Thursday, September 9, 2021

ROTI CINTA 24

 

ROTI CINTA  24

(Tien Kumalasari)

 

Bu Narti tertegun, tidak mengira akan ada penolakan dari anaknya.

“Witri, ibu hanya kasihan kalau kamu harus menghidupi ibu, dan membayar sewa rumah.”

“Ibu jangan begitu, ini sudah menjadi kewajiban Witri. Jadi sama sekali Witri tidak keberatan, bu.”

“Maaf Witri, namanya orang tua, inginnya tidak terlalu membebani anak.”

“Tidak ada beban bagi seorang anak untuk merawat ibunya bu, jadi apapun dan bagaimanapun beratnya, Witri akan menjalaninya. Dan nyatanya Allah selalu memberi pertolongan kepada kita, sesulit apapun.”

“Lalu bagaimana ini, apa dia tidak marah kalau ibu membatalkan persetujuan itu?”

“Kalau dia marah ya silahkan saja. Ini hak azasi manusia, dia tidak boleh memaksakan kehendak. Masalah uang sewa yang beberapa bulan tidak ditagih, Witri akan melunasinya.”

“Menyesal aku tidak bicara dulu sama kamu Wit, aku pikir kamu tidak akan menolak.”

“Kita tidak tahu bagaimana kehidupan mas Nurdin. Bagaimana kalau ternyata disana dia sudah punya isteri? Dia orang berada, dan umurnya sudah lebih dari cukup, mungkin jauh diatas Witri, kemungkinannya dia sudah punya isteri.”

“Iya juga sih.”

“Kalau ibu punya catatan nomor kontaknya, Witri akan menelpon dia.”

“Sepertinya ada, ibu catat di selembar kertas, kalau tidak salah ibu simpan dibawah tumpukan baju ibu di almari.”

“Baiklah bu, Witri nanti akan mencarinya dan menelpon dia.”

“Maafkan ibu ya nduk, maksud ibu hanya meringankan beban kamu.”

“Ya sudah, semuanya sudah terlanjur, kita akan mengatasi semuanya.”

“Apa kamu punya cukup uang untuk membayar sewa rumah ini?”

“Setiap bulan Witri menyisihkan uang untuk membayar sewa rumah, jadi biarpun tidak ditagih, uang itu masih ada. Segera akan saya bayarkan setelah saya bicara sama dia. Biasanya dia menyuruh orang untuk menagih kan?”

“Iya, ada kerabatnya yang sering menagih kemari, tapi kita kan tidak tahu dimana rumahnya?”

“Nanti Witri akan menanyakannya bu. Ibu tidak usah khawatir.”

“Kalau dia marah bagaimana?”

“Nanti Witri yang akan menghadapinya.”

“Kasihan kamu nak, masih muda, bebanmu sudah sangat berat, apalagi harus merawat ibu yang sakit-sakitan.”

“Ibu jangan berkata begitu. Dulu ketika Witri masih bayi,  lalu tumbuh menjadi anak-anak, lalu tumbuh menjadi wanita dewasa, ibulah yang merawatku, membimbingku, itu tak sebanding dengan apa yang Witri lakukan untuk ibu. Sekarang buburnya dihabiskan, dan ibu istirahat. Besok Witri bekerja lagi, ibu tidak apa-apa kan?”

“Tidak dan jangan minta tolong tetangga untuk merawat ibu, ibu sudah bisa melakukan apa-apa sendiri.”

“Tidak bu, semua kebutuhan ibu, Witri siapkan disini. Ibu hanya boleh keluar dari kamar saat ibu ingin ke kamar mandi. Ya bu.”

“Baiklah nak.”

Bu Narti ingin mengatakan tentang Dian yang ingin memperisterinya, tapi diurungkannya. Masalah dengan Nurdin harus diselesaikan terlebih dulu.

***

“Lhoh.. ada mas Dian nih..” teriak Dita begitu masuk rumah.

Abian yang mengikutinya juga terkejut.

“Akhirnya kamu sampai juga di Solo sobat,” kata Abian yang segera memeluk Dian erat-erat.”

“Nggak nyangka bisa ketemu kamu disini. Hm.. ada yang menarik sih..” goda Dian sambil melirik ke arah Dita.”

“Kalau pekerjaan di kantor bisa aku tinggal, aku sempatkan jemput dia. Kalau nggak ya pulang sendiri, atau mungkin diboncengkan sama penggemar-penggemarnya,” kata Bian sambil tertawa.

“Iih.. penggemar apa, kaya artis saja.”

“Ini kok ngomongnya sambil berdiri, ayo duduk dulu nak Bian,” kata Rina yang dari tadi menemani Dian.”

“Baiklah bu, tapi saya tidak bisa lama.”

“Waah, ini pengusaha teladan bu, jadi tidak bisa meninggalkan pekerjaan terlalu lama,” canda Dian.

“Maklumlah, usaha lagi jalan.”

“Tapi sukses kan?”

“Tanda-tanda kearah itu ada, cuma ya jalan pelan-pelan dulu lah, namanya juga baru. Lalu apa nih yang membawa kamu tiba-tiba ada disini?”

“Nggak ada apa-apa, cuma kangen saja sama keluarga disini.”

“Sebentar nak, ibu buatkan minum dulu ya,” kata Rina.

“Tidak usah bu, sungguh saya hanya sebentar. Nanti malam saya kesini lagi, ingin rame-rame makan bareng tamu istimewa ini.”

“Bagus, nasi liwet kan?”

“Apapun.. pokoknya kamu senang.”

“Bagaimana dengan Dina? Bagus pekerjaannya?”

“Dia masih banyak belajar. Ya begitulah..” jawab Bian singkat, sungkan menyatakan rasa kecewanya atas pekerjaan Dina karena ada bu Rina.

“Dia itu nggak bakat jadi sekretaris. Ya kan bu,” katanya kemudian pada Rina.

“Benar, sudah diingatkan oleh bapaknya juga sebenarnya. Biar dirasakan dulu, kalau merasa berat biar saja berhenti.”

“Ya sudah, saya mau kembali ke kantor dulu ya, ibu, Dian, Dita.”

“Jangan lupa nanti malam,” pesan Dian.

“Siaap, bosss..”

“Hei, ini oleh-oleh buat kamu,” teriak Dian sambil mengangkat paper back berisi oleh-oleh.

“Oh iya, terimakasih sobat, bapakku pasti suka.”

Abian keluar, diantarkan Dita sampai ke mobilnya.

“Nanti ikut ya, rame-rame..” kata Bian sambil naik ke mobilnya.

“Sama mbak Dina juga kan.”

“Ya, nggak apa-apa, kan ada Dian.”

***

Sesampainya di kantor Abian langsung ke ruang pak Iskandar, tanpa masuk ke ruangannya sendiri, sehingga dia juga lupa tak mengatakan pada Dina bahwa ada Dian dirumahnya.

Dina sibuk menelpon teman-temannya yang akan dilibatkan dalam acara reuni yang akan datang.

“Bulan depan? Kelamaan tuh..” kata salah seorang temannya.

“Bulan depan itu tinggal dua minggu lagi, lupa ya?”

“Oh iya benar, jadi minggu pertama di bulan depan ?”

“Nanti rame-rame ke rumah Eny ya, kita bicarakan acara itu, kan hampir matang, semuanya sudah direncanakan.”

“Siap, habis kantor aku kesana.”

“Sama, aku juga sepulang dari kantor.”

Begitu Dina menutup ponselnya, Rita masuk membawa berkas yang kemudian diberikannya lagi pada Dina.

“Ini apa mbak?”

“Balasan untuk PT Subur, sudah ada konsepnya,” kata Rita kemudian berlalu.

Dina mulai merasa pusing dengan pekerjaan-pekerjaan yang harus dijalaninya.

“Sungguh bukan ini mauku..” katanya sambil membaca konsep yang diberikan Rita.

Sambil mengetik, hatinya dipenuhi oleh sesal atas keinginan yang sebenarnya bukan bekerja tapi agar dekat dengan Bian, tapi kenyataannya, semakin tampak bahwa Bian menjauhinya. Ini sungguh menyebalkan. Hari ini Dina agak terhibur oleh ajakan teman-temannya untuk ber reuni. Bertemu banyak orang, bercanda, bukankah itu menyenangkan? Bukannya duduk didepan meja, menghadapi laptop dan mengutak atik semua surat dan harus memahami segala urusan. Aduhai, benar kata ayah ibunya, ini bukan impian yang sebenarnya.

Begitu jam kantor habis, dia sudah mengemasi semua alat kerjanya, dan pulang tanpa pamit kepada siapapun. Surat yang baru dibuatnya diletakkan begitu saja di meja Abian.

Abian heran ketika masuk ke ruangannya dan mendapati Dina sudah tak ada disana. Ia memeriksa surat yang baru  diletakkan di mejanya dan geleng-geleng kepala.

“Kalau bukan Dina, sudah aku pecat dia dari kemarin-kemarin,” gerutunya.

Ia mencoba memanggil Rita, barangkali masih ada diruangannya, dan ternyata memang benar, Rita baru bersiap mau pulang, dan bergegas masuk ke ruang bos nya karena barusan sang bos memanggilnya.

“Ya pak.”

“Sempurnakan lagi surat ini. Besok pagi harus siap,” katanya kesal.

“Baik pak,” kata Rita sambil mengambil berkasnya. Ia tahu bahwa hampir semua pekerjaan Dina tak pernah berkenan di hati bos gantengnya ini.

“Tumben mbak Dina sudah pulang," omel Rita sambil melangkah keluar.

Bian tak menjawab. Masih bagus dia pulang sendiri dan tak minta agar bareng dengan dirinya.

***

“Kamu jangan berkeluh terus Bian, memang kan dia masih baru dan harus banyak belajar,” kata pak Iskandar ketika Bian mengeluh sepulang dari kantor.

“Sudah lebih sebulan dia belajar pak, Rita sebenarnya kalau nggak sungkan pasti juga sudah mengeluh. Soalnya taunya dia, Dina itu kerabat kita.”

“Bersabarlah sebentar lagi Bian, nanti juga pasti dia bisa. Masa sih seorang sarjana nggak bisa mengusai suatu pekerjaan.”

“Bukan bidangnya dia, dan juga bukan kemauan dia yang sebenarnya, pak.”

“Memangnya maunya dia apa?”

“Menurut ayah ibunya, dia itu ingin punya usaha sendiri, kenapa tiba-tiba berbelok mau jadi sekretaris juga.”

“Iya, bapak juga sudah mendengar dari Leo dan isterinya tentang hal itu, tapi biasanya kalau seseorang berkemauan keras, pasti dia bisa melakukannya.”

“Besok bapak coba saja datang ke kantor dan memeriksa pekerjaan dia yang hampir semua harus dikerjakan ulang oleh Rita.”

“Iya, besok bapak mau lihat.”

“Kalau bukan Dina, pasti sudah Bian pecat dia dari kemarin-kemarin.”

“Ah, ya jangan begitu-begitu amat, kita lihat saja dulu. Lha ini kamu mau ke mana ?”

“Mau jalan sama Dian pak, itu tadi Roti Cinta yang Dian bawa.”

“Oh iya, Dian ada disini? Dalam rangka apa?”

“Cuma main, kangen katanya.”

“Baiklah, sampaikan salam bapak untuk dia nanti, dan terimakasih rotinya.”

“Baik pak, nanti Bian sampaikan.”

***

“Sudah lewat maghrib, mengapa Dina belum pulang juga ya?” kata Rina ketika dilihatnya hanya Dita yang menemani Dian.

“Banyak pekerjaan, barangkali,” kata Dita.

“Kamu nggak bilang sama dia kalau ada Dian disini Dit?”

“Belum bu, Dita kalau menelpon ke kantor sungkan, nanti mengganggu dia bekerja.”

Ketika itu ponsel Dita berdering, dari Bian.

“Ya mas ?”

“Saya dalam perjalanan kesitu ya, kamu sudah siap? Dian juga?”

“Sudah mas, mas Bian sama mbak Dina kan?”

“Lhoh, bukannya Dina sudah pulang dari tadi?” kata Bian heran dan membuat Dita juga heran.

“Belum sampai rumah tuh, kami juga menunggu.”

“Tadi begitu jam kerja selesai dia langsung pulang, aku kira karena sudah tahu bahwa Dian ada disini.”

“Belum mas, coba Dita menelponnya sekarang.”

Dita menelpon Dina dengan perasaan khawatir, karena tidak tahu perginya kemana.

“Jadi tidak bareng Bian?” tanya Rina.

“Nggak tuh bu, katanya sudah pulang dari tadi. Ini Dita sedang mencoba menelpon.”

“Kemana anak itu?” gerutu Rina.

“mBak Dina, lagi dimana ?” tanya Dita ketika menelpon kakaknya.

“Lagi dirumah temanku, ada apa sih, kayak anak kecil saja, pergi pakai di telpon-telpon,” omel Dina dengan kesal.

“Bukan begitu mbak, mas Dian ada disini, menunggu mbak dari siang tadi.”

“Apa? Dian atau Bian..?”

“Mas Dian, dari Jakarta mbak.”

“Mas Dian ? Beneran?”

“Iya, ini mau jalan-jalan, nungguin mbak Dina.”

“Baiklah.. baiklah, tungguin aku pulang,” kata Dina yang kemudian tampak bersemangat.

***

“Bu, inikah nomor telpon mas Nurdin ?”

“Selembar kertas putih, ya itu,” kata bu Narti ketika Witri menunjukkan kertasnya.

“Witri akan mencoba menelpon ya bu.”

“Silahkan saja, tapi hati-hati, ngomongnya jangan keras, jangan sampai dia marah, soalnya ibu sudah menyanggupi.”

“Iya bu, tapi kan yang menjalani Witri? Tentu Witri akan bicara baik-baik sama dia.”

Witri segera memutar nomor yang ada di kertas itu.

“Hallo, ini siapa?”

“Benarkah ini mas Nurdin, saya Witri.”

“Ohh, Witri? Senang kamu menelpon aku Wit, bagaimana, ibu sudah bicara kan, dan kamu siap seandainya aku segera melamar?”

“Tidak mas. Ibu memang baru saja bicara, tapi saya tidak bisa.”

“Tidak bisa bagaimana maksudmu?”

“Saya akan terus membayar uang sewanya, seperti biasa.”

“Maksud kamu, kamu menolak lamaran aku?”

“Maaf mas, iya.”

“Omong apa ini, ibu kamu sudah sanggup, bersedia menjadi mertua aku, bagaimana mungkin kamu membatalkannya?”

“Yang menjalani kan saya mas, bukan ibu, jadi maaf ya, kapan uang sewa yang tiga bulan itu diambil, sudah saya siapkan.”

“Witri, dengar. Kalau kamu mau menjadi isteri aku, maka rumah yang sekarang kamu tempati akan aku perbaiki, dan kamu tidak usah bekerja lagi karena aku akan memberi kamu uang belanja yang sangat banyak.”

“Maaf mas, jawaban saya hanya satu, saya tidak bisa menjalaninya. Lebih baik saya terus membayar uang sewanya daripada harus menjadi isteri mas Nurdin.”

“Kamu serius?”

“Sangat serius mas, kapan saya bisa membayar uang sewanya dan kepada siapa, atau saya harus mentransfer melalui rekening mas Nurdin? Berikan nomornya saja.”

“Tidak..tidak.. karena kamu mengecewakan aku, ibu kamu mengingkari janjinya, maka saya beri waktu dua minggu sampai habisnya bulan ini, kalian harus pergi dari rumahku,” kata Nurdin tandas.

***

Besok lagi ya

 

 

 

116 comments:

  1. Replies
    1. Yah ...ambil sendiri saja biar banyak koleksi plakatnya...
      Selamat ya jeng Wiwik, juara 1 lagi.
      Matur nuwun bu Tien.

      Delete
    2. Alhamdulillah.....
      Roti Cinta_24 masih anget sdh tiba dirumah. Terimakasih bu Tien ...dalam SEROJA dan....
      Tetap ADUHAI.....

      Delete
    3. Alhamdulillah Roti Cinta hangat sdh hadir, kelihatannya cerita cinta segi lima hee hee, Manusang Bu.Tien, slm sehat tetap semangat. Aduhai..Bravo

      Delete
    4. Sama" kung, tak tunggu plakatnya
      He.. he...

      Delete
  2. Replies
    1. Wah mbah Wi keponthal maneh.....
      Ganti sepatu, mbah ben banter mblayune....

      Delete
  3. Terima kasih bu Tien RC episode 24 sdh tayang.
    Salam sehat terus semangat
    Tuhan memberkati.

    ReplyDelete
  4. Mksh Rocin 24 tayang

    ADUHAI ADUHAI ADUHAI

    ReplyDelete
  5. Alhamdulilah rc 24 sdh tayang terima kadih bunda tien, sehat selalu ya..salam aduhai dari pd gede

    ReplyDelete
  6. Terimakasih mba Tien ,,,,,
    Selamat malam 😘

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah Rovin 24 sudah tayang...sukses n sehat selalu mb Tien

    ReplyDelete
  8. Makasih bu... dulu cerita nya waktu kecil Dina baik, kenapa udah besar jadi nyebelin ya...

    ReplyDelete
  9. Terimakasih bunda tien semoga sehat walafiat
    Salam sehat penuh semangat πŸ™πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  10. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ....
      Yang ditunggu tunggu telah hadir.....
      Matur nuwun bu Tien..
      Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
      Aamiin..... .

      Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN
      .

      Delete
    2. Presensi...
      Terima Kasih Mbak Tien..πŸ™πŸ™
      Semoga Sehat selalu..

      Delete
  11. Akhamdulillah...... Semoga segera ada jalan keluar untuk semuanya. Salam sehat selalu Bu Tien. Terimakasih Rocinnya.

    ReplyDelete
  12. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
    . Ninik Arsini, Endah.

    ReplyDelete
  13. Trmksh mb Tien rocin anget2 sdh tersaji

    Salam seroja dan ADUHAI sll

    ReplyDelete
  14. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  15. Woow... pas buka pas ada.. pass bingiiits.
    Matur nuwun bu Tien.. barakallah.

    ReplyDelete
  16. Matur nuwun bu Tien, Rocin 24 sudah tayang
    Mugi Ibu tansah sehat...
    Semoga kisah cinta ..menemukan penyelesaian...
    Salam aduhai

    ReplyDelete
  17. terima kasih mba Tien...Roti Cinta ke 24 smp juga kerumah pak Iskandar...
    yang pasti masih anget dan lezat...
    alhamdulillah aku ikut mencicipi...semoga Dian dan Witri tidak menemui banyak rintangan demikian juga Bian dan Dita....nanti pas acara reuni mudah2an Dina mendapatkan calon pacar pengusaha bakso...
    Suwun mba Tien...saya menunggu terus karya2 mba Tien...salam sehat semangat dan bahagia selalu. Aamiin

    ReplyDelete
  18. Sugeng dalu mb Tien, wah sampun gasik Roti Cintanya. Semoga Dina tetap menjadi gadis yg baik n menyenangkan.
    Salam sehat nan aduhai mb Tien.
    Yuli Semarang

    ReplyDelete
  19. Ayooo... siapa punya rumah kosong, Witri mau pindah rumah

    ReplyDelete
  20. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  21. π•Žπ•’π••π•¦π•™...π•₯π•–π•£π•Ÿπ•ͺ𝕒π•₯𝕒 β„•π•¦π•£π••π•šπ•Ÿ π•₯π•šπ••π•’π•œ π•žπ•’π•¦ π••π•šπ•“π•’π•ͺ𝕒𝕣 𝕀𝕖𝕨𝕒 π•£π•¦π•žπ•’π•™π•Ÿπ•ͺ𝕒 π•€π•’π•žπ•’ π•Žπ•šπ•₯π•£π•š π•žπ•’π•π•’π•™ π•Žπ•šπ•₯π•£π•š π••π•’π•Ÿ π•šπ•“π•¦π•Ÿπ•ͺ𝕒 π••π•’π•π•’π•ž 2 π•žπ•šπ•Ÿπ•˜π•˜π•¦ 𝕙𝕒𝕣𝕦𝕀 π•žπ•–π•Ÿπ•šπ•Ÿπ•˜π•˜π•’π•π•œπ•’π•Ÿ π•£π•¦π•žπ•’π•™ π•ͺπ•’π•Ÿπ•˜ 𝕀𝕒𝕒π•₯ π•šπ•Ÿπ•š π••π•š π•₯π•–π•žπ•‘π•’π•₯π•šπ•Ÿπ•ͺ𝕒...𝔸π•ͺ𝕠 π•Žπ•šπ•₯π•£π•š π•€π•–π•“π•’π•šπ•œπ•Ÿπ•ͺ𝕒 π•€π•–π•˜π•–π•£π•’ π•”π•’π•£π•š π•£π•¦π•žπ•’π•™ π•π•’π•˜π•š π•¦π•Ÿπ•₯π•¦π•œ π••π•šπ•€π•–π•¨π•’ 𝕒π•₯𝕒𝕦 π•œπ• π•Ÿπ•₯π•£π•’π•œ. 𝕁𝕖𝕝𝕒𝕀 π•€π•–π•œπ•’π•£π•’π•Ÿπ•˜ π•€π•šπ•—π•’π•₯π•Ÿπ•ͺ𝕒 β„•π•¦π•£π••π•šπ•Ÿ π•žπ•’π•¦ π•žπ•–π•Ÿπ•’π•Ÿπ•˜ π•€π•–π•Ÿπ••π•šπ•£π•š.. π•‚π•šπ•₯𝕒 π•₯π•¦π•Ÿπ•˜π•˜π•¦ 𝕀𝕒𝕛𝕒 π•π•’π•Ÿπ•›π•¦π•₯π•’π•Ÿπ•Ÿπ•ͺ𝕒 ℝ𝕆ℂ𝕀ℕ π•ͺπ•˜ π•žπ•’π•œπ•šπ•Ÿ π”Έπ••π•¦π•™π•’π•š π•šπ•Ÿπ•š. π•Šπ•’π•π•’π•ž 𝕀𝕖𝕙𝕒π•₯ 𝕦π•₯π•œ 𝔹𝕦 π•‹π•šπ•–π•Ÿ π••π•’π•Ÿ π•‚π•–π•π•¦π•’π•£π•˜π•’.πŸ™πŸ™πŸ‘❤

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah ... sekarang gasik ya Mbak Tien ,pas buka blog kirain sy yg pertama ,ngak taunya dah 26 koment...
    Matur nuwun .

    ReplyDelete
  23. Slmt malam mbak Tientrima ksih dgn Rocinnya sangat2 penasaran terus bc nya.. Slmseroja dan aduhai y mbak Tien.. Shtterus spy tetap berkaryamuuaacchhπŸ₯°πŸ₯°πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  24. Maturnuwun bu Tien, Roti Cinta~24nya sudah hadir.. πŸ™

    ReplyDelete
  25. Jahat amat kamu Din.....Nurdin
    Orang gak mau jadi istrinya kok main usir saja..... Dalam hal kontrak rumah sepanjang pengontrak belum habis masa kontraknya / sewa menyewa ran masih membayar uang sewa dengan tertib, tidak bisa diusir.....enak saja.

    Tenang Witri ada yang akan mengangkat deradjatmu...

    ReplyDelete
  26. Matur nuwun mbak Tienku, Roti-nya sudah diantar langsung ke alamat.
    Witri dan ibunya diusir, terus harus kemana mereka... Coba tanya bos Roti Cinta, pasti dapat membantu.
    Dina baiknya keluar saja , katanya suka punya usaha sendiri. Jadi bos bakso juga bagus.
    Salam sehat , semangat, mantab dan selalu ADUHAI mbak Tien.

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah dah tayang Rocin
    Terimakasih bunda Tien
    Salam sehat dan Aduhai

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah ROCIN 24 sampun tayang.
    Matur nuwun Bunda Tien, mugi tansah pinaringan sehat.
    Salam ADUHAI.

    ReplyDelete
  29. Hem..cinta ditolak..amarah yang muncul..memang cinta tak kan pernah habis dibicarakan sampai akhir jaman..itulah cinta..Bu cantik memang Aduhai..bahagia dan senang selalu mengikuti alurnya cerita..makasih ya Bu cantik..tak lupa salam sehat selalu Amin YRA πŸ™ Mr.Wien

    ReplyDelete
  30. Makasih mba Tien. Semakin seru...
    Sehat selalu mba.
    Salam hangat dan tetap aduhai

    ReplyDelete
  31. Makasih Bunda Roti Cintanya dah meluncur.
    Sehat dan tetap semangat dalam berkarya.
    Met malam dan met istirahat, salam buat Mas Dayat

    ReplyDelete
  32. Matur nuwun... Smg mbak tien sehat selalu

    ReplyDelete
  33. Matur nuwun bunda Tien RC 24 telah hadir..

    Salam sehat selalu njih bun..dam makin ADUHAI..

    ReplyDelete
  34. Waah .. jadi kasihan sama Witri, kalo sampe di usir sama Nurdin, matur nuwun Bu Tien, salam aduhai dari kota Pasuruan

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah, trmksh bu tien..
    Sehat selaluu..

    ReplyDelete
  36. Kasihan Sawitri dan ibunya yang masih sakit diusir,pastinya nanti ditolong keluarga Baskoro, makasih mbak Tien salam aduhai....

    ReplyDelete
  37. Aduhai...Dian sudah ketemu bapak kandungnya....dan witri lebih baik pergi dari rumah Nurdin. Salam sejahtera dan aduhai mbak Tien...

    ReplyDelete
  38. Alhamdulillah.....
    Mtur nuwun bun....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....

    ReplyDelete
  39. Sabar Witri... Pasti ada jalan jangan menyerah pada mas Nurdin...
    Terima.kasih bu Tien salm.shat dan aduahi

    ReplyDelete
  40. Ohh wala..
    Terima kasih mbak Tien

    ReplyDelete
  41. Alhamdulillah 2 porsi roti cinta lgsg lhep krn kemaren mau Baca ketiduran. Terimakasih bu Tien... Making adjustments ceritanya

    ReplyDelete
  42. Puji Tuhan ibu Tien sehat, semangat dan produktip shg ROCIN 24 hadir gasik bagi kami para penggandrungnya.

    Selalu ada masalah dlm hidup ini...
    Semoga Witri dan ibunya bisa mengatasinya.

    Monggo dilanjut aja penasaran...
    Matur nuwun Berkah Dalem.

    ReplyDelete
  43. Trimakasih mbak Tien RC24nyaa..

    Witriii...pindah kontrakan aja..jgn takut..pasti ada hikmahnya semua itu..

    Semoga Dian bs bicara sm Dina..suruh keluar aja tuh Dina..bukannya kerja malah ngrecokin aja..🀨

    Salam sehat selalu mbak Tien...aduhaiii...πŸ™πŸ₯°⚘

    ReplyDelete
  44. Alhamdulillah, matur nuwun Bu Tien. Tetap sehat penuh semangat Ibu. Salam sehat untuk semuanya...

    ReplyDelete
  45. Oooo dah Rocin 24 sdh hadir,Terimakasih Bu Tien ya ...waduh lucu dan pasti dwh agak konfilk yg manis..Dina masam mukanya..Witri juga masam.krn ibunya main terima lamaran hahhaa yaa semoga selalu manis ahkirnya u Dina juga Dian

    ReplyDelete
  46. Mantap...sudah tayang...pasti sdh kubaca dg baik
    Tambah seru dan tegang ini cerita lanjutannya
    Salam sehat mbak Tien yang ayu
    Salam Aduhaiii

    ReplyDelete
  47. Cinta..ooh...cinta....bikin pusing...
    Roti...ooh...roti...bikin kenyang
    Terima kasih Bu Tien Roti cintanya....
    Salam sehat selalu....

    ReplyDelete
  48. Alhamdulilah RC 24 sdh tayang
    ..trmksh mb Tien.. smg stlh ini bu Narni crt ke Witri klu sebenarnya Dian juga melamar Witri.. smg pindahnya Witri krn statusnya juga berubah menjd Ny. Dian..tp semua tgt mb Tien.. ditunggu crt lanjutnya besok dan besoknya lagi ya mb Tien..slm seroja sll utk kita semua, aamiin yraπŸ€²πŸ™

    ReplyDelete
  49. Alhamdulillah matur nuwun Bu Tien ... Semoga Bu Tien selalu sehat dan salam seroja tuk kita semua πŸ™πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  50. Alhamdulillah,pagi-pagi sarapan roti cinta..,terima kasih Bu Tien..senantiasa sehat nggih,Aamiin.

    ReplyDelete
  51. Alhamdulillah...terhibur dg Roti Cintanya mbak Tien
    Maturnuwun mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 unknown.
      Boleh dong unknown nya diganti nama anda

      Delete
  52. Assalamualaikum wr wb. Malah enak bagi Witri untuk segera keluar dari rumah Nurdin. Semoga segera mendapatkan rumah kontrakan yg baru...dan bisa menjawab keinginan Dian yg telah dikacaukan ibunya.
    Bakal seru kelanjutannya setelah Dian pulang ke Jakarta... Maturnuwun Bu Tien yg telah memberikan hiburan yg bermutu. Semoga menjadi amal ibadah Bu Tien. Aamiin... Salam sehat dari Pondok Gede.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikum salam wr wb.
      Aamiin Ya Robb.
      Terimakasih pak Mashudi

      Delete
  53. Bu Tien....mugi tansah pinaringan sehat njih

    ReplyDelete
  54. Assalamu'alaikum
    warahmatullahi
    wabarakatuh

    Alhamdulillah ROTI CINTA nya sdh habis disantap,,,Matur nuwun bu Tien πŸ™
    Witri sabar ya ,kamu akan pindah di rmh yg bagus

    Salam sehat wal'afiat semua dan Salam ADUHAAII

    ReplyDelete
  55. Roti citanya yang 24 dsh habis enak skalee mau lagi 25

    ReplyDelete
  56. Alhamdulillah..rocin 24 ,baru bisa baca siang ini, semoga sehat selalu, salam sehat semangat dan ADUHAI Bu Tien πŸ™πŸŒΌ

    ReplyDelete
  57. Ibu kamu mengingkari janjinya...
    Saya beri waktu dua munggu, kalian harus pergi dari rmhku....
    Ambyarrr....
    Rumah Nurdin sdh tidak boleh disewa, sakit hati dia ditolak oleh Witri.
    Jangan sedih Witri, kamu ada di sekeliling orang" baik.
    P. Baskoro dan bu Yanti tidak akan tinggal diam.
    Walau kamu ndak memintanya pasti mrk akan memberi tempat tinggal layak bagi kalian berdua.
    Smg saja Dian blm keburu dikenalkan dg gadis Indo oleh Arini

    Bunda mohon spy Sawitri berjodoh dg Dian nggih...
    Kasihan kalau nikah dg Nurdin yg kemungkinan besar sdh beristri
    Moga bunda Tien sekeluarga sehat sll
    Salam aduhai dari Bojonegoro

    ReplyDelete
  58. Horotoyoh....bu Narni bingung sendiri. Tuh kaan..Nurdin mau memperisteri Sawitri bukan karena cinta, tapi karena nafsu memanfaatkan kelemahan mereka. Semoga ada jalan keluar bagi Sawitri untuk memperoleh tempat tinggal, ibunya jangan jadi sakit karena kaget dan menyesal.
    Dian...ayo selidiki dulu kondisi Sawitri, jangan buru-buru patah hati. Sawitri butuh dukunganmu lho...
    Hmm...semoga cerita bergulir dengan lancar dan indah seperti besutan mbak Tien selama ini.
    Maturnuwun mbak Tien..selamat berkarya !
    Salam sehat dariku di Semarang πŸ€—πŸ€—

    ReplyDelete
  59. Alhamdulillah Witri punya harga diri mau menolak lamaran Nurdin. Vuma waktu 2 minggu memang sangat mepet untuk harus cari kontrakan. Semoga Dian ada solusi..aamiin

    ReplyDelete
  60. Ku nanti, meski mata ku sudah sipit 😫

    ReplyDelete
  61. Sahabat-2 Penggemar Cerbung Tien Kumalasari, yang saya banggakan.
    Bhb bu Tien baru pulang bersama bbrp teman WAG PCTK takziyah ke rumah jeng Nani Nur'Aini Sragen. Karena capek mohon maaf malam ini ROTI CINTA Eps 25 tidak dapat menyapa sahabat-2 semua. Selamat tidur gasik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya sudah, bobok aja.. 😴😴😴

      Delete
    2. Terimakasih infonya kakek Habi.
      Semoga bu Tien dan keluarga sehat selalu.
      Dan jg kita2 pecandu cerbung bu Tien sehat selalu.
      Aamiin

      Delete
  62. Bismillah, suwun infonya pakdhe...
    Met istirahat

    ReplyDelete
  63. πŸ…ΌπŸ…ΎπŸ…½πŸ…ΆπŸ…ΆπŸ…Ύ ..πŸ†‚πŸ…΄πŸ…»πŸ…°πŸ…ΌπŸ…°πŸ†ƒ πŸ†ƒπŸ…ΈπŸ…³πŸ†„πŸ†πŸ†πŸ†πŸ†πŸ†πŸ† πŸ†‚πŸ…΄πŸ…ΌπŸ…ΎπŸ…ΆπŸ…° πŸ…ΌπŸ…ΈπŸ…ΌπŸ…ΏπŸ…Έ πŸ…ΈπŸ…½πŸ…³πŸ…°πŸ…·

    ReplyDelete
  64. suwun infonya Kakek Habi...pantesan kutengok 15 kali ngga lewat2...
    mudah2an bisa cepet tidur bermimpi ketemu Dian dan Bian...Selamat malam salam sehat semangat dan bahagia...Aamiin

    ReplyDelete
  65. Terimakasih infonya kakek Habi.
    Semoga bu Tien dan keluarga sehat selalu.
    Dan jg kita2 pecandu cerbung bu Tien sehat selalu.
    Selamat malam semua . Assalamualsikum

    ReplyDelete
  66. Maturnuwun infonya kakrk Habi..
    Pantes tumben jm segini nengok kok blm njedhul..

    Semoga mbak Tien dan keluarga selalu sehat..AminπŸ™

    Salam sehat buat teman2 penggandrung cerbung mbak tien..selamat malam.

    ReplyDelete
  67. Maturnuwun infonipun
    Sugeng ngaso ..
    Nembe coblosan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Holla hallo pak Nanang ...
      Lama gak jumpa ....
      Lagi semedi pa piye ....

      Delete
  68. Alhamdulillah RC 24. telah tayang terima kasih bu Tien. sehat dan bahagia selalu.
    UR.T411653L

    ReplyDelete
  69. Terimakasih mba Tien..
    Waahhhh kasian Witri, tp lebih bagus segera pindah...
    Sehat n semakin bahagia mbak Tirn
    Salam aduhaiii...

    ReplyDelete
  70. Hallo p.Nanang....
    Apa ganti hp ya,kok no nya gak pernah aktif

    ReplyDelete
  71. Terimakasih kakek Habi dengan infonya...pantesan semalem dari pukul 22.00 Sampek pukul 23.30 ditengak tengok tidak juga nongol
    Saya diajak takziah tetapi tidak bisa ikut karena sedang berada diJkrta
    Sehat selalu mbak Tien
    Nderek belo sungkowo kagem mbak Nani cantik

    ReplyDelete
  72. Coblosan apa mas?
    Vaksinasi pa piye?
    Sehat dan ADUHAI
    Bar dha dirasani emak2 .. alhamdulillah nongol

    ReplyDelete
  73. Belum sempat komen Rocin 24..Semoga Witri segera pindab sehingga terbebas dari Nurdin. Ayo Dian kamu turun tangan..segera melamar

    ReplyDelete