang rajin mengikuti saat penayangan, (tidak buka setelah bulan Nopember 2019) ada komplit kok. Jadi hari ini bu Tien mengganti isi Episode 51 yang double (nggak tahu ulah siapa) dan menghilangkan episode 55, maka berkat bantuan sahabat yang setia mengkoleksi cerbung bu saat tayang dan "save" di komputer pribadinya, maka terbukti bahwa sebenarnya dari awal trayang DBM sd eps 90 (TAMAT) DBM itu kumplit.

      Delete
    2. Betul DBM lengkap DBM eps 55 sdh tayang 27 November 2019
      apkh di blog ada yg jailin

      Delete
  5. Alhamdulillah, mtr nuwun bunda Tien . . cerbung lama dilanjutkan ya bun . . Bsk KC lagi ya bun . .

    ReplyDelete
  6. Nggak ada penjelasamnya
    Bingung...???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga tulisan saya diatas, yang bingung jadi senyum, karena sdh di lengkapi lagi oleh bu Tien, atas bantuan teman setia yang sejak Nopember 2018 (Sepenggal Kisah) dajin menyimpan / mengaersipkan pribadi di komputernya.

      Delete
  7. Judul baru kah..., Yg nunggu terusnya

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah
    Judul kok beda ya , πŸ™πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan beda neng, tapi ini mengisi lagi Dalam Bening Matamu 55 yang gak tahu ulah siapa, kok ilang dari arsip dan juga mengganti eps 51 yang tgl tayang dan isinya sama dengan DBM episode 50

      Delete
  9. Minggu biasanya libur bunda Tien nya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang beliau sedang istirahat pada saat saya telepon tadi sore.

      Delete
  10. Dalam bening matamu pernah baca sih Bu Tien tp aku kok lupa ya ceritanya.....jadi agak bingung hehehe

    ReplyDelete
  11. Mbingungi koq ganti cerito tanpa konfirmasi. Yang gak pernah tahu ada cerbung itu rak yo ndlahom tho... Karena hanya penonton yo manut waelah opo karepe sing nduwe gawe...

    ReplyDelete
  12. Bu Tien salah posting kok lo jadi bingung...biasa libur bu Tien

    ReplyDelete
  13. Dibawah Bening Matamu 90 episode, dishare sejak tgl 16 Sept 2019 sd. 19 Jan 2020.

    Episode 55 sekitar nop 2019 - des 2019...

    ReplyDelete
  14. Pembaca sabar ya....Bu Tien salah posting

    ReplyDelete
  15. Kembang Cantikku 24 kok nggak nongol2 yaaa

    ReplyDelete