A Y N A 23
(Tien Kumalasari)
“Ya ampun Riri.. kamu masih cantik seperti dulu,” seru Tanti sambil memeluk bu Tarni.
“Kamu juga selalu cantik Tanti.”
“Siapa yang sakit?”
“Anakku..”
“Opname?”
“Tidak, ini obat jalan.”
“Syukurlah, anakmu sudah berapa Riri ?”
“Satu.. eh.. dua..”
Tanti tertawa.
“Kok jumlah anak bisa lupa sih ?”
“Bukan lupa, salah ngomong, so’alnya yang satu bekerja di Jakarta.”
“Suami kamu juga di Jakarta?”
“Tidak Tanti, suami aku meninggal lima tahun lalu karena sakit lever. Kamu sendiri sakit apa?”
“Aku hamil anak pertama Riri.. opname tiga mingguan karena muntah terus.”
“Allah hu akbar.. kamu hamil anak pertama?”
“Iya Riri, sebuah anugerah setelah aku sama mas Danang hampir putus asa.”
“Senang mendengarnya Tanti, kamu tinggal dimana? Dirumah Danang ?”
“Iya lah Riri, aku ikut suami aku.”
“Tanti.. ternyata masih disini..” tegur bu Suprih yang lebih dulu keluar karena membawa barang-barang.
“Ini ibu ya?”
“Ini.. siapa.. seperti pernah kenal..”
“Ibu, ini kan Riri, ibu lupa ya?”
“Aduh.. iya, lupa-lupa ingat, habisnya hanya ketemu sekali. Itupun hanya sekilas.”
Bu Tarni menghampiri bu Suprih dan mencium tangannya.
“Riri, aku ditunggu mas Danang, kapan-kapan datanglah kerumah, aduuh, mana anak kamu, aku tak melihatnya disini?”
“Menunggu didepan, disini banyak orang, aku takut dia bingung. Lain kali aku ajak dia kerumah kamu.”
“Bener ya.”
“Iya Tanti, banyak yang ingin aku ceritakan sama kamu. Lain kali aku pasti kerumah kamu.”
“Iya nak, ma’af.. kami harus pulang, mas Danang sudah nungguin, lagi pula Tanti harus banyak istirahat,” sambung bu Suprih.
“Iya bu, saya maklum.”
“Aku pergi dulu ya Riri, sungguh ya, datang kerumah.”
“Akan aku sempatkan. Hati-hati, Tanti.”
Bu Tarni menggeleng-gelengkan kepalanya karena takjub. Diusia yang hampir seperti dirinya mendapat anugerah yang tiada taranya.
Lalu bu Tarni teringat ketika dirinya dikenal Tanti dengan nama Riri. Sekarang bu Tarni membenci nama itu, nama yang mengingatkan kehidupan masa lalunya yang hitam dan buruk. Ia sangat menyesalinya, dan bersyukur seorang yang semula dibencinya masih bersikap sangat baik dan bersahabat, sejak dulu.
“Nona Winarni..”
Panggilan petugas apotik membuyarkan lamunannya. Ia segera beranjak ke loket.
***
“Win, kelamaan ya?”
“Tidak bu, pastinya ngantri di apotik.”
“Iya, tadi ibu ketemu teman lama dan sempat ngobrol. Dia sahabat baik, lain kali aku ajak kamu ke rumahnya.”
“Iya bu..”
“Kamu sudah jadi ke kamar mandi, tadi?”
“Sudah bu.”
“Baiklah, ayo kita pulang. Ini obat-obat untuk kamu.”
“Banyak sekali..”
“Tidak, hanya vitamin dan ada obat yang diminum kalau pusing.”
“Apakah saya akan bisa ingat semuanya?”
“Pasti Win, kamu harus bersemangat .. suatu hari kamu akan ingat semuanya.”
“Terimakasih bu..”
“Ayo kita pulang, atau kamu ingin mampir kemana, gitu?”
“Tidak bu, kecuali kalau ibu masih punya keperluan.”
“Tidak, barangali kamu ingin jalan-jalan lagi?”
“Bukankah warung buka? Saya harus mmbantu memasak..”
“Anak baik.. biar aku panggil taksi dulu ya.”
***
“Mas, coba tebak, aku tadi ketemu siapa?” tanya Tanti dalam perjalanan pulang dari rumah sakit.
“Siapa ?”
“Riri...”
“Riri siapa sih ?”
“Ah, pura-pura lupa nih..”
“Gimana sih, emang bener-bener lupa..”
“Masa sama bekas pacar bisa lupa?”
“Bekas pacar ? Apa sih.. kalau pacar aku nggak punya selain kamu, kalau teman dekat.. aku banyak..”
“Ya ampuun.. teman dekat? Baiklah, Riri adalah salah satu teman dekat mas kan?”
“Riri... oo.. dia? Yang pernah gila itu kan?”
“Ssst.. jangan menyebutnya gila dong mas..”
“Lalu apa dong..”
“Dia hanya stress.. karena memikirkan cintanya sama mas..”
“Ah.. ya enggak, dia stress karena menyesali perbuatannya. Sudah baik kan? Ketika kita menikah dia datang kan?”
“Iya.. kami bersahabat setelahnya..”
“Bagus. Jadi tadi ketemu? Sakit apa dia?”
“Yang sakit anaknya. Aku sampai lupa menanyakan sakit apa.. tapi hanya obat jalan katanya.”
“Sudah punya anak berapa dia?”
“Dua, yang satu sudah kerja di Jakarta. Suaminya meninggal lima tahun yang lalu.”
“Sudah janda dong..Dimana rumahnya?”
“Kami bicara sekilas saja. Tapi dia janji mau datang kerumah. Semoga dia datang ketika mas ada dirumah.”
“Kok pakai semoga ketika aku ada dirumah?”
“Kan bisa rame, heboh dong mas, ketemu teman lama..”
“Itu kata-kata tulus.. atau berisi cemburu ?”
“Iih.. ya enggak lah mas.. masa aku cemburu, sudah tua cemburu.. mana pantas?”
“Kan aku masih ganteng.. pantas dong dicemburuin..”
“Eeeh.. genit ya.. sudah mau punya anak masih genit juga..”
Danang tertawa terbahak. Bu Suprih yang duduk dibelakang hanya tersenyum-senyum mendengar celotehan anak dan menantunya.
“Kalau cemburu itu kan tandanya cinta nak?” sambung bu Suprih.
“Tapi Tanti bilang tidak cemburu lho bu, berarti tidak cinta dong sama saya.”
“Tuh kan, bertambah lagi genitnya..”
“Lha itu kan benar, tidak cemburu berarti tidak cinta.”
“Tidak cemburu karena hati aku seluas lautan.. Tidak ada alasan untuk cemburu. Tapi kalau berani main-main .. awas saja.. “
“Waduh, ibu anakku sudah main ancam nih..”
“Biarin..”
Canda itu berlangsung sampai mereka kembali memasuki rumah mereka. Berseri wajah Tanti begitu memasuki rumah yang lama ditinggalkannya.
***
Sore itu Bu Tarni duduk diruang tengah sendirian. Pertemuannya dengan Tanti menguak kembali cerita lama yang sudah lama dikuburkan dalam-dalam dilubuk hatinya.
Ketika itu ia tak ingat apapun, berkeliaran dan membuat heboh dimana-mana. Itu karena dia mengandung entah anak siapa, dan mengejar Danang agar mau menutupi aibnya.
Akhirnya bayi yang dikandungnya luruh dipinggir jalan, ketika dia terjatuh sepulang dari rumah Tanti.
Aduhai, lama sekali dia tenggelam dalam dunia yang dia tak menyadarinya. Sampai masuk kerumah sakit jiwa, dan hidupnya limbung karena merasa tak punya makna. Lalu datanglah Tanti, yang semula amat dibencinya, mengulurkan tangannya penuh kasih, merengkuhnya sebagai sahabat, menyadarkannya bahwa jalan yang dilaluinya masih sangat panjang.
Ia lalu menguburkan semuanya. Dan menjalani kehidupan normal sebagai seorang perempuan lajang walau pernah mengandung. Seorang laki-laki baik kemudian menikahinya, tanpa mempedulikan statusnya. Lalu lahirlah seorang anak laki-laki rupawan yang sekarang sudah dewasa. Sayang kemudian sang suami meninggal karena penyakit lever yang dideritanya.
“Ibu..”
Bu Tarni terkejut mendengar Ayna memanggilnya.
“Mengapa ibu tampak bersedih ?”
“Tidak.. ibu hanya teringat masa lalu ibu. Duduklah disini.”
“Senang bisa mengingat masa lalu ya bu.” Kata Ayna sambil duduk didekat bu Tarni.
“Masa lalu ibu tidak begitu baik.”
“Mengapa bu?”
“Tadi ibu ketemu teman lama. Namanya Tanti.”
“Tanti ?”
Lalu Ayna merasa bahwa pernah mengenal nama itu. Tapi dimana, dan siapa dia, Ayna tak bisa mengingatnya.
“Pertemuan itu mengingatkan ibu akan masa muda ibu.”
“Masa muda yang menyenangkan ?”
“Tidak. Masa muda yang penuh hura-hura, bergaul dengan tanpa mengenal batas. Ibu sangat menyesalinya. Itu masa-masa buruk yang sebenarnya tak ingin ibu ingat kembali.”
“Buruk ?”
“Sangat buruk. Dulu aku seperti orang gila karena menyesali perbuatanku sebelumnya. Tapi seseorang merengkuh aku, menyadarkan aku bahwa aku harus melanjutkan langkahku. Dia seorang wanita berhati mulia, dimana ketika semua orang menjauhiku, dia justru merangkul aku, menujukkan jalanku. Dia Hartanti.. yang tadi ketemu di rumah sakit.”
“Oh, ibu teringat masa lalu ibu, karena tadi bertemu dengan Hartanti?”
“Benar.. orang baik, yang sebelumnya sangat aku benci.”
“Mengapa ibu membencinya kalau memang dia baik ?”
“Laki-laki yang aku cintai memilih dia menjadi isterinya.”
“Jadi.. ?”
“Suaminya Tanti itu dulu laki-laki yang ibu cintai. Tapi dia tidak mencintai ibu. Ibu benci sekali sama Tanti, tapi justru ketika ibu terpuruk, dialah yang membangkitkan ibu.”
“Syukurlah, jadi tidak ada lagi kebencian diantara ibu dan dia.”
“Benar. Dulu aku dipanggil Riri.. dari namaku Ari Sutarni, Tapi aku benci nama depanku, karena mengingatkanku akan hal-hal buruk itu. Jadi aku lebih suka dipanggil Tarni.”
“Ooh.. ibu, ini kisah yang luar biasa.”
“Aku menikah kemudian dengan bapaknya Rio, tapi sayang dia tidak berumur panjang.”
“Ikut prihatin bu.”
“Suatu hari nanti kamu akan aku ajak berziarah kemakam suamiku. Sudah lama aku tidak menaburkan bunga untuk dia.”
“Tapi kan ibu selalu mendoakannya ?”
“Iya, selalu..”
“Ibu sekarang tidak boleh sedih lagi ya. Kan semua sudah berlalu.”
“Iya benar. Dan aku bahagia menemukan kamu. Jadilah anakku..”
Ayna mengangguk. Dan tiba-tiba kata-kata ‘jadilah anakku’ itu terngiang ditelinganya, berbeda dengan suara bu Tarni ketika mengucapkannya.
“’ jadilah anakku’... suara siapa itu?” Bisik batin Ayna.
Banyak hal aneh seperti dia penah mengenalinya... nama Ayna.. Tanti... mengapa begitu akrab ditelinganya. Seperti sangat dekat, seperti kata-kata ‘jadilah anakku’.
“Ada orang lain pernah mengucapkan itu.. siapa.. dimana.. aduuh... “ kata batin Ayna terus menerus memenuhi benaknya. Lalu dia memegangi kepalanya.
“Kamu kenapa?”
“Nggak apa-apa bu, bolehkah saya istirahat? Kepala saya pusing sekali.”
“Baiklah nak, istirahatlah..”
***
Dan didalam kamar itu Ayna masih dihantui oleh nama-nama dan suara yang sangat dikenalnya juga begitu dekat dengannya.
“Siapa dia.. siapa dia... Ayna.. Tanti... siapa... siapa.. dan suara siapa itu.. jadilah anakku.. jadilah anakku.. jadilah anakku...” Ayna memegangi kepalanya yang berdenyut-denyut.
“Win.. kamu tidak apa-apa?”
“Tidak bu, hanya sedikit pusing.”
“Bukankah salah satu obat kamu ada yang obat pusing? Ibu ambilkan minum, lalu minumlah obatnya. Diminum kalau perlu kan?”
“Iya bu, biar saya ambil sendiri.”
“Sudah, tiduran saja, ibu ambilkan.”
Ayna bangkit, ketika bu Tarni mengulurkan segelas air minum, dan mengambil obat dimeja, setelah ditemukannya etiket bertuliskan ‘kalau pusing’.
“Ini obatnya.”
“Terimakasih bu.:
“Kamu sedang mengingat sesuatu ?”
“Berusaha mengingat bu, tapi belum berhasil.”
“Jangan terlalu dipaksakan, perlahan-lahan, pasti kamu akan bisa mengingatnya.”
“Baiklah.”
“Sekarang cobalah untuk tidur. Nanti sa’at makan malam ibu bangunkan kamu.”
“Terimakasih.. ibu.”
***
Pagi hari itu Ayna mau pergi ke warung untuk membantu memasak. Ia mulai senang melakukan pekerjaan itu. Tapi sebelum keluar dari rumah, bu Tarni memanggilnya.
“Win, tunggu sebentar.”
“Ya bu..”
“Pagi ini kamu tidak usah membantu di warung, ibu mau menjenguk makam mas Prapto, bapaknya Rio. Kamu mau ikut ?”
“Iya bu, tentu saja saya mau.”
“Kalau begitu ganti baju dulu, lalu kita berangkat.”
“Kalau warung ramai bagaimana?”
“Ini kan masih pagi, warung baru akan buka setelah jam sebelas siang seperti biasanya.”
“Berarti kita tidak akan lama ?”
“Hanya ke makam, lalu mampir belanja sedikit, dan pulang.”
“Baiklah, berarti saya masih bisa membantu diwarung.”
“Bisa, jangan khawatir.”
“Baiklah, saya ganti baju dulu ya bu.”
“Ibu tunggu didepan ya, mau pesen sama yang masak, so’alnya nanti akan ada yang mengirim kentang sama wortel.”
“Ya bu, saya segera menyusul.”
“Sekalian ibu pesan taksi, jadi kamu jangan lama-lama.”
“Ya bu, hanya ganti baju saja.”
***
Bu Tarni dan Ayna turun dari taksi memasuki area makam yang cukup luas.
“Makam ini terawat bersih. Ini makam keluarga. Penjaga makam mendapat gaji setiap bulan agar selalu menjaga supaya tetap bersih dan terawat.
“Iya bu, memang bersih dan terawat. Udaranya juga adem karena banyak pohon-pohon kamboja disekitar makam.”
“Benar. Makam bapaknya Rio agak ketengah.”
Keduanya terus melangkah kearah tengah-tengah makam, dimana suami bu Tarni dimakamkan.
Ayna menatap setiap batu nisan yang dilewatinya. Dan tiba-tiba terbayang suatu peristiwa yang membuatnya sangat sedih.
“Peristiwa apa ya, memasuki kuburan ini aku jadi membayangkan sesuatu. Sesuatu itu adalah kejadian yang membuat aku sedih. Apa itu.. “ bisiknya dalam hati.
“Ayo Win, itu sudah dekat.”
Ayna terus menatap setiap batu nisan yang dilewatinya, dan peristiwa itu kembali membayang dalam angan-angannya.
“Aku.. ingat.. sebuah kuburan.. lalu membuat aku menangis.. kapan ya, peristiwa apa, aku.. aku..aku.. tak bisa mengingatnya,” terus-terusan batinnya mengucapkan kata-kata itu.
“Win, itu Win, didepan..tadi ibu sudah menelpon tukang makam agar menyediakan tikar didepan makam, dengan begitu aku bisa berdo’a dengan nyaman,” kata bu Tarni sambil menarik lengan Ayna.
Bu Tarni mengajak Ayna duduk didepan sebuah makam. Lalu membuka bungkusan bunga yang tadi dibawanya, dan harum bunga segera menyeruak. Bu Tarni menyebarkan bunga itu diatas pusara suaminya. Dan tiba-tiba sebuah bayangan melintas. Bau bunga-bunga tabur, banyak orang disekelilingnya, dan dia menangis terisak didepan sebuah gundukan tanah yang sudah penuh dengan bunga.
Tiba-tiba Ayna menatap makam itu dan memekik keras.
“Ibuku... ibuku...”
“Win?” Bu Tarni menatap heran.
“Ibuku sudah meninggal.. ibuku... ibuku..”
Ayna berlari mengitari makam.
“Dimana ibuku ? Dimana makam ibuku?” pekiknya sambil berlarian diantara makam.
“Wiin !!”
***
Besok lagi ya
Terima kasih mbak Tien ... AYNA 23 sudah tayang.
ReplyDeleteSalam hangat kami dari Yogya.
Terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 😍😍😍
DeleteGroup Chat Whatsapp Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
0821 1667 7789 (admin)
#silaturahim
#cerbung/novel_populer
#jumpa_fans
Ayoooooo edit profilmu dengan cara : ketuk UNKNOWN,,, lalu ketuk EDIT PROFIL, dan isi biodatamu,,, lalu SIMPAN,, mudahkan......
Hore....kedikisan pak yowa
DeleteAyo ... Yg mau reply teratas.
DeleteSELAMAT
DeleteANDA NO 1
HE HE HE
Selamat buat mas Yowa.....Monggo lanjutin koreksi saya tak nglanjutin kerjaan ku dulu. Tadi gak ikut berebut.
DeleteSelamat malam Bu Tien, sehat selalu ya. Terimakasih Ayna_23 sdh tayang sebelum jam 22.00
DeleteSelamat Pak Yowa sebagai Juara 1
DeletePas ngincengnya
Selamat p.Yowa juara I
DeleteAduhai
Terima kasih bu Tien Aina 23 udah hadir semoga ibu sehat selalu aamiin
DeleteYg 21 mana woi
DeleteMatur nuwun.
ReplyDeleteNomor 1...
ReplyDeleteMatur nuwun ayna23
ReplyDeleteAlhamdulillah ayna 23 dah tayang.makasih b.Tien
DeleteSalam dari Bojonegoro
Yaaa...mulai ada yang teringat.
DeleteMungkin besuk kalau ketemu Tanti bisa jadi 'obat'nya. Yang bingung mencari tidak ketemu, yang santai dirumah ditemui.
Salam sehat mbak Tien ...dari sragentina tetap Aduhai.🤩👃
Terimakasih mbak Tien masih sore
ReplyDeleteAlhamdulillah.........
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap..
Alhamdulillqh AYNA #23 sudah tayang ..matur suwun bu Tien Sehat slalu utk.ibu n kel besar ...
ReplyDeleteYah salah... gara gara ketekan iklan...😭😭😭
ReplyDeleteMaaf ya bu... gara gara heboh mau juara 1 malah lupa bilang terima kasih... makasih bu Tien cantik...
DeleteAsyik...sudah hadir Ayna
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien sayang,
ReplyDeleteAyna 23 sudah tayang, Alhamdulillah, smoga mbak Tien tetep sehat ya, agar bersambung terus cerbung yg selalu dinantikan penggemarnya, Aamiiin yaa Robbal Aalamiiin, salam dari Cibubur
Terima kasih bunda Tien...salam sehat
ReplyDeleteSatu menit sdh 8 komem
ReplyDeleteHeibat....
Terimakasih Bundaaaa Tien 😍😍😍 sehat sll....
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Werdi Kaboel, Rusman,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
ADUHAI.....
Delete10menit tayang ,komentarnya langsung 22
Semangaaat semuanya.....
Alhamdulillah AYNA Eps 23 sudah tayang. Matur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia bersama keluarga dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin. Salam SEROJA dari Tangerang.
DeleteAlhamdulillah Ayna makin banyak yang mulai diingat. Nanti kalau diajak bu Tarni ke rumah Tanti pastinya berakhir sudah insomnianya. Semoga ADUHAI dong... Xixixixi..
Malam Bun , makasih AYNA 23.Sukses terus.
ReplyDeleteMet istirahat dan sehat selalu buat Bunda
Matur nuwun... Mbak tien. Smg sehat selalu
ReplyDeleteWah komennya koq sudah banyak..padahal tadi sdh dintip belum nongol. Terima kasih bu Tien..Salam.sehat dan semangat berkarya
ReplyDeleteAduhai Ayna 23 sdh tayang... Trm kasih bu Tien slam sehat selalu
ReplyDeleteSenangnya tayang gasik/awal Ayna 23
ReplyDeleteBetul khan
ReplyDeleteTanti belun ketemu Anya
Jadi masih panjaaaaang
Penasarannya....
Salut buat ibu Tien
Maturnuwun ibu Tien, semoga sehat dan sukses selalu
ReplyDeleteBunda..... Ayo lanjut kan lagi..... Seru ⁉
ReplyDeleteBesok lagi ya.
DeleteADUHAI..
Terima kasih bu Tien ..sehat Selalu ..untung gak malam2🙏🙏🤲🤲
ReplyDeleteLho koq udah beres lagi bacaan nya... rasanya baru sebentar baca.
ReplyDeleteMantap banget Bu Tien mengakhiri tiap episode nya, bikin gregetan...😁😁😁
Sehat2 selalu ya Bu, salam dari Bandung.
wah Ayna sudah mulai ingat..sehat2 bu Tien
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin
ReplyDeleteSalam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo untuk ibu Tien dan semuanya pembaca
Tks mba Tien Ayna tambah seru nih mulai ingat akan ibunya wkt dimakamkan semoga Ayna cepat pulih jd bs berjodoh dng mas Bintang hehe .
ReplyDeleteSalam seroja mbak Tien dari Tegal.
Makasih ayna 23 nya mat malan dan mat beristirat. Semoga sukses terus ya bu Tien.
ReplyDeleteTrmksh mb Tien smg sehat sll Ayna 23 sdh menyapa penggemarnya
ReplyDeleteSalam sehat dr blora.....🙏
Apakah ingatan Ayna sudah pulih kembali? Ayna mulai ingat bahwa ibunya sudah meninggal. Semoga Ayna sudah bisa mengingat kembali.
ReplyDeleteAyna 23.
Salam sehat dan terima kasih mbak Tien
Tyt pembc berlomba no 1 kasih komen smp mb Iyeng keliru nulis nggak tuh.. kedikisan apa kedisikan? Pak Yowa?
ReplyDeleteAyna smg jd diajak ke rmh Tanti shg bs ketemu lg dg bu Tanti dan p Danang...jd ntinya Ayna punya banyak ibu dan punya banyak keluarga baru.. Ditunggu bsk lanjutannya mb Tien... Slm seroja selalu on utk kita semua. Aamiin YRA..
Jangan ketemu dulu
DeleteNanti ceritanya/penasarannya...
RAMPUNG .....
he he he
Puji Tuhan ibu Tien sehat, semangat lagi produktip shg Ayna 23 hadir dg tetap membuat penasaran penggemarnya.
DeleteAyna sdh banyak kemajuan kesehatannya bahkan sdh ingat bahwa ibu kandung sdh meninggal.
Nanti kalau diajak main ke rumah Tanti mungkin membuka daya ingatnya...
Rio di Jakarta sdh punya pacar, jangan2 pacarnya Arsi, anak dari Rian - Widi.
Terserah ibu Tien sajalah, kami setia menunggu sambungnya. Matur nuwun Berkah Dalem.
Alhamdulillah Ayna 23 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien semoga sehat da sukses selalu
Salam hangat dari Bekasi
Semoga ingatan Ayna segera pulih karena mengingat ibunya yg telah tiada.
semakin seru dan bikin gregetan ceritanya
Selamat Pak Yowa juara 1
ReplyDeleteTerima kasih mbak tien, ayna mulai pulih sedikit² memori nya. Semoga mbak tien sehat² selalu.
ReplyDeleteTrimakasih mbak Tien..
ReplyDeleteAyna 23..
Ayo ayna..ingaat .ingaat...semua senang dgn ayna utk diangkat anak..semoga memorinya segra pulih..
Salam sehat dr mbandung..🙏😊
Kayaknya ayna pelan2 sdh bisa mengingat masa lalunya.
ReplyDeleteSemangat jeng tien salam sehat
Matur suwun Bu, sehat ya Bu...
ReplyDeleteSemoga Ayna semakin pulih ingatannya, daya tunggu eos 24....tugiman bandung
Pak Tugiman Biar muncul namamu, edit profilmu dengan cara : ketuk UNKNOWN,,, lalu ketuk EDIT PROFIL, dan isi biodatamu,,, lalu SIMPAN,,
DeleteTerima kasih bu Tien ... semakin seru ceritanya 🙏
ReplyDeleteTerimakasih Bu Tien salam hormat dari Magelang njih
ReplyDeleteNah...yg ditunggu dah tayang....
ReplyDeleteAyna 23..
Matur nuwun b Tien.
Salam saking Rewwin, Sidoarjo
Mas agus ternyata ya pencinta cerbungnya bu tien kumalasari
DeleteHallo mas agus ..... salam dari mojokerto dipenda
Hehehe...sampyuh nang Ayla....
DeleteIki mau ditelpon b Tjahjo Mediun....
Salam mas Arif - Moker
Tibakne sehati
DeleteAlhamdulillah, sdh ada lanjutannya....
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien...
Salam sehat selalu...
Terimakasih mBak Tien Ayna ke dua puluh tiga sudah muncul
ReplyDeletesehat sehat selalu doaku
larut mengenang masa lalu, perih, sedih, bahkan terpuruk, bagaimana pun juga harus dilalui, selayaknya segera memilah mana yang baik; ambil dan genggam lah buat tongkat penopang perjalanan hidupmu, dengan optimis, kenangan juga menumbuhkan rasa syukur
salam aduhai
Ayna Mulai dapat mengingat.,,
ReplyDeleteMakasih mba Tien .
Salam hangat selalu mba
Terimakasih bunda Tien telah hadir AYNA 23.
ReplyDeleteSalam sehat dari kota Malang..🙏
Semoga ingatan ayna cepet pulih lagi...😢
ReplyDeleteSlmt pgii dsn terima ksih Aynanya mba tien.. Slmsehat dan tetap semangat dri farida sukabumi unk mba tien sekelusrgs.. Muuaahh🥰🥰
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang kembali. TERIMA KASIH ya, Bunda Tien.
ReplyDeleteSemoga Ayna bisa segera kembali sehat dari sakit amnesia-nya, dan kembali bahagia..., boleh-lah dengan Bintang... Biar Nanda sama Bulan ajaaa. Hehehehe...
Semoga Bunda Tien senantiasa selalu diparingin sehat dan bahagia lahir batin. ♥️😗🇦🇺
Makasih bu tien ....
ReplyDeleteDi tunggu cerita selanjutnya
Alhamdulillah, Ayna sdh datang sdh mulai ingat dikit2... awal yg baik, smg...
ReplyDeleteSmg mbak Tien sehat sll bersama nakmancu. Barokallohu fikum ajma'in. Jazakillahu khoir
Alhamdulillah ..... terima kasih bu tien, semoga bu tien sehat2 selalu .... antri menunggu dgn sabar episode berikutnya .....
ReplyDeleteSelamat pagi semuanya
Assalamu'alaikum
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteEh betul juga tanti dan riri bersahabat, ada jalan menemui titik pencerahan...
ReplyDeleteTerima kasih bunda tien salam sehat dari tasikmalaya.
Sepertinya Ayna sdh mulai bisa mengingat masa lalunya. Semoga saat diajak kerumahnya Tanti nanti insomnia nya sembuh... Salam sehat selalu buat Bu Tien dan Keluarga.
ReplyDeleteSemoga Ayna segera sembuh dari amnesianya dan bisa sgr dipertemukan dgn keluarga Danang, Bintang, Nanda dan orang2 yg mengasihi Ayna...Maturnuwun Bu Tien ceritanya membuat deg degan sekaligus penasaran. Semoga Bu Tien beserta keluarga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, penuh semangat dlm berkarya. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede... Mashudi
ReplyDeleteMasih *UNKNOWN*
DeleteAlhamdulillah, terima kasih mbak Tien, salam sehat dari Magelang
ReplyDeleteAlhamdulillah..terima kasih mba Tien selalu menghadirkan cerita simpel tapi menarik. Dan pandai sekali merangkaikan tokoh tokoh dengan alur cerita yang mengalir...sehat selalu mba. Barakallah..
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien Ayna 23 sudah datang menghibur. Semoga Ayna cepat bisa ketemu dengan orang2 yg mencintainya. Semoga...
ReplyDeleteMatur suwun Mbak Tien, smoga Mbak Tien selalu sehat. Salam seroja selalu dari kota Lumpia.
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 slamet sedoyonipun...
Mtrswn mbak Tien...Ayna 23 sdh tayang...walaupun sdh byk yg duluan membaca... Tetap menghibur bagi ku...
ReplyDeleteSalam sehat selalu mb Tien
Selamat pYowa...nomer satu...dpt plakat dr pakRinto..
Laha gitu dong sekarang sudah nampak namanya.
DeleteMet malam jeng Yulie Sleman Sendowo...
Kok tahu jika mas Rinto suka bagi-2 plaket ?
Masuk dong ke WAG Penggemar Cerbung Tien Kumalasari.
Group Chat Whatsapp Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
0821 1667 7789 (admin)
#silaturahim
#cerbung/novel_populer
#jumpa_fans
Jeng Yulie sdh lama masuk di WAG Kek
DeleteHa.. ketinggalan jauh..
ReplyDeleteketinggalan apanya ???
Delete