MELANI KEKASIHKU 25
(Tien Kumalasari)
Abi terkejut. Mendengar bahwa dirumah Andra ada ayahnya yang sedang menunggu, bukannya Melani senang tapi justru seperti orang ketakutan.
“Tolong, berhentilah..” pintanya memelas.
“Melani ? Kenapa ?” tanya Andra.
“Ada apa Melani?” tanya Abi sambil menoleh ke belakang.
Sasa yang duduk di sebelah Melani memegang tangannya, dan merasa bahwa tangan Melani berkeringat.
“Melani, kamu baik-baik saja ?”
“Aku mau turun, Tolong berhentilah,” Melani terus saja merintih, seperti orang ketakutan.
Sasa merangkulnya.
“Kenapa Melan? Kamu akan bertemu ayah kamu.”
“Tidaaaak.. dia pembohong.. tidaaak... tolong turunkan aku.. aku mau turun.. tolong mas Andra, hentikaan.”
Sasa memeluk Melani erat-erat. Tampaknya ada luka trauma dihati Melani.
“Melani, kali ini bude tidak bohong. Percayalah... ayahmu benar-benar datang ke rumah bude Maruti.”
Sasa baru teringat, Melani mengikuti Boni karena awalnya diiming-imingi bahwa ada ayahnya yang sedang menunggu, yang akhirnya membuat dia hampir mengalami celaka. Sekarang, berita tentang adanya ayahnya membuatnya teringat kejadian siang tadi. Melani meronta dari pelukan Sasa.
“Lepaskaaan, aku mau turun, tolong berhentilah,” rintihnya terus menerus.
Ia berusaha membuka pintu mobil, yang tentu saja tidak berhasil.
“Melani, dengar, apakah kamu pernah melihat ayah kamu?” tanya Andra sambil menatap Melani dari kaca spion mobilnya.
“Tidaaaak, itu tidak ada... itu hanya bohong.. lepaskan aku dan biarkan aku turun,”
“Melan, tenanglah. Kamu pernah melihat album yang ada dirumah bude Maruti kan? Kamu melihat foto ayah kamu dan ibu kamu ketika menikah. Ingat?”
Melani terdiam, ia tampak mengingat-ingat.
“Ayahku ganteng sekali...” desisnya perlahan, tapi ia tidak lagi meronta.
“Yang pembohong itu Boni. Penjahat yang sudah ditangkap polisi. Ya kan? Tapi masa sih kamu tidak percaya sama bude Maruti?”
Melani masih terdiam.
“Bude Maruti tidak akan bohong sama kamu, Melan,” kata Sasa lembut. Harapan akan berhasil menenangkan Melani kemudian timbul, ketika Melani tampak lebih tenang. Ia mengelus punggung Melani.
“Kamu rindu sama ayah bukan ?” tanya Sasa lembut.
Melani teringat gambar pengantin ayah ibunya lagi. Terbayang sepasang pengantin yang cantik dan ganteng. Mereka orang tuanya. Alangkah dia merindukannya. Lalu tiba-tiba air mata itu menetes, mengaliri pipinya.
“Kamu akan segera bertemu ayah kamu Melan. Benar-benar ayahmu, bukan seperti yang dikatakan penjahat itu. Beliau benar-benar ada dan sedang menunggu kamu,” lanjut Sasa.
“Melan, kalau nanti ternyata dia orang yang membohongi kamu, biar aku hajar dia,” sambung Abi sambil menoleh ke belakang. Melani menatap mata teduh yang tampak di wajah lelaki tampan itu. Wajah tampan yang sedikit lebam. Tapi masih kelihatan tampan kok. Sejenak Melani tertegun. Luka dan lebam itu karena membelanya, dan apabila nanti dia dibohongi, si tampan ini akan melindunginya. Senyum tipis membersit di bibir Melani.
“Kamu percaya sama aku bukan? Dan bukan hanya aku, Andra juga pasti akan membela kamu. Ya kan Ndra?”
“Pasti lah Bi, adikku hanya dia, apapun akan aku lakukan untuk melindungi dia,” kata Andra sambil mempercepat laju mobilnya.
“Waah, hebatnya Melani, ada dua cowok ganteng yang siap membelanya lho,” seru Sasa sambil merangkul pundak Melani.
“Membela kamu sampai titik darah penghabisan,” sambung Abi yang lupa bahwa dia babak belur karena dikerjain penjahat bernama Boni itu.
Senyum Melani melebar, ketika sii ganteng menoleh lagi ke belakang. Rupanya dia juga berpikir, bahwa karena membelanya maka wajahnya menjadi luka lebam di beberapa tempat.
“Kamu percaya kan? Kamu akan baik-baik saja, karena kami siap membela kamu,” sambung Andra yang mulai merasa tenang melihat Melani tidak lagi meronta-ronta dari kaca spionnya.
“Kita hampir sampai. Siapkan senyuman paling manis untuk ayah,” kata Abi yang lagi-lagi menoleh kebelakang, dan setiap menoleh itu ia mendapatkan senyuman yang menurutnya teramat manis.
“Melani kekasihku,” bisik hati Abi.
Mobil Andra sudah memasuki halaman rumahnya. Di teras, mereka melihat tiga orang menyambutnya.
Melani meremas tangan Sasa. Masih ada keraguan. Jangan-jangan ada laki-laki bertato dan berwajah seram, yang akan menjanjikan ketemu ayahnya lagi disuatu tempat.
Sasa balas meremas tangan Melani.
“Tataplah laki-laki tinggi besar itu,” bisik Sasa.
“Lihat, dia masih setampan dulu,” seru Andra lagi yang kemudian turun, dan membukakan pintu untuk Melani.
“Melan, turun dan peluk ayah kamu,” bisik Andra.
Melani terus menatap laki-laki gagah itu dari dalam mobil. Benar, dia ganteng.
“Itukah ayahku ?” bisiknya.
“Tentu saja. Yang satu itu pakde Panji, satunya bude Maruti, satunya lagi om Anggoro, ayah kamu. Aku merasa pasti karena sudah sering melihat fotonya. Bukankah kamu juga pernah? Ayo turun,” kata Andra sambil menarik tangan Melani pelan.
Melani turun. Keringat dingin masih membasahi telapak tangannya. Gemuruh didadanya ketika melihat laki-laki gagah yang turun dari tangga teras.
Andra menuntun Melani mendekati Anggoro, yang membuka tangannya lebar-lebar ketika melihat Melani digandeng Andra. Ia siap memeluknya.
“Apakah kamu ayahku?” bisik Melani pelan.
“Akulah ayahmu nak, aku merindukanmu..” suara Anggoro bergetar menahan tangis, lalu didekapnya Melani yang sudah berada didepannya.
“Panggil aku bapak,” kata Anggoro dalam isaknya.
“Bapak...” Melani mendekap ayahnya dan menyandarkan kepalanya didada bidangnya, menangis sesenggukan disana.
Maruti mengusap air matanya melihat adegan itu. Seandainya Anindita sudah diketemukan, kebahagiaan itu akan lengkap dan sempurna.
***
Hari sudah gelap, simbok dengan gelisah menunggu Melani. Biarpun Abi sudah menelponnya, tapi bukankah kalau Melani diusung ketempat budenya maka akan mengajak simbok serta? Mengapa Melani tidak mengatakan apa-apa? Apakah Melani sudah benar-benar tega meninggalkannya?
Simbok duduk diteras, sambil menatap cuaca diluar rumah yang sudah gelap. Alangkah sepi malamnya, tanpa Melani disisinya. Air matanya tak berhenti menetes. Ia sudah setengah yakin kalau akhirnya Melani akan tega terhadap dirinya. Tega meninggalkannya seorang diri,
Simbok berkali-kali mengusap air matanya.
“Aku hanya memiliki kamu Melani, tanpa kamu, apalah artinya hidup simbok ini,” bisiknya pelan.
Ia hampir masuk kedalam rumah dan menumpahkan segala kesedihannya di dalam kamarnya, ketika sebuah mobil masuk ke halaman kecilnya. Mata simbok menyipit. Ia sangat mengenal mobil itu karena beberapa kali datang ke sana. Simbok berdiri, bukan Andra yang datang seperti dugaannya, tapi Abi. Bukankah itu mobil Andra?
“mBok...” sapa Abi yang kemudian memeluk simbok.
“Kenapa mas Abi datang kemari? Aduh.. mengapa wajah mas Abi ? Kenapa itu mas?” tanya simbok ketika menatap Abi.
“Oh, ini mbok, aku habis jatuh tadi pagi.”
“Ya ampun, jatuh bagaimana? Dan kenapa?”
“Tidak apa-apa mbok, tersandung batu. Tidak apa-apa, hanya sedikit memar.”
“Ya ampun, sampai segitunya...” kata simbok sambil terus menatap Abi.
“Simbok nih, dibilang nggak apa-apa kok.”
“Mas Abi ketemu Melan tidak?” akhirnya tanya simbok setelah Abi bilang tidak apa-apa.
“Tentu saja mbok, aku datang kemari karena Melan yang menyuruhnya.”
“Melan yang menyuruhnya? Kemana dia? Simbok menelponnya berkali-kali tapi dia tidak mengangkatnya. Sudah sejak sore tadi,” keluh simbok.
“Tentu saja mbok, ponsel Melani ketinggalan di toko.”
“Ooh.. anak itu...” omel simbok pelan. Tapi dia masih penasaran karena Melani hanya menyuruh Abi, bukan dia sendiri yang datang.
“Memangnya mana Melani? Mengapa tidak pulang?”
“mBok, aku boleh minta minum nggak. Haus nih..” kata Abi yang kemudian duduk di teras.
“Tentu saja mas, tapi Melani baik-baik saja kan?”
“Iya, Melani baik-baik saja. Sangat baik malahan.”
“Oh, syukurlah. Simbok buatkan minum dulu ya,” kata simbok sambil berlalu.
Abi mengelus wajahnya yang sebenarnya terasa semakin nyeri. Ia lupa tidak minum obat yang tadi diberikan dari rumah sakit. Tapi ia harus menyembunyikannya dari simbok.
“Ini mas, teh hangat..” kata simbok sambil meletakkan gelas di meja. Abi langsung meminumnya. Karena heboh di rumah Andra tadi, Abi tidak sempat meneguk minuman yang disuguhkan.
“Mas Abi kelihatan capek..”
“Nggak apa-apa mbok. Begini, aku datang kemari untuk menjemput simbok.”
“Lhoh, menjemput bagaimana?”
“Tante Maruti menyuruh Melani menginap disana, tapi Melani minta agar simbok juga ada disana. Sekarang simbok bersiap ya.”
“Waduh, anak itu, mengapa tiba-tiba? Simbok sudah menggoreng lele dan sambal terasi pesanan Melani.”
“Dibawa saja mbok, pasti Melani senang.”
“Kan cuma sedikit mas, malu simbok.”
“Tidak apa-apa mbok, pasti ada lauk lainnya disana. Ayo cepatlah mbok, kasihan Melani kelamaan menunggu.”
“Aduuh, bagaimana ini. Ya sudah, simbok bersiap-siap dulu, nanti mampir di warung ujung itu ya mas, lelenya harus ditambah, simbok malu, cuma empat biji.”
“Ya sudah, terserah simbok saja,” kata Abi sambil tersenyum.
***
Ada kegembiraan ketika keluarga Panji menjamu makan malam adik iparnya. Biarpun Anindita belum diketemukan, tapi pertemuan itu sedikit mengobati kegelisahan mereka. Simbok yang dipaksa ikut makan semeja bersama mereka, sangat senang ketika melihat Melani sudah bertemu ayahnya.
“Ayo mbok, makan yang banyak, jangan sungkan,” kata Maruti.
“Iya mbok, jangan sungkan,” kata Anggoro menimpali.
“Tentu saja simbok sungkan, baru kali ini simbok makan semeja dengan orang-orang terhormat,” kata simbok sambil menyuap pelan nasinya.
“Orang-orang terhormat itu seperti apa mbok? Kita ini kan keluarga sendiri. Anaknya simbok ternyata adalah keponakanku, lalu bapaknya Melani juga menjadi keluarganya simbok dong. Iya kan Anggoro?”
“Iya mbak, simbok ini tetap keluargaku. Aku harus berterimakasih karena simbok telah menyayangi Melani seperti anak kandungnya.”
“Saya sangat mencintai Melani, lebih dari segalanya, itu sebabnya saya takut kalau sampai Melani jauh-jauh dari saya.”
“Simbok akan selalu bersama Melani. Simbok tahu tidak, kamar yang tadi aku tunjukkan? Sudah siap untuk simbok dan Melani. Simbok senang tidak?” kata Maruti.
“Senang sekali dan sangat berterimakasih bu, simbok biasanya tidur di kamar sederhana, sekarang disiapkan kamar yang begitu bagus.”
“Ini juga rumah simbok, jadi simbok jangan sungkan. Kamar itu kami buat sebegitu rupa, supaya simbok dan Melani kerasan tinggal disini,” sambung Panji.
“Tapi saya juga sangat prihatin melihat nak Abi, sampai luka parah begitu demi Melani,” kata Anggoro sambil menatap Abi. Abi tersipu.
“Hanya kebetulan saja saya jatuh om,” jawab Abi sambil mengedipkan sebelah matanya, dan memberi isyarat agar simbok tidak tahu apa yang terjadi. Ia melihat simbok menatapnya agak heran.
“Jadi mas Abi jatuh gara-gara Melani?” tukas simbok.
“Gara-gara mau menolong Melani yang hampir jatuh, malah saya yang jatuh, tapi tidak apa-apa kok,” kata Abi yang begitu cepat menemukan akal untuk mengelabui simbok.
“Nak Abi ini laki-laki yang baik, bagaimana kalau aku ambil menantu saja mbak?” tiba-tiba kata Anggoro, sambil menatap Maruti.
Abi dan Melani tersedak, hampir bersamaan, membuat semuanya tertawa.
“Ini kok tersedak kompak banget,” kata Andra.
***
Santi mondar mandir dirumahnya. Tak ada siapa-siapa dirumah itu kecuali dirinya. Untunglah sebelum pergi Boni memanggil pembantu yang disuruhnya membereskan rumahnya yang berantakan. Belum diganti semua barang yang pecah berantakan, karena tangannya sakit, dan ada satu luka yang lebih parah jadi dia belum pergi kemana-mana. Ia tahu suaminya belum akan pulang, jadi ia tidak harus tergesa mengganti barang-barang yang pecah berantakan. Ia menolak ketika Boni akan membawanya ke rumah sakit. Ia tahu obat apa yang harus diminumnya, tapi hanya yang ada di kotak obatnya. Ia merasa lebih enak, tapi ia kesal memikirkan Boni yang belum memberinya kabar.
“Mengapa ya Boni tidak memberi kabar setelah dia aku telpon tadi? Mungkinkah masih di perjalanan? Pastinya dia tidak naik pesawat seperti yang aku pesan tadi, kalau dia tak ingin celaka. Kalau perjalanan darat, mungkin belum sampai Jakarta. Tapi aku kesal mengapa Boni membawa gadis itu. Pasti akan membuat masalah saja. Dasar bandit mata keranjang, Ditelpon dari tadi juga nggak diangkat. Apa dia sibuk mengerjai gadis itu ?” Santi mengomel panjang pendek.
Santi menuju ke meja ruang tengah untuk makan malam. Baru saja makanan itu datang. Sejak seharian dia memesan makanan dari layanan online.
“Kalau sehabis makan ini dia belum menelpon juga, aku akan menelponnya lagi,” katanya sambil membuka bungkusan makanannya.
Tapi belum sampai dia menyuap makanan itu, sebuah ketukan terdengar. Ketukan itu sangat keras, membuatnya kesal. Ia enggan membukanya, tapi ketukan itu terdengar bertalu-talu dan semakin keras. Santi bangkit dengan perasaan kesal. Tapi begitu membuka pintu, Santi terkejut melihat dua orang polisi berdiri didepannya.
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah
ReplyDeleteMelani ...jangan takuut
DeleteAlhamdulillah..
DeleteAlmadulillah tongkat estafet dari Bojonegoro pindah lagi ke sprinter lama dari Ngayogjakarto Hadiningrat. Selamat jeng Iin.... Anda pantas jadi jauara 1......
DeleteBagaimana mbah Wi, mas Ngatno, pa Wignyo, nggak ikutan balapan ????
Saya jadi komentatornya saja.
Matur nuwun bu Tien eMKa_25 sampun tayang. Selamat malam dan....... salam ADUHAI dari mBandung....
Terima kasih
ReplyDeleteHaiii
ReplyDeleteMasih sepiii
ReplyDeleteMekso kalah aku, balapane...hiks hiks
ReplyDeleteAlhamdulillah MK25 sudah tayang ...salam aduhai mb Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah MK25 telah tayang tks bu Tien, sehat n bahagia selalu.
ReplyDeleteUR.T411653L
Alhamdulillah ... terimakasih bu tien, semoga sehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah ,telah hadir MK 25 , penasaran bagaimana kelanjutannya , terimakasih bunda sayang ,salam kangen dari Jakarta
ReplyDeleteSelamat menikmati Kekasihku Melani....
ReplyDeleteKesuwun b Tien...
Salam sehat penuh semangat dari Rewwin...🌿
Terima kasih MK nya Mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat dari Purwodadi Grobogan.
Asyiiikkk MK 25 sfh tayang gadik
ReplyDeleteTrmksh mb Tien smg sehat sll
Salam sehat ADUHAI SELALU
Alhamdulillah... gasik lagi ini.
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien
Sg.dalu, sg istirahay
Salam ADUHAI
Alhamdulillah
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman, Wirasaba,
ADUHAI.....👍
Delete𝐑𝐚𝐬𝐚𝐢𝐧 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐒𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐝𝐢 𝐣𝐞𝐦𝐩𝐮𝐭 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐩𝐨𝐥𝐢𝐬𝐢 ...𝐩𝐞𝐧𝐣𝐚𝐫𝐚 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐤𝐞𝐝𝐮𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐠𝐞𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐡𝐮𝐧𝐢 𝐥𝐚𝐠𝐢.
Delete𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩𝐧𝐲𝐚 𝐒𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐁𝐨𝐧𝐢 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩 𝐝𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐀𝐧𝐢𝐧𝐝𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐝𝐚.
𝐌𝐨𝐧𝐠𝐠𝐨 𝐛𝐮 𝐁𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 𝐝𝐢 𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐁𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚...𝐀𝐚𝐦𝐢𝐢𝐧 𝐘𝐑𝐀🙏🙏🙏👍👍👍
Presensi..
DeleteSalam Sejahtera bu Tien...🙏🙏
Bisa betnafas dg lega... akhirnya... mdh²an Anindita sgera ketemu... sehat² Mbu Tien dan keluarga...
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh tayang
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien
Semoga sehat selalu, dengan kebaikan bercerita untuk menyenangkan pembaca
Sukses selalu 🙏
Alhamdulillah MK~25 sudah hadir... maturnuwun dan salam aduhai kagem bu Tien..🙏
ReplyDeleteHoreee...Santi sinting ditangkap polisi.... Rasain lu, hotel prodeo memang tempat favoritmu.
ReplyDeleteTinggal menunggu Dita, bagaimana ya nasibnya???
Salam sehat mbak Tien yang selalu ADUHAI.
Alhamdulillah ... Matur nuwun Mb Tien
ReplyDeleteJazaakillah khoiron katsiiron
Alhamdulillah Melani udah ketemu Anggoro
ReplyDeleteTp smpt terharu juga seh krn Melani msh trauma ingat perlakuan Boni
Untung ada Sasa yg selalu meyakinkan Melani
Nah inilah yg bikin lega hati Santi di tangkap polisi
Penasaran deh bgmn kelanjutan nya
Sabar deh pokoknya
Mksh bunda Tien...sehat selalu doaku
ADUHAI...ADUHAI...ADUHAI
Horeee...horeee...horeee
ADUHAI HOREEEE JENG MAIMUN
DeleteTerima kasih Bu Tien MKnya semakin seru......
ReplyDeleteDeg2an uey bacanya.... alhamdulillah akhirnya semua bahagia. Salam sehat kagem bunda Tien.... aduhai Melani psti jadian deeh sama mas Abi
ReplyDeleteWah santi kena batunya. Terima kasih bu tien. Salam sehat
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien
Salam sehat dan sukses selalu
Aduhai …. Cerita yang bagus ..🙏
Trimakasih mbak Tien MK25nya...
ReplyDeleteDuuh ada yg bahagia..😊
Ada yg tersedak..ehem ehem..☺
Ada yg kaget mau digiring polisi 👍
Aduhaii bangeet...
Besok lagiii...eh senin..🙂
Salam sehat dan aduhaihai mbak Tien..🙏😘🌹
Melani kekasihku 25udah hadir..
ReplyDeleteTrims Bu Tien udah menghibur....sehat2 terus Bu Tien..,
Salam dari jogja
Eh ternyata MK 25 sudah hadir dr tadi. Matur nuwun Bu Tien semoga sehat selalu, dan selalu bahagia bersama keluarga tercinta.
ReplyDeleteAlhamdulillah MK 25 tayang, maturnuwun Bu Tien 🙏, semoga sehat selalu beserta keluarga, semangat dan ADUHAI selalu
ReplyDeleteTerims kasih bu tien, smg bu tien sekeluarga sll sehat..salam aduhai dari pondok gede
ReplyDeleteMatur tengkiu seri 24 sdh hadir .. Aduhai ..
ReplyDeleteSami2 pak Pri
Deletesanti tertangkal
ReplyDeleteboni tertangkap
smg boni bs menginformasikan keberadaan anindita.. hidup atau mati😭
smg sasha bs menerima kenyataan bhw ibunyalah dalang dr semua tragedi di keluarga Anindita
trmksh mb tien utk mk 25 nys
slm seroja utk mb tien dan para pctk.. slmt weekend. smphr senin yad🤗
Salam seroja jeng Sapti
DeleteAlhamdulillah melegalkan hati pembaca, terima kasih banyak mbak Tien
ReplyDeleteSami2 ibu Ninik
DeleteMatur nuwun Bunda untuk MELANI 25
ReplyDeleteSalam buat Bunda , semoga selalu sehat dan bahagia.
Aamiin
DeleteMatur nuwun mas Bambang
Alhamdulillah,,sdh hadir Melani kekasihku bisik Abi,,,
ReplyDeleteAkankah berakhir,,,??
Matur nuwun bu Tien 🙏
Salam sehat wal'afiat bu Tien 🙏
Salam sehat Mbh put
DeleteAlhamdulillah melani udah ketemu bapaknya, dan sukurin santi gila ditangkap polisi
ReplyDeleteSalam ADUHAI...
Salam ADUHAI ibu Nanung
DeleteAlhamdulillah....asyiik malam minggu sambil menikmati MK 25,syukurlah Santi ditangkap, semoga Anindita segera diketemukan sehingga lengkaplah orang tuanya Melati.. Aduhai senangnya,mksh bu Tien ceritanya selalu menarik.
ReplyDeleteSami2 ibu Komariyah
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien 🙏🙏🙏
Alhamdulillah....
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien. MK 25 sudah hadir dan semakin membuat penasaran.
ReplyDeleteSehat selalu nggih Bu 🙏😊
Salam ADUHAI dari Semarang
Salam ADUHAI ibu Yacinta
DeleteMatur nuwun... Sehat selalu mbak tien Ceritanya melegakan dan semakin Aduhai
ReplyDeleteADUHAI ibu Nanik
DeleteMatur nuwun bunda Tien atas hadirnya MK25 telah hadir.
ReplyDeleteSalam ADUHAI njih bun.
Salam ADUHAI ibu Padmasari
ReplyDeleteAlhamdulillah,Bahagia sekali...
ReplyDeleteMelani semakin Aduhai..,terima kasih Bu Tien,sehat selalu nggih..,Aamiin.
Oh mantab kali
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien..
Ikutan senang Melan ketemu ama papa gantengnya... ama cowoq gantengnya jg yg sudah lebam mukanya
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien,
sehat-sehat selalu...
salam aduhaiii
Salam ADUHAI ibu Alfes
DeleteTerimakasih mbak Tien eMKa25 dah tayang Bersabar lagi ...
ReplyDeleteKita tunggu episode berikutnya...bisa mengharu biru...dengar cerita berikutnya
Senangnua Melani sdh ketemu bapaknya.. Semoga segera ketemu dengan ibunya ..yrm.kasih bu Toen salam sehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah, matur nuwun mBak Tien Kumalasari MK Eps 25 sudah hadir.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin YRA.
Salam hangat dari Tangerang.
Alhamdulillah MK 25 sdh hadir
ReplyDeleteSenengnya Melani bertemu ayahnya, semoga Anindita segera ditemukan keberadaannya.
Terima kasih Bu Tien, cerita yg sangat bagus dan semakin penasaran lanjutannya.
Semoga Ibu sehat selalu.
Salam sehat dan ADUHAI dari Bekasi
Alhamdulillah... Makin aduhai
ReplyDeleteSelamat datang kebahagiaan, semoga.
ReplyDeleteMakasih bu Tien, semoga sehat selalu.
Aamiin 🤲
Akhirnya Melani bisa bertemu dgn ayah, bude dan orang2 yg mencintai nya. 👍
ReplyDeleteSi Boni dan dokter Santi akan berurusan dgn polisi mempertanggung jawabkan perbuatan jahatnya. Excellent n nice info. Bu Tien Kumalasari, terimakasih.🙏👍
Semoga Santi maupun Boni menjadi sadar dan mau bertobat atas kelakuannya yg buruk selama ini.
ReplyDeleteSemoga semuanya bisa mengenyam kebahagiaan..
Monggo ibu Tien dilanjut aja sangat penasaran. Matur nuwun Berkah Dalem.
Terima balasan kejahatan kalian,Santi & Boni...
ReplyDeleteMakasih mba Tien.
Sehat selalu dan tetap semangat
Maturnuwun ibu Tien, salam sehat nan aduhai selalu, setia menunggu kelanjutan cerita nya,selamat istirahat...., besok senin lagi ya
ReplyDeleteKek habi maunya sih opa pengin ikutan balapan tp begitu nelani nongol dah disikat sama jeng iin.. wah ya jelas kalah napas..dadah saja
ReplyDeleteAlhamdulillah, MelaniKu sudah tayang....terima kasih Bu Tien...salam sehat selalu
ReplyDeleteNggak mau kalah rupanya, sama simbok minta di njemput, enak donk, Santi nggak keluar ongkos; kaya pejabat ada pengawalan, cuma agak memberatkannya karena masalah yang dilakukan masih satu resort jadi berkas perjalanan tindak kriminal masih agak mudah diruntut, kok yå dulu kamu buangnya balita kok ya disitu gituloh, apa mau reunian.
ReplyDeleteKan lagi trend oma opa tampil eksist sama teman sebaya sedikit kenangan dan senyum yang dulu bisa bikin aduhai..
disana sini nggak tahu ada getaran aneh yang merindu..
jadilah kepinginnya kesana melulu, oh gitu ya jadi nggak ada atau apalah yang mereka katakan clbk ..
halah carané kerupuk ya.. mlempem, ibarat motor tuwa angèl staterané hé hé
yå jangan gitu.. namanya juga angan; biar menaungi kebahagiaan, biar ada alasan untuk sebuah senyuman..
takut di cap gila ya.. kan memang kelakuan aneh kalau jauh jauh akhirnya nyampek di situ situ aja..
jaré simbah cari sangkan paraning dumadi gimana to..
hé hé hé hé, kemaren kemaren dibilang kuno sekarang bingung ada pandemi yang bikin manusia kaya istirahat ditempat, ternyata ada jaman dulu juga ada yang seperti itu, mereka bilang pagêblug..
malah didendangkan menjelaskan peristiwa nya: waktu suluk mau gårå-gårå itu lo..
ya wayang jawa lah, orang asing bilang kan orang Jawa itu old-man katanya..
nglantur trus jadi pengawalan pejabat dadakan gimana tuh..
ya mau reunian lah...
Terimakasih Bu Tien,
Melani Kekasihku yang ke dua puluh lima sudah tayang,
sehat sehat selalu doaku, damai sejahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta 🙏
Assalamualaikum wrwb
DeleteAlhamdulillah Melani sudah bertemu dengan ayah,Samti oh Santi..bagaimana ya perasaan Sasa nanti .. salam Aduhai Sehat Mbak Tien, ( dari Susi kamto bunda arum Kuta Bali)
Nanaaaang
DeleteDalem Bu..
DeleteAlhamdulillah... Matur nuwun Bu Tien... Sugeng enjang ... 🙏🙏🙏
ReplyDeleteSami2 ibu Sri
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBagus tuh s santi kena akan dipenjara lagi
ReplyDeleteBahagialah anggoro, melani, dan abi jadikan suaminya ya bun... makasih MK 25
Salam aduhai dari tasikmalaya
Salam ADUHAI ibu Engkas
DeleteTerimakasih bu Tien.. Alhamdulilah melani selamat.. mengharukan, sedih tp senang sekali akhirnya melani ketemu dg ayahnya.. sdh legaaa tinggal nunggu ibunya.. seruu
ReplyDeleteSemoga bu Tien sehat & bahagia selalu.. Salam ter aduhaii🙏🙏
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Aamiin...
DeleteNuwun wo
Terima jasih bu Tien MK25 tayang nah gitu kebathilan terungkap melalui siapapun dia aduhai
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb. Nah, kapok nggak lu Santi yg selalu melakukan kejahatan. Menyimpan barang busuk, lama lama ketahuan juga. Mudah mudahan Santi mendapatkan hukuman yg setimpal. Maturnuwun Bu Tien ceritanya semakin asyik dan membuat penasaran untuk mengikuti lanjutannya. Semoga Bu Tien beserta keluarga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat, tetap semangat dlm berkarya. Aamiin Yaa Robbal'alamiin.. Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede....
ReplyDeleteWa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
DeleteTerimakasih pak Mashudi
Aamiin ya robbal alamiin
Alhamdulillah akhirnya kebahagianmu datang. Aduhai melani. Lega rasanya santi yang sinting akhirnya kembali ditangkap polisi.
ReplyDeleteMakasih bunda tien. Selamat bersantai bersama keluarga.
Semoga senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
Masih setia menunggu kelanjutan ceritanya.
Aamiin
DeleteTerimakasih ibu Echy
Alhamdulillah, Santi sudah didatangi polisi, Terimakasih Bu Tien, sempat gregeten kok Mas Abi kalah si lawan Boni
ReplyDeleteHehee... kalah pengalaman berkelahi ibu
DeleteMatur nuwun bu Tien..akhirnya benang kusutsudah mulau terurai..Anggoro menyadari kesalahannya mengusir anak dan istri..cuma belum tahu kalau dalamg dibalik semua peristiwa adalah dr. Santi. Melani sudah menemukan vapaknya...dan restu bapaknya untuk mengambil Abi jadi mantunya. Semoga restu bu Vokro dan pak Cokro juga. Aamiin. Santi juga audah ditemukan polisi sehingga sehera mendapatkan ganjaranttgapa ygdilakukan dan membuka mata Anggoro ternyata Santi bukan istri yg baik tetapi istri yg sakit jiwa. Tahap berikut Andra perlu membuat iklan mencari keberadaan Animdita dan sakit krnayres kehilangan Melani dapat disembuhkan dengan bertemunya anak dan suaminya. Aduhai ngarep
ReplyDeleteSayang...hari Minggu libur..Berandai andai sendiri .yg penting happy end
ReplyDeleteSabar ibu Noor
ReplyDeleteLa dalah sinting kok di pelihara gak omes .wes penjara ae ..tempat Dr Santi..Nuhun bu Tien
ReplyDeletePengen komentar tapi gak paham..sdh dicoba sesuai anjuran masih unknown
ReplyDeleteSelamat malam
ReplyDeleteMalam Bunda
ReplyDeleteMakasih untuk Melani nya
Yang pasti selalu dinantikan.
Saya kok belum baca yg episode 26 ya..
ReplyDeleteSudah hadir belum?
seruuuu . .
ReplyDelete