Monday, April 26, 2021

JANGAN BAWA CINTAKU 37

JANGAN BAWA CINTAKU  37

(Tien Kumalasari)

 

Ika menatap tamunya dengan bingung. Air mata Risma sudah menetes, membasahi sepanjang pipinya.

“Apakah.. apakah.. mas Baskoro mengatakan bahwa dia akan datang kemari?” tanya Ika sedikit gugup.

“Tidak mbak Ika. Baskoro pergi dari rumah, kami mengira dia ada disini,” kata Broto.

Ika masih menatap tak mengerti. Tampaknya ada sesuatu yang luar biasa sehingga Risma sampai menitikkan air mata.

“mBak Ika..” kata Risma.

“Panggil saya Ika saja mbak, atau Yanti,  itu lebih enak, mbak Risma kan lebih tua dari saya.”

“Baiklah, Ika. Apakah kamu tahu, bahwa Baskoro jatuh cinta sama kamu?”

Ika tertegun. Nggak enak rasanya ketika tiba-tiba kakaknya Baskoro menanyakan itu. Apa Baskoro sudah berterus terang sama kakaknya, lalu kakaknya melarang, kemudian dia pergi dari rumah?”

“Ika, katakan terus terang .. benarkah Baskoro pernah mengatakan cinta sama kamu?”

“Maaf mbak Risma. Kalaupun iya, saya tahu diri. Saya ini siapa, dan mas Baskoro itu siapa. Saya mana berani menerimanya?”

Risma menatap tajam kearah Ika. Tadi dia menuduh Ika menginginkan harta adiknya, ternyata Ika tahu diri dan menolaknya.

“Aku salah menilai kamu. Maafkan aku ya.”

“Apa yang harus saya maafkan ?”

“Ada yang berkata buruk tentang kamu, dan aku termakan olehnya. Aku memarahi Baskoro, lalu dia pergi tanpa pamit,” kata Risma yang kembali menitikkan air mata.

Ika tertegun. Ia mencoba mencerna apa yang dikatakan Risma. Lalu ia mulai mengerti, rupanya Risma melarang Baskoro berhubungan dengan dirinya, karena termakan oleh kata-kata seseorang, kemudian Baskoro memilih pergi dari rumah.

“Baskoro itu rapuh. Tidak seperti penampilannya. Aku takut dia melakukan hal-hal yang nekat. Bunuh diri, misalnya.

Mata Ika terbelalak.

“Bunuh diri ?”

“Dia pernah melakukannya, ketika putus dari Rina.”

“Ya Tuhan.. tidak mungkin mas Baskoro melakukannya.”

“Dia mampu melakukannya. Satu, akibat penolakan dari kamu, dua, akibat aku memarahinya pagi tadi, kata Risma sambil kembali mengusap air matanya yang tak pernah berhenti mengalir.

“Tidak..” Ika menutup mulutnya.

“Mas Broto, aku ikut kamu ke Jakarta sore ini. Barangkali Baskoro pergi ke Jakarta,” akhirnya kata Risma.

“Kamu tidak naik pesawat saja? Aku naik mobil, nanti kamu capek.”

“Tidak mas, harus ada seseorang didekat aku. Aku tak tahan menanggung cemas seorang diri.”

“Baiklah. Aku akan langsung berangkat sekarang, kamu aku antar pulang dulu?”

“Antar aku, aku mengambil barang-barang, lalu sekalian berangkat bersama kamu.”

“Baiklah.”

“Ika, aku mohon maafkanlah aku, dan terimalah Baskoro seandainya dia telah kembali.”

Ika terperanjat. Harus menerima Baskoro? Mana dia berani?

“Tolonglah Ika..”

“Tt..tapi.. saya.. saya kan.. saya .. hanya..hanya..”

“Tolong .. “ kata Risma sambil berdiri. Broto menatap Ika dengan perasaan iba, karena melihat wajah Ika tiba-tiba pucat dan tampak kebingungan.

“mBak Ika tenang saja, nanti kalau Baskoro sudah ketemu kita bicara lagi.”

Broto mengantarkan Risma yang sudah lebih dulu melangkah keluar. Ika masih belum bisa menguasai dirinya. Ia juga kasihan melihat Risma tampak sedih. Tapi ia juga bingung menerima permintaan Risma. Aduhai. Lalu Ika mencubit lengannya sendiri, barangkali dia hanya bermimpi. Tapi tidak. Risma meminta dia menerima cintanya Baskoro? Ini nyata karena lengannya terasa sakit ketika dicubit. Alangkah baiknya Baskoro. Penuh perhatian, terkadang kocak, dan bicara ceplas-ceplos semaunya. Dia juga ganteng, dan senyumnya mampu membuat ibu-ibu yang berbelanja mabuk kepayang. Ika tidak menampik bahwa dia suka. Tapi menerima cintanya? Barangkali dia harus mencari tangga setinggi mega agar bisa meraihnya.

“Ibu, tamunya sudah pulang?” Dian keluar dengan membawa nampan berisi cangkir, tampak heran ketika diluar hanya ada ibunya.

“Sudah Dian, mereka terburu-buru. Aduh, anak ibu yang pintar sudah membuat teh untuk tamu-tamu kita ya. Sini, mari teh buatan Dian ibu minum saja. Ini, satu buat ibu, satu buat Dian. Ayo duduklah.”

Dian tertawa, lalu duduk dihadapan ibunya.

“Kita tamu-tamuan ya bu.”

“Iya… hm.. pasti sedap teh buatan anak ibu yang ganteng ini..”

“Itu kan ibu yang temannya om Broto kan? Kita pernah kerumahnya ketika ada pengajian itu, ya kan bu?”

“Benar nak, mereka akan kembali ke Jakarta sore ini.”

***

“Pak, itu tadi temannya Broto, cantik sekali bukan?”  kata bu Kartiman ketika Broto dan Risma bersama-sama pamitan kerumah sebelum lanjut ke Jakarta.

“Iya, itu yang punya perusahaan besar, dimana Broto diminta agar ikut mengelolanya.”

“Cantik ya pak, tapi tampak seperti wanita modern.”

“Wanita modern itu yang bagaimana sih bu, kamu ada-ada saja.”

“Penampilannya itu lho pak, seperti wanita-wanita terkenal yang sering aku lihat di televisi. Pakaiannya bagus, dandanannya juga luwes. Beda dengan nak Ika yang sederhana, tapi biarpun sederhana, nak Ika juga menawan.”

“Lha mengapa ibu membandingkan nak Ika dengan nak Risma?”

“Kalau harus memilih menantu ya pak, bapak pilih yang mana? Nak Ika yang sederhana, atau nak Risma yang wanita modern.”

“Ibu itu aneh-aneh saja. Mengapa bapak yang harus memilih? Yang harus memilih itu Broto, yang akan menjalani.”

“Cuma seandainya saja kok pak.”

“Ya nggak bisa jawab aku. Setiap orang itu kan punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidak ada yang sempurna didunia ini.”

Bu Kartiman tampak menghela nafas panjang. Ia benar-benar ingin segera punya menantu, lalu menggendong cucu.

“Kita doakan saja bu, agar Broto mendapatkan jodoh terbaik untuk dirinya. “

“Nak Risma itu tampaknya juga baik ya pak, walaupun dia orang kaya, tapi sama kita tetap saja tampak sangat santun. Kalau Broto suka sama dia, aku juga suka kok pak.”

“Ibu itu ngelantur.”

“Namanya orang berangan-angan kan ya boleh ..”

“Boleh saja, tapi jangan terlalu mengharap. Serahkan semuanya pada Yang Diatas, karena jodoh itu hanya Dia yang menentukannya. Ibu sama aku tinggal berdo’a saja, agar Broto menemukan yang terbaik untuk dirinya, untuk hidupnya. Ya kan bu?”

***

“Tidak kesana katanya mas,” kata Risma dalam perjalanan kembali ke Jakarta, ketika menelpon rumah dan juga kantornya.

“Mungkin belum sampai, atau mungkin masih di kantor.”

“Aku sudah menelpon kantor tadi. Baskoro tidak kesana. Kalau ke Jakarta pasti dia langsung ke rumah. Tapi penjaga mengatakan bahwa dia tidak datang.”

“Coba saja ditunggu sampai besok, mungkin belum sampai kesana. Sabarlah Ris, dan tenangkan hati kamu.”

“Aku tidak bisa tenang sebelum mengetahui keberadaannya.”

“Kita kan belum sampai di Jakarta, jadi lebih baik kamu berusaha menenangkan diri. Istirahat saja Ris, tidurlah.”

“Aku merasa bersalah mas.”

“Iya aku tahu.”

“Beruntung ada kamu mas, ada tempat aku berkeluh. Kalau tidak, aku pasti sudah limbung, lalu jatuh, lalu entah apa yang terjadi.”

“Mengapa kamu berkata begitu? Kamu itu wanita yang kuat. Kamu bisa melakukan apapun dengan baik.”

“Tapi aku tak bisa kehilangan Baskoro mas, hanya dia milik aku.”

“Baiklah, sekarang pejamkan matamu dan tidurlah. Baskoro akan baik-baik saja.”

“Baskoro itu rapuh.”

“Itu kan dulu. Sekarang dia sudah lebih dewasa. Dia akan melakukan yang terbaik. Percayalah.”

“Mungkinkah dia akan berubah ? Buktinya aku baru ngomel sedikit saja dia langsung pergi.”

“Langsung pergi kan, bukan mengambil sebotol obat tidur lalu menelannya langsung?” goda Broto.

“Ah.. kamu.”

“Tapi nanti dulu,  jangan-jangan tadi dia pergi ke rumah Rina,” lanjut Broto.

“Mana mungkin? Dia tak pernah mau bertemu dengan Leo sejak dia sakit dan dirawat itu. Lagi pula kalau mau kerumah Rina mengapa dia membawa baju-bajunya juga?”

“Barangkali untuk meyakinkan atau menanyakan kepada Rina tentang kebenaran kata-katanya yang telah disampaikannya sama kamu, tapi tampaknya tidak ya.”

“Tampaknya tidak.”

“Ya sudahlah, jangan takut, tidurlah dan tenangkan hati kamu.”

Risma diam, mencoba memejamkan matanya dan mengendapkan kegelisahannya. Ada sedikit ketenangan dirasakannya, ketika ada Broto disampingnya. Broto yang selalu menghiburnya dan memberinya semangat.

***                            

Tapi malam itu mau tak mau Ika juga memikirkannya. Mengapa Baskoro pergi kalau hanya dimarahi oleh kakaknya? Begitu besarkah rasa cinta Baskoro kepada dirinya? Tidak, sungguh Ika tak berani menjalaninya. Baskoro terlalu tinggi buatnya. Tapi kata-kata Risma sangat membekas dihatinya.

“Tolooong…”

Dengan wajah sendu Risma mengatakannya. Masih terbayang dan sangat menyentuh hatinya wajah itu. Tapi kemudian Ika juga merasa terganggu dengan perginya Baskoro. Pergi tanpa pamit, pasti ada sesuatu yang melukainya. Mengapa juga dia tidak datang kemari? Ah, mengapa kemari? Dia itu siapa?

Ika berusaha memejamkan matanya untuk tidur, Esuk hari banyak pesanan dari beberapa langganan, jadi dia harus kepasar lebih pagi.

***

Dan Risma juga tidak bisa menemukan Baskoro di Jakarta. Setidaknya di tempat dimana biasanya Baskoro menginap. Di kantor, atau di rumah mereka sendiri. Risma mulai kalang kabut lagi. Ia mencari kesetiap rumah sakit, barangkali ditemukannya orang bunuh diri dengan menenggak obat tidur, atau apalah. Tapi bayangan Baskoro benar-benar lenyap ditelan bumi.

“Aku harus menelpon Rina. Dia penyebab semua ini,” geram Risma karena kemarahannya dipicu oleh bisikan kejam dari Rina sehingga membuatnya melarang Baskoro mendekati Ika.

“Ya mbak Risma ? Maaf aku belum sempat menemui mbak Risma lagi. Aku sudah mulai suka memasak setelah tidak lagi merasa mual-mual.”

“Apa kemarin Baskoro kerumah kamu?” kata Risma tanpa mempedulikan apa yang dikatakan Rina.

“Tidak, apa dia bilang kalau dia kerumah aku? Dia mana mau bertemu mas Leo.”

“Kamu mengatakan hal buruk tentang Ika,” kata Risma sengit.

“mBak Risma, mengapa mbak Risma berkata begitu?”

“Kamu mengata-ngatai Ika sebagai seorang perempuan nggak  bener, membuat aku kurang suka sama dia.”

“Mengapa mbak Risma seperti marah sama saya?”

“Kamu bohong kan?”

Rina berdebar. Risma mengatakannya bohong. Apakah Risma sudah tahu kalau dia bohong? Darimana kemarahan Risma itu datang? Rina merasa harus menutupi kebohongan itu dengan kebohongan yang lain.

“Bohong apanya mbak? Yang aku katakan itu benar, sudah tersebar dimana-mana.”

“Oh ya? Kamu mendengar dari siapa?”

“Aduh dari siapa ya mbak, aku lupa, pokoknya banyak yang mengatakan itu. mBak Risma mendesak aku sih, sebetulnya aku nggak mau bilang.”

“Dan gara-gara aku memarahi Baskoro karena mengira Ika wanita yang berperangai buruk, sekarang dia pergi entah kemana.”

“Apa? Baskoro pergi?”

“Itu gara-gara aku termakan oleh omongan kamu.”

Lalu dengan gemas Risma menutup ponselnya.

“Iya sih, aku yang memaksa Rina untuk bicara. Duuh.. entahlah… bagaimana ini,” keluh Risma, karena berbicara dengan Rina juga tak akan bisa meringankan kerisauannya.

***

Hari terus berjalan, dan Baskoro belum juga ditemukan. Ika melewati hari-harinya dengan penuh tanda tanya. Terkadang ada rasa aneh menghentak dadanya, seperti rasa senyap, seperti ada sesuatu yang hilang, seperti dia merasa sendirian.

Sudah berminggu-minggu ibu yang berbelanja selalu bertanya. Bukankah setiap minggu selalu ada mas ganteng yang membantu? Mengapa lama sekali tak tampak batang hidungnya?

“O. dia ada di Jakarta bu, belum bisa datang kemari,” selalu itu jawabnya.

“Kok lama ya mbak, biasanya kalau Minggu pasti meramaikan jualan mbak Ika,” kata seorang ibu.

“Iya benar, kalau hari MInggu kita bersemangat belanjanya, habis ada mas ganteng yang ikut melayani.”

“Barangkali lagi banyak pekerjaan, jadi nggak bisa pulang kemari,” jawab Ika sekenanya.

“Ibu.. ibu-ibu..” tiba-tiba seseorang berteriak mendekat. Itu suara Murni.

“Hiih.. anak ini, kalau datang pasti bikin heboh. Nggak ada mas ganteng, awas ya, jangan tanya lagi,” kata seorang ibu dengan kesal.

“Iya, sudah kelihatan, nggak ada mobilnya disitu. Ini lho bu, eh mbak Ika.. mbok ya nyediain makanan ini, enak lho.. roti, pasti nanti juga laris,” kata Murni sambil menunjukkan sebungkus keresek yang kemudian dikeluarkan isinya.

“Apa itu?”

“Roti bu, saya sudah ngicipin, enak sekali. Tadi itu isi pisang, lalu yang empat ini macam-macam bu, ada selai nanas, strowbery, coklat. Ini silahkan kalau mau, aku tadi beli lima, yang satu sudah aku makan sambil jalan,” kata Murni sambil membagikan roti yang barusan dibelinya.

“Ini, mbak Ika satu. Maksudnya, besok-besok mbak Ika harus nyediain ini untuk dijual disini. Bener deh. Enak, lagi pula murah.”

“Iya, lumayan enak. Berapa harga satunya?” tanya seorang ibu yang sudah mencicipi dan berbagi dengan dua orang ibu lainnya. Habis barangnya cuma empat, dibagi begitu banyak ibu-ibu. Hanya punya Ika yang belum disentuhnya.

“Belinya dimana ini Mur?” tanya seorang ibu.

“Itu, ada penjual roti yang membawa sepeda motor, roti jualannya di taruh di keranjang besar dibelakangnya,” terang Murni.

Beberapa ibu menoleh, tapi penjual roti yang dimaksud sudah pergi.

“Wah, sudah nggak ada. Tadi aku bilang, besok pagi aku suruh datang kemari supaya mbak Ika bisa beli untuk dijual,” kata Murni.

“Ya sudah, besok beli ya mbak Ika,” kata seorang ibu.

“Baik bu, ini punya saya belum saya makan, barangkali masih ada yang belum kebagian?” Ika menawarkan rotinya.

“Nggak usah mbak Ika, namanya ngicipin ya sedikit-sedikit. Besok saja kalau mbak Ika jual, saya mau beli.”

“Baiklah bu, kalau tukang rotinya lewat sini lagi,” kata Ika sambil melayani ibu-ibu yang belanja pagi itu.

***

Ketika selesai berjualan dan masuk ke rumah, Ika baru melihat bahwa bekal makan dan minum yang disiapkan untuk Dian kembali tertinggal dirumah.

“Ya ampuuun, Dian.. kebiasaan deh. Ini bekal untuk dia dan bungkusan nasi yang biasanya diberikan pak tua, ketinggalan semua. Bagaimana ini, apa enaknya aku susulkan saja ya. Takutnya nanti dia pulang agak siang, lalu lapar deh,” gumam Ika sambil menurunkan keranjang sayurnya.

“Baiklah, aku susulkan saja, kan sekolah Dian tidak begitu jauh. Tapi ini sudah saatnya istirahat, bisa nggak ya aku mengejar waktunya.”

Ika memasukkan bekal Dian kedalam keresek, dan memasukkan makan dan minum untuk pak tua ke dalam keresek yang lain.

“Mudah-mudahan saat istirahat belum usai.”

***

Dian bingung saat istirahat itu. Ia baru sadar bahwa bekalnya ketinggalan. Bagi dirinya, Dian tak masalah, tapi dia melihat pak tua yang mungkin karena sudah biasa dia bawakan makanan, lalu setiap siang pasti duduk diluar pagar sekolah. Lalu Dian ingat, bahwa ibunya selalu membawakannya bekal uang, untuk berjaga-jaga, barangkali sepedanya gembos, atau apa.  Dian merogoh sakunya, bermaksud memberikan uang sepuluh ribu kepada kakek tua itu. Tapi tiba-tiba dilihatnya seorang penjual roti berhenti disana. Penjualnya nyaris pergi karena beberapa orang yang tadi membelinya sudah tak ada lagi.

“Rotiii!” Dian berteriak.

Tukang roti yang sudah nangkring diatas sadelnya itu kembali turun, membetulkan letak helmnya yang agak miring, menunggu Dian mendekat.

“Berapa harga rotinya pak?”

“Lima ribu rupiah nak.”

“Saya beli dua, tolong dimasukkan dalam keresek ya, mau saya kasihkan bapak tua itu,” kata Dian sambil mengulurkan uang sepuluh ribu.

Tukang roti itu memasukkan dua bungkus roti kedalam sebuah keresek, tapi kemudian memasukkan empat bungkus roti kedalam keresek yang lain, lalu diberikan kepada Dian.

“Ini yang kamu berikan kepada bapak tua itu, ini untuk kamu,” kata tukang roti itu.

“Tidak pak, uang saya hanya sepuluh ribu. Cukup ini saja,” kata Dian sambil menerima bungkusan yang berisi dua buah roti.

“Tunggu. Jangan kamu menolak ya nak, ini hadiah buat seorang anak yang baik hati. Ayo diterima saja,” kata tukang roti memaksa.

“Tt..tapi..”

“Sudah, diterima saja, nggak baik menolak rejeki.”

Dian menerima dengan ragu. Lalu ketika itu sebuah sepeda motor mendekat.

“Diaaan !!”

Dian menoleh, ibunya sudah ada disampingnya.

“Ibu, bolehkah aku minta uang duapuluh ribu lagi?”

“Untuk apa?”

“Untuk membayar roti ini,” kata Dian sambil menoleh kearah tukang roti itu. Tapi dilihatnya tukang roti itu sudah tak ada lagi di tempatnya.

“Mana dia?” Dian mencari-cari dengan bingung.

***

Besok lagi ya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

169 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jahit baju kebaran Mbak 😉

      Delete
    2. Koment opo iki mbk I'in?
      Jaitke baju?

      Delete
    3. Hbs umur baby cucu ku jew mlh masuk tp udah delete kok
      Pokoknya mb Trin juara 1 yes

      Delete
    4. Selamat Jen Iin atas keberhasilannya lari tercepat menyongsong kehadiran JBC_37 yang ke 6 kdlinya.

      Delete
    5. Jeng Iin Maimun mundur dari pertarungan ...juaranya jeng Triniel untuk kedua kalinya.
      Selamat.....

      Delete
    6. Siapa tukang roti tiba" dihadirkan...

      Delete
    7. Kayaknya Baskoro mau menunjukkan ke kakaknya bahwa tidak ada pekerjaan halal yg hina

      Delete
    8. Baskoro jadi tukang Roti keliling biar tiap pagi bs lewat rumah Ika

      Delete
    9. Sepertinya begitu bu Wiwik....Dan supaya Ika menerimaya krn dianggap sama2 penjual., seprofesi..hehe

      Delete
  2. Replies
    1. Udah brp minggu ndang di test pack mb Isti🤣🤣

      Delete
    2. Hahaa... ada nih.. SENSITIF..

      Jeng Maoum lucu juga.. nggodain keng Isti.

      ADUHAI nih

      Delete
  3. Alhamdulillah setelah diintip berkali kali akhirnya nongol nih episode 37. Makasih mbak Tien. Sehat selalu nggih

    ReplyDelete
  4. Aduhaaaiii yg di nantikan udah datang ...trims bund tien sayang ....

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah JBC 37 sudah tayang,maturnuwun mbak Tien, salam ADUHAI....

    SEMOGA SENANTIASA SEHAT WAL AFIAT

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah....Terimakasih bunda Tien,sehat sll😍😍😍

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. terimakasih  bu Tien  JBC #37 sudah hadir  .🙏.
    smoga Ibu Tien Slalu sehat bersama keluarga
    Salam aduhaiii dr Semarang 🤩

    ReplyDelete
  9. Ika menggeleng dengan heran. Lebih heran lagi ketika melihat mata Risma berkaca-kaca.......

    Kemana gerangan Baskoro? Nyesel ya Risma.....

    Alhamdulillah....
    JBC_37 sdh tayang.... Matur nuwun Bu Tien, salam tie *N K* umalasa *RI* Aduhai....dari mBandung.

    ReplyDelete
  10. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alien Taptriyani Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Hongkong, perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah matur Suwun eps 37 sdh tayang salam sehat dan ADUHAI

      Delete
    2. JANGAN BAWA CINTAKU


      Hay Readers,,,, sudah baca kan episode 37 ,,,, hi hi hi ,,, tambah seru kaaaann!!!!
      Pada gemez yaaaa,,,, jadi baper yaaaa
      Aduhai deeeeh...


      Ika mau bikin kolak,, tapi bingung mau pakai pisang apa,,, Emak2 pada nawarin pakai pisang koro ajahhh!!!!!
      🤣🤣🤣🤣🤣

      Okeeey , saya bantu memilih pisang yang bagus ya Mbaaa!!!

      1. Pisang Leo

      Pisangnya besar panjang,, legit2 enak ,, dan juga manis,,, pas di mulut dan kenyang di perut, pokoke mak nyuuuus,,, sekali gigit pingin nambah teruuuus,,,,
      Pisangnya juga tahan lama ga cepat meleleh,,, cocok buat bikin kolak ,, sudah terbukti Rina makan sekali tapi nambah lagi,,,, eheeem.. aduhai....


      2. Pisang koro

      Pisangnya manis tapi buahnya lembek,, dua kali gigit langsung hambar di mulut,, karena lembek maka cepat meleleh dan basi ,,, dan pastinya tidak bikin kenyang,,,, ha ha ha....


      3. Pisang Brot

      Pisang nya kurang manis,dan agak keras memang, tapi kena panas dikit langsung layu dan cepat meleleh,, rasanya juga kecut di mulut,, pisang ini biasanya buat hiasan ajaah.


      Mba Ika silahkan di pilih,,!!!
      Ayo pilih yang mana,, Mba Ika juga pernah makan pisang Leo kaaan,,,
      Atau sudah lupa rasanya,,,
      🤣🤣🤣🤣🤣

      Kalau saran Emak2 pasti suruh milih pisang koro yang lembek,,, maklum giginya sudah ompong kalau makan pisang Leo pasti linu-linu atau giginya bisa copooooot.
      Ohhh sengsara tak membawa nikmat,,, aduuuuuhhh.....

      Dan pasti pilih pisang koro karena Emak2 tidak butuh kenyang ,, dua gigitan cukup yang penting bisa bikin anget2 sekitar perut kaaaan......
      🤣🤣🤣🤣🤣
      Sehat terus ya Maaak...!!!
      Uuuhhhhh gemezzzz akuuuuuh....

      Kalau Tante2 pasti nyuruh pakai pisang Brot,, biasa cari yang masih muda yang keras,, rasanya kecut ga papa kaaaan
      Karena cuma buat hiasan,,,
      Walau keras tapi cepat meleleh ga papa yang penting mudaaaaa..... gitooooh.

      Take Me Out Kejora Pagi...
      Ika Wijayanti....
      Tentukan pilihanmu dari sekarang...!!!

      Selagi Ika milih2 dan mikir mau pilih yang mana,, Emak2 sudah teriak2...
      Pisang koro... Pisang koro... Pisang koroooooo.....!!
      Sambil loncat2....
      Nanti kalau encoknya kumat,, rasain.....

      Tapi karena semua pakai masker maka suaranya jadi tidak jelas,, kedengarannya jadi...
      Pisang kolor.... Pisang kolor.... Pisang kolooooooorrr....!!!!!

      Awas lho giginya lepas, semangat bener teriaknya......!!!


      Salam kenal semuanyaaa 🙏🙏🙏
      Jangan ketawa sendirian yaa, nanti di kira kesambet hi hi hi hi...

      Gabung yuukk!!!! di Group Whatsapp..

      PENGGEMAR CERBUNG TIEN KUMALASARI

      Kita asik2an,,,, berbagi cerita suka dan duka,,, satu hati hobby membaca novel,,,,Seduluran Selawase...

      Mengenal lebih dekat Bunda Tien.
      #silaturahim
      #cerbung/novel_populer
      #jumpa_fans

      Dan seru2an lainnya.....
      #komen tercepat
      #komen reply
      #ost Jangan Bawa Cintaku

      Di tunggu yaaa....!!!

      0821 1667 7789 (admin)

      Bagi Readers yang masih UNKNOWN,,,,
      tolong di kasih Nama yaa,,!!!
      Agar Bunda Tien mengenalmu dan bisa menyapamu,,,,!!!

      Dengan cara : Itu tuh tulisan UNKNOWN yang warna kuning di ketuk ,,,
      lalu ketuk EDIT PROFIL di sudut kanan atas, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, jangan foto artis korea nanti pada baper hi hi hi...
      lalu ketuk SIMPAN... Mudahkan,,,


      Selamat kepada para juara komen tercepat dan komen reply,,,
      Nanti di akhir episode ada video para juara dan reply,,,
      Ayo yang belum juara semangat yaaa..!!!
      Kamu Bisaaaaa!!!

      Foto piagam juara dan video ost Jangan Bawa Cintaku, hanya ada di WAG Penggemar Cerbung Tien Kumalasari.

      Terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu & tetap semangat.....!!
      Sinarmu selalu kami nantikan baik siang maupun malam.....Aamiin

      Salam ADUHAI.
      💗💗💗💗💗

      Delete
    3. Mulai nih.. ada yang kocak..

      ADUHAI Rinto.. kamu cakep deh

      Delete
    4. Selamat malam Ibu... 😇🤗

      Delete
    5. This comment has been removed by the author.

      Delete
    6. Aduhai Rintooo...molaiii... Lunjak2 kyk buto2 galak... Mosok emak2è sing lunjak2...biso kepuyuh tenan.... Blaeeen wes!!

      Delete
    7. Sugeng dalu mbak Tien.... Matur nuwun sapaannya ..Mugi tansah pinaringan sehat mbak
      Hmmmm...kyknya pak tua sama Tkg roti hrs bertemu ya mbak.... Smart idea !!
      Selamat berkarya mbak..semoga lancar semuanya.. doaku selalu Mbak.. Salam sayang nan aduhai dari Surabaya

      Delete
    8. Padahal mak" anteng ya mbak Dewi...
      Sing Lunjak" mas Rinto dhewe mergane nututi Laudza...

      Delete
  11. Alhamdulillah, JBC 37 telah tayang, kesuwun mbak Tien,sehat sehat selalu ya salam Aduhai dari Cibubur

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah
    Terimakasih bunda Tien cerbungnya
    Semoga sehat selalu
    Salam sehat dan aduhaii.....

    ReplyDelete
  13. Terimakasih, edisi 37 sudah tayang.👍

    ReplyDelete
  14. Maturnuwun mba tien tayange rogok sore salam sehat dari jember
    Pokok mbak tien aduhai deh

    ReplyDelete
  15. Penasaran....siapa penjual roti itu🤔...siapa pula bp tua itu🤔...kemana Baskoro pergi...smoga cpt kembali...penasaran...lanjut bsk...😘😘😘

    ReplyDelete
  16. Ciee cieee ciie .. Roti roti Baskoro .. pasti enak krn ada bumhu rindu .. maaksih Mbak Tien ..

    ReplyDelete
  17. Salam ADUHAIIIIII ...

    Terima kasih mbak Tien atas hadirnya JBC 37.
    Tetap sehat dan semangat bersama keluarga besar PCTK.

    Salam hangat kami dari Yogya.

    ReplyDelete
  18. Tebak2an
    1. Yg jadi Pak Tua itu Leo
    2. Yg jdi penjual roti adalah Baskoro
    Betul apa betul...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. InShaaAllah deh

      Bunda Tien hebat kl udah me ng aduk2 perasaan dan bikin kita penasaran

      Pokoknya kita tunggu aj deh lanjutan

      Kl kata Laudza Ika lg mempertimbangkan antara Pisleo,Piskoro,apa Pisbrot

      Krn smw ada pos neg
      Kl Pisbrot udah di kantongin Risma,Pisleo melas Rina yg masukin kresek meskipun visa brodhol krn stock lama

      Piskoro dah ada sponsor krn dah swear dari pings an gegara Rina

      ADUHAI...ADUHAII...ADUHAIII

      Delete
  19. Jangan-jangan penjual roti itu Baskoro....
    Hanya bunda Tien yang bisa menjawabnya...

    ReplyDelete
  20. Matur nuwun... Mbak tien... Tukang roti kayaknya Baskoro benarkah? Jadi penasaran. Smg mbak tien selalu sehat lahir batin selalu bisa berimajinasi mengolah cerita.

    ReplyDelete
  21. Belum terkuak siapa pak Tua itu ya...

    Jadi penasaran Bunda Tien...
    Salam sehat n salam Aduhaiii

    ReplyDelete
  22. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  23. Terika kasih mbak Tien,JBC 37 sdh nongol,siapakah penjual roti yg baik hati pd Dian?
    Aduhaiii semakin penasaran nih mbak Tien.
    Salam Aduhaii dr Tegal.

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah ... Maturnuwum Mbak Tien ,tetap sehat dan semangat .
    Salam hormat dari Jatiasih Pondok gede

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah JBC~37 sudah hadir, maturnuwun bu Tien.

    ReplyDelete
  26. Matur nuwun bu Tien JBC 37 sdh tayang.Apakah penjual roti itu Baskoro ya koq mencurigakan. Sepertinya Baskoro. Apakah Baskoro inginmenyamakan derajat dengan menjadi penjual roti? Bu Tien yang tahu. Baskoro yang belum.tahu kalau kakaknya sudah merestui. Salam sehat dan semangat berkarya. Semoga penjual roti dan penjual sayur bersatu..aduhai

    ReplyDelete
  27. Terimakasih bu Tien.
    Mbak Trienel yg no 2 betul menurut saya yg no1 ?

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah.... Sdh tayang
    Matur nuwun bu tien..
    Sehat selalu..

    ReplyDelete
  29. Suwun mb Tien JBC 37 telah tayang...alur crita nya makin hari makin asyik n mantab...sukses n sehat selalu....salam Aduhai

    ReplyDelete
  30. Aduhayyy,,,

    Terimakasih yang dinanti sudah tayang,,🥳

    Sehat slalu ya bunda Tien,, 😇

    ReplyDelete
  31. Apa Baskoro nyamar jadi tukang jual roti ya ??? Untuk mendekati Ika..he..he. Wis nunggu Bu Tien saja sing tepak..😀😀🙏🙏

    ReplyDelete
  32. Mantab JBC 37 dah tayang

    Lg bayangin bgmn wajah Rina stlh Risma berbalik arah krn di jelasin Broto

    Trus mw blg apa yah kira2

    Bilang gak...bilang gak...kl ku blg bgmn
    Andai gak di blg

    Yg jelas terserah bunda Tien mw nunul apa yg pntg baca

    Mksh bngt bunda Tien,sehat selalu doaku juga tak lepas
    Supaya ttp semangat menghibur kita2 sbg pembaca setia


    Salam hangat manis dan sayang dan yg selalu

    ADUHAI...😍😍😍

    ReplyDelete
  33. Alhamdulillah, udah selesai BacaJBC 37 rasanya udah marem, tidurpun bisa bleksek.
    Matur nuwun Bunda Tien, mugi tansah sehat lan kula tengga kelajenganipun, pinginipun gek teruse... teruse... lan teruse.
    Salam ADUHAI saking Klaten.

    ReplyDelete
  34. Makasih ibu Tien,JBC 37 sdh kubaca....salam sehat dari Yogya

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah .... terima kasih bu tien jbc 37 telah tayang

    ReplyDelete
  36. Aduh bu Tien buat kita penasaran dech... Menghadirkan tokoh baru kakek tua dan tukang roti...siapa ya mereka sebenarnya....
    Salam aduhai sehat selalu njih bu Tien...

    ReplyDelete
  37. Alhamdulillah...
    Mtur nuwun Bun....
    Mugi2 tansah sugeng....

    ReplyDelete
  38. Mksh bu tien, sehat selalu njih bu

    ReplyDelete
  39. Alhamdulilah JBC 37 sudah tayang..matur nuwun bu Tien..mugi tansah sehat..
    Ceritanya makin membuat penasaran...
    Salam Aduhai saking Tangsel...

    ReplyDelete
  40. Alhamdulilah yg ditunggu2 sdh muncul JBC 37. Terima kasih.
    salam sehat selalu bunda
    semkin aduhai...

    ReplyDelete
  41. Sepertinya Baskoro jadi tukang roti deh

    ReplyDelete
  42. Ibu Tien nuwun sewu Bagian terakhir baris kedelapan dari bawah
    Ketika Ibu...sepertinya Ketika itu...

    Salam Aduhai...dari Tangsel

    ReplyDelete
  43. Apakah si tukang roti itu adalah Baskoro?

    ReplyDelete
  44. Matur nuwun mbak tien-ku, jbc-37nya telah tayang.
    Kiranya Baskoro jadi tukang roti keliling nih...demi dia si Buah Hati.
    Kalau sudah mendapatkan Ika apa kembali jadi Pengusaha apa tetap jual roti keliling yaaa...
    Broto sepertinya mendapat restu dari ibu angkatnya, sudah tidak masalah.
    Tinggal Rina, minta 'dithuthuk' itu bathuknya...biar tidak bikin hati jadi remuk.
    Tidak ada yang mengira ya, ternyata NYI dalang mbanting Pengusaha Besar mau jadi penjual roti keliling. Salut untuk mbak Tien seorang.
    Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  45. Baskoro jadi penjual Rotiii...waah nebak2 sendiri ini bunda hehehehehe jika itu benar, baskoro yg jual roti pasti ika klepek2 deh, jadi merasa selevel sama dia, ika jual sayur, baskoro jual roti...ngapunten bubda Tien kok jadi ngarang sendiri..hahahaha...saya serahkan kembali ke bunda Tien, alur cerita yg apik, sulit di tebak, bikin baper dan penasaran...
    Salam sehat selalu bunda dari bumi Arema Malang...salam ADUHAI...

    ReplyDelete
  46. Alhamdulillah.....matur suwun...sugeng ndalu bu tien salam sehat n aduhay selalu...🙏🙏

    ReplyDelete
  47. Kayanya tebakan mb Triniel itu betul
    1. Yg jd p tua itu Leo spy bs tiap hari ketemu anak mbarepnya Dian
    2. Yg jd penjual roti itu Pisang Koro yg berusaha nyamar agar sepadan dg ika si tkg sayur...perjuangan yg luar biasa agar bs menarik simpati Ika..
    Mb Tien mmg hebat pctk terkecoh tyt tdk semudah membalikkan telapak tangan agar ika dan baskoro bs bersatu. Apa perlu mb Rismanya jatuh sakit br ika dan baskoro bs bersatu dlm ikatan yg samawa.. kita tunggu sj msh besok lg khan? Slm seroja sll

    ReplyDelete
  48. Makasih Bun untuk JBC nya, selalu seru dan bikin penasaran.
    Sehat selalu ya Bunda dan met istirahat dimalam ini.
    Bun saya dah gabung di group PCTK lho😍😍😍😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah.. salam utk mas Loekito udah disampein..?

      ADUHAI deh

      Delete
    2. Udah Bunda, malah kemaren Darsono lewat FB juga mau minta telp nya Bunda🙂🙂🙂

      Delete
    3. Oh iya Bun besuk kalo mas Lukito ke Solo tak ajak main ke ndalemnya Bunda , biar temu kangen sama mas Widayat

      Delete
    4. Di kerjain mak2 rempong tmbh penisirin bingitz
      Pasti nyaman blum lg di uncali lumpia dan bothok telas mb Ira dari Smg

      Delete
    5. Mtnuwun Mas Bambang Lukito...sdh masuk WAG PCTK yg seruuuu...

      Delete
  49. Matur nuwun bunda Tien JBC37 telah hadir.

    menunggu sehari rasanya seminggu...ADUHAI 😍

    ReplyDelete
  50. Terima kasih cerbung nya mbak Tien. Semoga mbak Tien sehat² selalu. Salam aduhai untuk mbak dan keluarga.

    ReplyDelete
  51. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  52. Jangan² baskoro ingin menyelami cara hidup orang kebanyakan, jadi dia jualan roti.

    ReplyDelete
  53. Alhamdulillah, suwun mbak Tien sdh menghadirkan JBC 37, smg semua baik2 saja
    Semoga mbak Tien sehat, sll dlm lindungan Alloh swt. Aamiin
    ADUHAI...Salam sehat sll dr Bekasi mbak Tien

    ReplyDelete
  54. pandai juga mas leo menyamar jadi tukang roti ya....

    ReplyDelete
  55. Trimakasih mbak Tien jbc37nya..

    Bapeeerrr...
    Moga penjual roti itu baskoro ya mbak Tien..😀😀

    Makin pinisirin...😊

    Salam sehat dan aduhaii mbak Tien..🙏

    ReplyDelete
  56. Alhamdulillah matur nuwun mb Tien JBC 37 sampun tayang ...crita nya makin seru ....Baskoro pergi dari rumah...Risma bingung mencari Baskoro.....Rina karena punya hati yg iri n dengki..thd Ika...masih banyak lagi...makin Seru n tambah asyik...
    Sukses selalu mb Tien....salam Aduhaii

    ReplyDelete
  57. Aduhai ... tadi ketinggalan terus balapan no. 1 ... jadinya baca dulu aja ... Terima kasih Mbak Tien yg baik ... JBC 37 sudah dibaca ... jadi kepingin tau lanjutannya ... nggak sabaran deeh ... Salam sehat & Aduhai Mbak Tien Kumalasari ...

    ReplyDelete
  58. Ada tangga setinggi Mega.. utk Ika menggapai Baskoro... 😀😀💯💯. Salam hangat untuk mbak Tien.. Semoga sehat selalu...🙏🙏

    ReplyDelete
  59. Filling rasa berkata, bahwa demi meraih cinta Ika or Yanti, Baskoro pergi meninggalkan rumah. Dan membuat kakaknya Risma kebingungan dan was2.
    Kayaknya yg jadi Tukang Roti itu adalah Baskoro.
    Hmm... sungguh bijak Bu Tien Kumalasari membuat hati penggemar JBC dengan bijak. Nice...🌹

    ReplyDelete
  60. Baskoro ilang terus jadi penjual roti....aduhai....pandai sekali menyamar sampai ngga ada yg mengenali...jd ingat Pramadi pakai kumis dan topi...

    Maturnuwun mbak Tien...salam sehat dr Situbondo

    ReplyDelete
  61. Nebak2 lagi ah😁😁😁pasti baskoro😀😀😀suwun Bu Tien sehat selalu🙏🙏💐

    ReplyDelete
  62. Sepertinya penjual roti itu adalah Baskoro.
    Dia ingin menyelami hidup sebagai manusia biasa tanpa embel" kaya atau miskin atau apa.
    Ika juga sering bilang saya ini siapa, mas Baskoro itu siapa. Seakan ada perbedaan yg jauh antara dirinya dg Baskoro.
    Smg Ika bisa berjodoh dg Baskoro, apalagi Risma juga menaruh harapan yg besar agar Ika mau nerima cinta Baskoro.
    Untuk Ika jika nanti Baskoro kembali maka terimalah cintanya.

    Untuk Rina siap"lah menerima amukan Risma apalagi kalau Leo tahu bahwa Rina menjelek jelekkan Ika hingga Risma termakan omongannya.Hingga membuat Risma memarahi Baskoro sampai Baskoro pergi dari rumah.
    Pasti Leo marah besar.
    Untung ada Broto yg bisa menenangkan hati Risma.
    Lalu siapakan laki" tua yg sll ada di halaman sekolah Dian, moga segera terungkap.
    Dan yg penting semuanya happy ending nggih bunda...
    Moga bunda Tien sll dianugrahi kesehatan.
    Salam aduhaii dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
  63. Alhamdulilah terimakasih bunda.. biasanya sebelum bobok nyantap JBC dulu. Malam tadi teler.. dalam aduhai penuh cinta untuk bunda. Afifah Bondowoso

    ReplyDelete
  64. Masya Allah semakin seru nih,apakah mungkin Baskoro yg jualan roti ??
    Maturnuwun sanget bu Tien,semoga selalu sehat salam teraduhai
    Selamat menikmati makan sahur bersama keluarga

    ReplyDelete
  65. Terima kasih bu Tien...🙏 semoga sehat selalu... dan makin seru saja ...aduhai...jangan2 Baskoro yang menyamar jadi tukang roti..he he
    Salam buat keluarga...

    ReplyDelete
  66. Alhamdulillah.. JBC 37 akhirnya tayang. 2 hari tdk tayang.. lesuu jadinya. Tksh bu Tien. Baskoro jualan roti? Utk ngimbangi Yanti. Semakin asyik.. salam sehat selalu.

    ReplyDelete
  67. Alhamdulillah JBC Eps 37 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
    Salam sehat dari Tangerang.
    Leo nyamar jadi orang tua di luar pagar sekolah, enak bisa melihat Dia dan menikmati masakan Ika, tapi apa gak makan siang di rumahnya sendiri dgn masakan Rina.?
    Baskoro jual roti supaya sederajat dgn Ika yg jual sayur.? Akal bulus tapi cerdik tenan.. 👍👍

    ReplyDelete
  68. Hehee.. pembacanya kok ya pinter2

    Salam ADUHAI mas Dudut

    ReplyDelete
  69. Terimakasih Bunda Tien.. JBC 37 sdh tayang.
    Penasaran ya siapa penjual roti .. Dian juga sdh beli,
    walaupun dian tdk mengenalinya..

    Duuuh tambah penasaran deh..
    Sabaaar.. tunggu episode selanjutnya..

    Salam sehat & salam aduuhaaii.. dari sukabumi

    ReplyDelete
  70. Salam Kejora pagi mbak Tien ,
    Monggo kerjain aja mbak Tenan teman grub pctk itu ,, biar salah tebak , biar tambah heboh , dan episode tambah panjaaaang ,,,,, pokoknya happy ,,, *ADUHAI* mbak Tien ,,,,sehat selalu ,,,

    ReplyDelete
  71. JBC 37. Nah ada 1 pelakon misterius di JBC 37. Penjual roti yang suka hilang bila di cari serius. Siapa gerangan? Mengapa harus menghilang saat di cari?. Jangan...jangan si ..... yang ingin menyamaratakan status dengan si tukang sayur ....
    Ih gemes ...penasaran ...
    Semoga sehat dan bahagia mbak Tien. Terima kasih.

    ReplyDelete
  72. Maturnuwun Bu Tien, ceritanya semakin seru dan menarik, apalagi ada seorang penjual roti yg baik hati berkeliling kampung dimana Ika dan Dian tinggal. Siapa dia..membuat penasaran untuk menunggu lanjutannya.. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, tetap bersemangat di bulan suci Ramadhan ini. Aamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
  73. Alhamdulilah JBC 37 telah hadir dan terima kasih M Tien semoga sehat selalu.
    Rina masih tdk mau mengakui kesalahannya malah kata orang2
    Sang Penjual roti siapakah dia sebenarnya. Tebakannya......Baskoro.....
    Dan masih ada seorang lelaki tua yg tiap hari dibagi makanan SIAPAKAH DIA ? Ortu dr siapaaaa y.
    Bikin penasaran untuk mengikuti kisah2 JBC selanjutnya. ADUHAI & ADUHAI ......

    ReplyDelete
  74. Waaww ... makin seru...
    Jangan” tukang roti itu baskoro tuk menunjukan pada risma dan ika, baskoro mampu...
    Yang lebih seru lagi komen laudza apalagi hadir nya Rinta makin aduhai lagi...
    Dan adalagi keponakannya tapi belum muncul... lebih seru lagi ... ketiga komentator d hadirkan
    Makasih bunda tien salam aduhai ...

    ReplyDelete
  75. Sugeng enjang , mb Tien . Wah cerita semakin wow . Tukang roti kynya Baskoro . Tp pak tua siapa ya ...apa ayah Baskoro n Risma . Mb Tien yg paling tau . Yuli Semarang

    ReplyDelete
  76. Alhamdulillah JBC 37 sdh hadir
    Rotiii... Rotiii..
    Dian dikasih 4 bungkus roti gratis..
    wah siapa ya tukang roti itu?
    Baskoro kah?
    Aduhai semakin seru dan menggelitik ceritanya jd penasaran lanjutannya gmn..
    Terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu
    Salam Aduhai dari Bekasi

    ReplyDelete
  77. Alhamdulillah, JBC lanjutan sdh hadir .....
    Hahaha....utk menstarakan derajat, akhirnya Baskoro jualan roti keliling.....aduhai sekali
    Lanjut Bu Tien.....😊
    Salam sehat salam aduhai....

    ReplyDelete
  78. Kayaknya yg jual roti baskoro deh biar sepadan dgn ika dan iķa biar mau menerima cintanya...woh tambah seru deh...salam aduhai bu tien

    ReplyDelete
  79. Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh, Sehat wal'afiat semua ya bu Tien,. Alhamdulillah JBC. 37 dtg juga, semakin seru nih klimaksnya ,,Salam penasaran,,matur nuwun bu Tien,sukses terus 🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alailum salam warahmatullahi wabarakatuh

      Salam ADUHAI buat mbah Ti

      Delete
  80. Baskoro ni ya. Supaya tetap dekat dg Ika..nyamar jadi tukang roti.
    Makasih mba Tien. Salam sehat selalu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pinteer

      Gimana kalau bukan ?

      ADUHAI dong jeng Sul

      Delete
  81. Apakah begul yg jualan roti Baskoro
    Pembaca sdh banyak yg tahu klo Baskoro
    Tolong b Tien yg baik JBC 38 SGR dishare saya penasaran Miatur nuwun sangat

    ReplyDelete
  82. Wouw... jangan2 si tukang roti itu Baskoro yg menyamar. Demi cintanya pada Ika, dia rela melakukan apa saja, demi bisa bahagia bersama Ika.
    Terima kasih Mbak Tien, smoga Mbak Tien selalu diberi kasehatan dan kebahagiaan oleh Allah Swt. Amin

    ReplyDelete
  83. Mau komen kok kalah yerus yaaa
    Matur nuwun aja bu Tien telah menghibur kita semuanya
    Semoga sehat selalu dan tetap semangat dalam berkarya
    Salam dari bumi Nusakambangan

    ReplyDelete
  84. Slmt siang menjlng sore mba Tien.. Aduuh makin2 penasaran.. Siapitu tukang roti y.. Mungkinkah baskoro.. Ingiiiin cepat lanjuut mba Tien.. Slmseroja dan aduhai unk mba Tien.. Muuaahh🥰🥰🥰🥰

    ReplyDelete
  85. Semua pembaca nebak yg jual roti adalah baskoro, hanya 1 orang [mas petir] yg nebak tukang roti adalah leo. Jadi hampir bisa dipastikan, tukang roti adalah baskoro.
    Karena kalau leo jadi tukang roti, tdk lah mungkin, krn leo sdh nyamar jadi orang tua, sebelum baskoro ngilang.
    Itu adalah tebakan saya, kl mbak tien berkenan membuat baper para pembaca, bisa ditukar peran dulu, biar makin seru. He5x.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Luar biasa grup PCTK ya.. dan pembaca lainnya. Karena udah ditebak.. tamat dong.. hahaa..
      ADUHAI selalu mas Andrew

      Delete
  86. ADUHAI sampai segitunya mengharapkan perhatian dari Yanti, nggak ikhlas banget kalau Yanti memilih ke lain hati, mbergudul bangget deh..
    mBok yao ngebet nya di tunda dulu napa kaya menggebu gebu; cinta emosional tuh, kata kata 'Dian membutuhkan ayah' hanya mau melenturkan keteguhan Yanti dalam menapaki di dunianya.
    Mbocahi banget, kudu dapet yang lain abaikan.
    Paling enteng ya jadi pekerja tinggal ngikuti aturan main, dah jalan deh, paling ditekan omzet.

    ReplyDelete
  87. Nuhun ..JBC 37 hadir ..aduh gak sempet komen krn masak u sahur td pagi..maklum 🤲🙏.Terimakaasih bu Tien ..salam sehat

    ReplyDelete
  88. Apakah tukang roti itu Baskoro ?
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  89. Ya , sy juga brpikiran yg nyamar jd tukang roti adalah Baskoro

    ReplyDelete