A Y N A 03
(Tien Kumalasari)
“Eh.. apa ini?”
“mBak Deva, ma’af.. itu catatan barang habis yang ditinggalkan bapak dimejanya.”
“Mengapa kamu lancang masuk keruang bapak ?”
“Bukan lancang mbak, tadi mas Bimo yang menyuruh saya mengambil di meja bapak.”
“Mas Bimo.. mas Bimo...” omel Deva sambil menjauh, setelah mengembalikan catatan itu dengan wajah masam.
Ayna mengelus dadanya.
“Sabaar, sabaar...” gumamnya sambil menuju kearah toko. Ia membaca catatan itu, memilah-milahnya agar mudah harus memesan kemana, lalu menelpon ke sales atau distributor yang menjual barang yang dibutuhkannya.
Deva menuju kearah rumah, hanya menemukan pembantu yang sedang bersih-bersih.
“Mas Bimo mana?”
“Sudah berangkat ke kantor, mbak Deva.”
“Pagi sekali dia berangkat?”
“Justru tadi berangkat agak siang mbak, jam delapan lebih, biasanya setengah delapan sudah berangkat.”
Deva melihat ke arah arloji tangannya dan baru sadar bahwa memang ini sudah siang. Ia hanya ingin memarahi Bimo tunangannya, karena kemarin sore janji mau datang tapi ternyata tidak datang.
“Ya, Deva, ada apa?” suara Bimo dari seberang ketika Deva menelponnya.
“Mas sudah sampai di kantor?”
“Sudah. Kenapa?”
“Aku kesal sama mas. Kemarin sore janji mau datang, tapi tidak datang. Aku telpon mas tapi ponsel mas dimatikan.”
“Oh, iya.. ma’af, tadi malam banyak pekerjaan. Bapak pergi dan mungkin baru sore nanti kembali. Aku memeriksa laporan anak-anak toko, karena kemarin Ayna tidak masuk kerja.”
“Mengapa ponsel dimatikan?”
“Aku selalu mematikan ponsel setiap mengecasnya. Ma’af. Ini kamu dimana ?”
“Dirumah mas, hanya ketemu Ayna yang seenaknya masuk keruang kerja bapak.”
“Oh, dia pasti lagi mengambil catatan barang habis yang sudah diperiksa bapak. Memang bapak menaruh dimeja, lalu menyuruh Ayna mengambilnya. So’alnya hanya Ayna yang dipercaya bapak untuk memesan barang-barang.”
“Hmh, rupanya Ayna menjadi kesayangan dirumah ini.”
“Bukan dirumah, di toko, dia cerdas dan bisa mengerti kemauan bapak. Itu sebabnya bapak sangat mempercayainya.”
“Oh ya, bukankah dia juga cantik? Bahkan cantik sekali seperti boneka.”
“Deva, mengapa kamu berkata begitu? Dia kan tidak salah apa-apa sama kamu? Kamu kok kelihatannya nggak suka sama dia.”
“Terus terang mas, aku takut kalau kamu tertarik sama dia.”
“Ya ampun, Deva, aku sedang di tempat kerja. Biarkan aku melakukan tugasku, nanti kita bicara lagi.”
“Kerumah ya.”
Dan tanpa menjawab Bimo sudah menutup
ponselnya. Tunangannya memang sangat manja, dan dia enggan meladeninya karena sedang berada ditempat kerja.
***
Sore hari itu Ayna pergi ke tempat prakter dokter Bintang. Ia tak ingin kerumah sakit karena pasti antreannya panjang, dan ia tak bisa berlama-lama meninggalkan pekerjaannya. Bukan apa-apa, toh seandainya minta ijin pasti juga diijinkan, tapi kebaikan pak Yoga dan keluarga justru membuatnya sungkan.
“Selamat sore dok," sapa Ayna ketika memasuki ruang praktek dokter ganteng itu.
“Sor..re...” kata Bintang terkejut. Tak mengira pasien yang kemarin memeriksakan ibunya kerumah sakit, tapi sore ini muncul ditempat prakteknya yang ada di rumah.
“Ma’af saya kemari, karena tidak punya banyak waktu untuk kontrol kerumah sakit.
“Ayna ini.. nama mbak?”
“Ya, dokter,” jawab Ayna tersipu karena dokter yang sangat ganteng itu menatapnya tajam sambil mengulaskan senyum yang sangat simpatik.
“Ooh... saya kira pasien lain. Kemarin mengantar ibu kan?”
“Ya.. Ini hasil lab nya dok.” Kata Ayna sambil mengulurkan amplop yang diambil bapaknya siang tadi dari laborat.
Dokter Bintang membuka amplopnya, sementara Ayna menatapnya dengan perasaan was-was. Agak lama dokter Bintang mengamati satu demi satu laporan yang berderet dari atas kebawah, bahkan sampai ke lembar berikutnya.
Tangan Ayna terasa sangat dingin, karena melihat dokter Bintang mengerutkan keningnya. Ia terus menatap dokter ganteng itu dengan perasaan tak sabar menunggu.
Lalu Ayna terkesiap ketika dokter Bintang melipat kembali lembaran-lembaran itu.
“Ayna, eh.. mbak Ayna..”
Ayna terus menatap dokternya, bukan mengagumi wajah gantengnya, tapi menunggu apa yang akan diucapkannya.
“Ini tidak bagus..” ucapan yang keluar dari bibir tipis itu mengejutkannya.
“Ap..pa?”
“Bu Saryati Sarjono mengidap kanker ovarium..”
“Kan..ker..?” terbata Ayna menjawabnya.
Dokter Bintang menatap sepasang mata indah itu yang tampak meredup, kemudian tampak cairan bening memenuhi rongganya. Ada rasa trenyuh seperti meremas dadanya melihat wajah sendu itu. Tapi Bintang seorang dokter. Ia harus tega mengatakannya.
“Dan sudah menyebar..”
“Oh..!” lalu Ayna terisak, tak bisa menyembunyikan tangisnya. Kanker yang sudah menyebar hanya memiliki sedikit kesempatan untuk hidup. Ayna terkulai dan menjatuhkan kepalanya dimeja sang dokter.
“Ayna..”
“Ibuku tak bisa disembuhkan ?”
“Kita akan berusaha. Dokter bukan penentu umur seseorang. Jangan sedih, marilah memohon pertolongan kepada Yang Maha Pengasih dan Penyayang.”
“Ibu tak pernah mengeluhkan apapun. Kalau tidak sangat kesakitan saya tak pernah mendengar ibu mengeluh.”
“Seorang ibu akan selalu begitu. Ia tak ingin anaknya sedih, apalagi menderita.”
“Apa yang harus saya lakukan? Tolong, sembuhkanlah ibu.” Ayna mengangkat wajahnya yang tampak pucat dan basah oleh air mata. Dokter Bintang mengambil beberapa lembar tissue, diulurkannya kepada Ayna.
“Apa yang harus saya lakukan?”
“Saya akan berkonsultasi dengan dokter onkologi.”
“Apakah ibu bisa sembuh?”
“Ayna, kita akan selalu berusaha. Jangan khawatir, saya akan membantu.”
“Apa ibu harus dioperasi?”
“Mungkin operasi, atau kemo.”
“Itu menyembuhkan ?”
“Berserahlah kepada Nya, Ayna. Dia adalah Maha Penyembuh.”
Air mata Ayna berderai. Dokter ganteng itu tidak sepenuhnya memberi harapan. Membuat hatinya semakin miris. Ia masih muda, masih butuh kasih sayang ibu, masih butuh dibelai, masih butuh semuanya.
Ayna mengusap air matanya yang kembali mengalir deras.
“Ayna, kita akan berusaha, okey? Bisakah besok membawa ibu kerumah sakit? Barangkali kami akan memeriksa lagi kondisi penyakitnya lebih detail.”
“Saya tidak berjanji, tapi ibu susah diajak ke dokter. Apalagi kalau menyangkut biaya. Saya sudah jelaskan jangan memikirkan apapun, pokoknya bisa sembuh, tapi ibu selalu mempermasalahkan yang satu itu.”
“Jadi Ayna tidak yakin bahwa ibu akan mau?”
“Iya dokter.”
“Baiklah, besok pagi-pagi sebelum dinas saya akan mampir kerumah untuk membujuk ibu.”
Ayna mengangkat wajahnya, menatap dokter ganteng dan menemukan sorot mata yang tampak bersungguh-sungguh.
“Benarkah?”
“Benar Ayna.”
"Tapi saya mohon jangan mengatakan kepada ibu tentang penyakit yang dideritanya."
"Iya, aku tahu."
“Terimakasih dokter, berapa saya harus bayar?”
“Bayar ?”
“Berapa dok?”
“Tidak, ini tidak usah bayar.”
“Tapi..”
“Kan hanya menunjukkan hasil lab?”
“Terimakasih banyak dokter.”
Ayna berdiri, lalu melangkah keluar dengan lemas. Hanya sedikit harapan yang bisa digenggamnya. Selebihnya adalah... ia akan ditinggalkan ibunya?
“Tidaaak...” Ayna merintih pilu. Beruntung dia pasien terakhir dan tak ada yang melihatnya. Tapi perawat yang membantu dokter menatapnya iba.
“Kasihan..” gumamnya sambil membersihkan ruang praktek dokter.
Bintang berdiri, dengan cepat keluar dari ruang prakteknya. Ia memburu Ayna, tapi dilihatnya Ayna sudah menghilang dibalik gerbang. Bintang mencoba berjalan kearah jalan dengan cepat. Entah mengapa ia ingin sekali menghibur Ayna, anak pasien yang baru kemarin dikenalnya, begitu mempesona kecantikannya, tapi begitu membuatnya trenyuh melihat air matanya.
Bintang sudah sampai dijalan, menoleh kekiri dan kekanan, tapi Ayna sudah tak kelihatan. Barangkali sudah naik ojol, atau becak yang kebetulan melintas.
“Maaas...” sebuah teriakan membuatnya menoleh. Dilihatnya Bulan, adiknya berdiri diteras.
Bintang melangkah keteras.
“Ada apa?”
“Kata suster, mas mengejar pasien, ada apa?”
Bintang tersenyum.
“Mas cuma kasihan sama pasien itu, Bulan.”
“Memamgnya kenapa?”
“Ibunya sakit parah. Dia tampak sedih sekali.”
“Banyak pasien sakit parah, apa mas selalu bersikap begitu?”
“Kadang-kadang ada suara hati yang lain..”
“O.. aku tahu, pasien itu cantik bukan?”
“Aah.. Bulan, kamu masih kecil.. belum tahu apa-apa.”
“Enak saja. Bulan sudah mahasiswa, kok masih dianggap kecil?”
Bintang tertawa. Ayo kita makan, bapak sama ibu sudah menunggu kan?” kata Bintang sambil merangkul pundak adiknya.
***
Ayna memasuki halaman rumahnya dengan tubuh lemas. Tapi kemudian dia berfikir, bahwa ibunya tak boleh tahu bahwa dia sangat bersedih.
“Pasti terlihat wajahku sembab, aku menangis sejak dari ruang dokter sampai dalam perjalanan pulang. Pasti nanti ibu curiga,” gumam Ayna yang kemudian menghentikan langkahnya, lalu membalikkan tubuhnya keluar lagi kejalan.
Air mata Ayna meleleh lagi. Bayangan wajah ibunya yang lembut, penuh kasih sayang, mengusik batinnya. Bagaimana kalau wanita mulia itu tiba-tiba meninggalkannya?
Ayna terus melangkah tak tentu arah, ia tak peduli ramainya jalanan yang mulai remang. Ia harus bisa menenangkan batinnya, menghentikan tangisnya sehingga ibunya tak akan mencurigainya. Tadi ibunya sudah tahu bahwa dia akan menemui dokter Bintang untuk menyerahkan hasil lab itu. Nanti ibunya pasti bertanya apa kata dokter, bagaimana penyakitnya, dan sebagainya. Ayna tak akan kuat menahan tangisnya.
Tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat disampingnya.
“Ayna ?”
Ayna berhenti melangkah. Seseorang yang dikenalnya turun dari dalam mobil dan menghampirinya.
“Mau kemana ?”
“Oh, mas Bimo..? Mau kemana mas?”
“Gimana sih, aku baru bertanya belum dijawab, malah ganti bertanya, dengan pertanyaan yang sama pula.”
“Saya cuma mau beli sesuatu, kesitu,” jawab Ayna sekenanya.
“Ayo bareng, kan tujuan kita kearah yang sama? Nanti aku turunkan kamu dimana kamu mau.”
“Mas Bimo mau kemana?”
“Kerumah Deva. Searah kan?”
“Oh, nggak usah mas, nanti mas Bimo kelamaan sampai dirumah mbak Deva, mbak Deva marah.”
“Nggak, kan cuma bareng sebentar.”
Mengingat bagaimana kacau pikirannya, dan berharap dengan pergi ketempat ramai bisa mengendapkan kesedihannya, Ayna menurut. Ia naik keatas mobil disamping kemudi. Lalu Bimo menjalankannya pelan.
“Kamu lagi sedih ya Ayn?”
“Enggak, biasa saja kok.”
“Tapi aku melihat bekas air mata diwajah kamu.”
Ayna mencoba tersenyum, tapi kepedihannya memang belum sirna.
“Apa karena penyakit ibu kamu?”
Ayna menghela nafas panjang, berat.
“Hasil lab sudah jadi?”
Ayna mengangguk.
“Hasilnya buruk?”
Ayna kembali mengangguk. Kali ini dengan air mata yang kembali mengambang. Bimo merasa trenyuh.
“Kalau sudah ditangani dokter, kamu jangan lagi bersedih Ayn. Pasti dokter sudah tahu akan apa yang harus dilakukannya. Mereka akan berusaha menyembuhkan penyakit apapun dan siapapun.”
“Kanker ovarium, sudah menyebar,” kata Ayna lirih. Bimo lah orang pertama yang Ayna beri tahu tentang penyakit ibunya.
Bimo tercengang. Pasti itu bukan penyakit yang ringan. Ia menoleh sekilas kearah Ayna, dan melihat air mata gadis itu meleleh membasahi pipinya.
Sebelah tangannya meraih tissue yang siap didepannya lalu diulungkannya kepada Ayna.
“Kamu jangan putus asa Ayna, teruslah berusaha dan berdo’a. “
“Saya takut kehilangan ibu saya..”
“Tidak, bukan dokter yang bisa menentukan umur seseorang. Teruslah berharap dan memohon kepadaNya.”
Tiba-tiba Bimo menghentikan mobilnya disebuah warung bakso.
“Saya turun disini saja mas.”
“Tidak, aku mengajak kamu masuk kewarung itu, makan dan minum yang hangat-hangat agar hati kamu merasa tenang."
Ayna turun, menurut apa yang dikatakan Bimo. Ia memang harus menenangkan hatinya sebelum sampai dirumah.
Ayna makan perlahan, ditemani Bimo.
“Ada yang bisa menenangkan hati kamu, yaitu ketika kamu dekat kepada Pemilik Semesta Ini. Pemilik segala kehidupan. Dan Dia itu Maha Pengasih.”
Ayna mengangkat wajahnya. Bedug maghrib bertalu beberapa sa’at lalu, ia hampir melalaikannya.
“Saya mau shalat, pasti ada mushola disini.”
“Ada, mari aku temani, semoga kamu merasa lebih tenang,” kata Bimo yang kemudian menuntun Ayna kearah belakang, dimana ada mushola diwarung itu.
Ayna tak sadar, bahwa telah menyita waktu Bimo yang ingin mengunjungi tunangannya, dan pasti kedatangannya nanti akan sangat terlambat.
***
Ayna sudah membasuh mukanya ketika berwudhu, dan berharap wajah pucat dan sembab yang terlukis tak lagi tampak.
Begitu menaiki teras, dilihatnya bapaknya berdiri didepan pintu.
“Dokternya ramai? Banyak pasien sehingga kamu baru pulang?”
“Iya bapak,” jawab Ayna sambil duduk di kursi teras. Pak Sarjono heran karena biasanya sepulang dari manapun Ayna pasti langsung pergi kebelakang untuk mencuci kaki tangannya.
“Kamu sudah bertemu dokter?”
“Sudah.”
Pak Sarjono ikut duduk didepan Ayna.
“Ibu dimana? " tanya Ayna
“Sudah tidur. Tampaknya ia merasa lebih enak.”
“Syukurlah.”
“Apa kata dokter ?”
Lalu dengan terbata Ayna mengatakan semuanya, yang didengar oleh pak Sarjono dengan perasaan tak menentu. Ayna kembali meneteskan air matanya.
“Kita akan berusaha mengobati ibu kamu sampai sembuh, bapak yang akan menanggung semua beayanya. Apapun caranya. Jadi jangan sedih, ibu kamu akan sembuh,” kata pak Sarjono dengan suara tersendat.
Keduanya tak sadar, bahwa bu Sarjono berdiri dibalik pintu, mendengarkan semuanya dengan jelas.
***
Besok lagi ya.
Terima kasih mBak Tien ... AYNA episode 03 sdh bisa kami nikmati.
ReplyDeleteSalam hangat kami dari Yogya.
Kalah kaci sm bapak Yowa....matur nuwun mbak Tien....alhamdulillah bs nunggu smpi Ayna datang
Delete👍👍👍👍👍
DeleteAlhamdulillah yang ditunggu sejak tadi sdh tayang.
DeleteMatur nuwun bu Tien .... Salam sehat dari mBandung.
Selamat jadi juara 1 Pak Yowa
DeleteTerima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 😍😍😍
DeleteGroup Chat Whatsapp Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
0821 1667 7789 (admin)
#silaturahim
#cerbung/novel_populer
#jumpa_fans
Ayooooooo edit profilmu dengan cara : ketuk UNKNOWN... lalu ketuk.. EDIT PROFIL... isi biodatamu...lalu... SIMPAN... mudahkan.......
anomor 2
ReplyDeleteNhaaa hadir
ReplyDeleteMatur nuwun ayna 3nya...
ReplyDeleteTerimakasih mBak Tien
ReplyDeleteSudah muncul AYNA ke tiga,
sehat sehat selalu doaku
Pakem ramuan: berupa profil para tokoh, niat baik artis utama, keteguhan tiap langkahnya dengan keyakinan dan segenap harapan, simpati dari kerabat sekitarnya menguatkan untuk tetap mengibarkan bendera perjuangan demi seorang yang sangat berjasa yang sangat dicintainya, friksi-friksi yang ditimbulkan dalam menapaki jalur kehidupan nya seolah menjadi ujian, ketegaran sekaligus kecerdasan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi; jatuh bangun irama kehidupan selalu disertai ketulusan cinta.
Aduhai..
nah lho.. tuh ..
kira kira begitu lah ramuan Aduhai
huss..
tak mlayu sipatkuping alias njranthal wae, kosik kosik mandeg karo bisik bisik, isih ana; lantip ngrajang per episode, siji maneh sing wigati; mesti njlentrehake tembung 'ndilalah' ngelingake pandemen yen ta isih ana Panjenengan Dalem Gusti Allah.
Horeee... Bisa komen awal
ReplyDeleteAlhamdulillah, makasih bu Tien, sehat selalu
Salam tuk eyang eyang dan semua pencinta karya bu Tien.
Tetep semangat dan selalu sehat
Giliran saya yg nomor 1.
ReplyDeleteHadiahnya apa ya?
HADIAHNYA BISA TIDUR NYENYAK
DeletePilih salah satu "BURON" di WAG PCTK.
DeleteJika serius hubungi jeng Iyeng Santoso.
Hadiahnya utk mas Yowa ini
Delete🤝👏👏👏👏👍👍💪💪
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Lembar koreksi :
Delete1. Ayna mengusap air matanya yang kembali mengsir deras.
# Ayna mengusap air matanya yang kembali mengalir deras.#
2. "Tapi saya mohon jangan mengatakan kepada ibu tentang penyakit yang deideritanya."
# "Tapi saya mohon jangan mengatakan kepada ibu tentang penyakit yang dideritanya." #
3. “Memamgnya kenapa?”
# “Memangnya kenapa?” #
4. Ayna berhanti melangkah. Seseorang yang dikenalnya turun dari dalam mobil dan menghampirinya.
# Ayna berhenti melangkah. Seseorang yang dikenalnya turun dari dalam mobil dan menghampirinya.#
Keduanya tak sadar, bahwa bu Sarjono berdiri dibalik pintu, mendengarkan semuanya dengan jelas.
Waw.......... Besok lagi ya...InsyaAllah sabar menunggu bu Tien.
Selamat malam selamat istirahat.
Ada 4 point koreksiku terimakasih sdh diberi kesempatan membaca dan mengoreksinya.
Alhamdulillah AYNA sdh muncul
DeleteMtnuwun mbk Tien,smg selalu sehat dan semangaaat...
Kayaknya ada yg kliwatan ceritanya ya mbk?
Ayna baru mau sholat maqrib di warung bakso,kok tau2 sdh sampai di teras rumahnya
Maaf apa memang dibuat gitu mb?
Kan di warung sudah ditutup dengan bintang tiga...
DeleteGanti adegan di rumah...
Alhamdulillah trimakasih Bu Tien sayang.. Sehat2 selalu utk semuanya, Salam sehat bahagia dr Cahya di Madiun yg sllu setia hadir.
DeleteTerima kasih jeng tien semangat terus, menulis untuk para penggemar
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang episode 3
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin Kutunggu kelanjutannya ya bu Tien
Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo untuk ibu Tien dan pembaca semuanya
Alhamdulillah AYNA 03 sudah hadir..
ReplyDeleteMatur nuwun mBak Tien Kumalasari, smg mBak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam SEROJA dari Tangerang.
Hallo mbak Tien...semiga sehat selalu..
ReplyDeleteTrimakasih ayna 03
Duuuh..kasihan ayna...semoga bpk tirinya tulus yaa...
Menunggu dgn setia tiap lanjutannya..
Salam sehat dr bandung..
Alhamdulillah AYNA 3 sdh tayang
ReplyDeleteMatursuwun mbak Tien, salam sehat, smg sll dlm lindungan dan kasih sayang Alloh ta'ala
Aamiin Allohumma aamiin👐🙏
Hallow juga mbak Tien...matur nuwun sdh disapa duluan ..Semoga panjenengan sekeluarga tansah pinaringan sehat bahagia...banyak ide bermunculan yg menginspirasi kisah Ayna menjadi sebuah cerita drama cinta yg mampu membuat kepo para penggemar cerbung....
ReplyDeleteSalam sayang dr Surabaya...doaku selalu mbak🤗🥰😍❤️❤️
Alhamdulillah yang ditunggu tunggu sudah datang, makasih Bunda.
ReplyDeleteSehat selalu dan tetap semangat.
Met malam dan met istirahat Bunda.
ReplyDeleteAlhamdulillah yang ditunggu sejak tadi sdh tayang.
Matur nuwun bunda Tien..selalu sehat dan tetap semangat..wassalam dari Cibubur
Reply
Adiknya Bintang namanya Bulan, adiknya Bulan namanya Langit apa Matahari mbk?
ReplyDeleteMbk Tien emang tooop...
Smg ibu Ayna bs diselamatkan.. ada 3 pria yg simpati pd Ayna...smg Ayna tdk salah pilih dan tdk menjd org ke-3 bagi Deva...slm seroja utk mb Tien dan kita semua
ReplyDeleteMasih nggrambyang terlalu jauh untuk menerka , kemana arah Ayna melangkah.
ReplyDeleteBaiknya nikmati saja alur ceritanya .
Terima kasih mbak Tien telah menyenggol daku sampai dheg-dheg plas.
Selamat malam salam sehat penuh semangat , Sugeng ngaso.
Salam deg deg plas buat mas Latif
DeleteAyna 3 mantap mtr nwn bu Tien
ReplyDeletesehat selalu kagem bu Tien
Alhamdulillah..
ReplyDeleteMtur nuwun Bun...
Mugi2 tansah sugeng...
Alhamdulillah.......
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
Antara mas Bimo dan dokter Bintang yg ganteng...mulai 😍😍
ReplyDeleteTerima kasih bunda Tien, salam sehat dari kota Malang 🙏
Trimaksh ibu tien tercinta...salam hangat dari rista di lampung😘
ReplyDeleteTrims bù tien ayna 3 udah hadir
ReplyDeleteSalam sangat dari jogja
Masih UNKNOWN?
DeleteCoba dilakukan petunjuk kakek Habi
Jnj caranya jika mau ngrubah profil
Delete1. Klik/ketuk tulisan UNKNOWN di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
3. Selanjutnya KLIK/ketuk tulisan mengaktifkan akses
ke profil Anda.
4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS
sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP,
pekerjaan dan/atau usaha lainnya, hobby, dsb
5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin
fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir
jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
7. Selamat mengedit Profil Anda
Semoga Dokter Bintang dengan teamnya bisa menyembuhkan penyakitnya Bu Sarjono... Salam sehat selalu buat Bu Tien dan Keluarga
ReplyDeleteMatur nuwun mbak tien... Sehat selalu
ReplyDeleteJadi rebutan nih Ayna....🤩
ReplyDeleteSelamat pagi b.Tien....
ReplyDeleteAlhamdulillah bisa menikmati cerbung Ayna,trimakasih untuk b.Tien yg sll menghadirkan karya"indah yg sll menginspirasi para pecintanya.
Smg b.Tien sekeluarga sll diberi kesehatan.Aamiin.
Semoga ibunya Ayna baik2 aja ya. Makasih mba Tien. Salam sehat selalu mba
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 03 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan bahagia selalu
Salam sehat dari Bekasi
Alhamdulillah Ayna 03 lancar mengudara, trimakasih bu tien, Ayna sdh didekati 3 cowok ganteng nan tajir, siapakah yg berhasil menggapai hatinya ?
ReplyDeletePasti bu tien lah yg paling tahu ...... tunggu saja tayangan episode berikutnya
Semoga bu tien selalu sehat2
Assalaamu'alaikum
Wa'alaikum salam
DeleteSekarang saya gak bisa ikut nungguin sampai malam... harus pagi sekali bangun. Jadi gak bisa komen duluan deh...
ReplyDeleteYang penting cerita bu Tien selalu mengharu biru, bikin gemes, penasaran alias selalu bikin nagih. Jadi kita penggemar ini udah pada kecanduan sama cerita dari bu Tien...😆😆
Terimakasih jeng dokter.
DeleteLebih baik kecanduan bacaan apalg certa bu tien drpd obat, betul bu dokter? :)
DeleteMaturnuwun bu tien Ayna 03 udah tayang... Cerita2 bu tien sll ngangenin.. 😄
ReplyDeleteSetelah mendengar penyakitnya tentu ibu Ayna tdk mau lagi berobat krn tdk tega menyusahkan anak dan suaminya....
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Maturnuwun ibu Tien....semoga sehat selalu,sedihnya Ayna...bgmn ibu setlh mendengar penyakitnya?kita tunggu di episode selanjutnya,salam hangat utk sekluarga,jg utk penggemar semua
ReplyDeleteBuat jeng Iyeng Santosa, selamat ulang tahun. Semoga selalu sehat sejahtera dan panjang usia nan barokah. Tetap cantik serta mulia dunia akhirat. Aamiin
ReplyDeleteIkutan bu tien buat bu iyeng.
DeleteMaturnuwun sanget mbak Tien. Wah sungguh membuat saya tersanjung dan mak nyeees serta blink-blink berbunga-bunga dapat ucapan ultah dari penulis idola saya.
DeleteSekali lagi maturnuwun..
Semoga mbakyuku ini tetap sehat dan dikaruniai berkah lumintu. Aamiin.
Maturnuwun juga untuk mas Danar
Ayo bunda lanjutkan lagi. Baru 3 bagian, ini gadis AYNA dah banyak yg ngincar yg jelas 3 org ke empat yg baca.... Hehehe
ReplyDeleteBukannya yg ke 4 yg nulis .. he.. he..
DeleteMtrswn MB Tien Ayna ke 3 telah tayang....cerita yg bisa mengharu biru...spti pengalamanku sendiri yg terdiagnosa dg Ca...
ReplyDeleteSehat selalu mb Tien
Always YulieslemanSendowo
Selamat malam, salam sehat jeng Yulie
DeleteAyo jeng Yule Sleman Sendowo gabung ke WAG Penggemar Cerbung Tien Kumalasari..... hub admin grup ibu Nani Nur'aini Siba 082116677789 atau Kakek Habi 085101776038.
Ada kesulitan ngrubah profil ?
Ini caranya :
1. Klik;ketuk tulisan UNKNOWN di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
3. Selanjutnya KLIK/ketuk tulisan mengaktifkan akses
ke profil Anda.
4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS
sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP,
informasi lainnya, dsb
5. Kemudian klik/ketuk FOTO PROFIL jika Anda kepingin
fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir
jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
7. Selamat mengedit Profil Anda
Ayna ... gadis cantik pasti.jadi ikut sedih..
ReplyDeleteHahaha... aku komen yg paling terakhir... maaf baru sempat baca sore ini Ayna 3... maklum cukup sibuk hari ini.
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien... ditunggu dengan sabar lanjutannya. Semoga Mbak Tien selalu sehat. Salam seroja selalu dari Semarang.
Waaaaah kasihan Ibu-nya Ayna. Semoga Ibunya Ayna bisa disembuhkan seperti Ibu-nya Merry di CerBung sebelum-nya, yg bisa disembuhkan sama Mbah Kliwon, dengan ramuan ajaib-nya.
ReplyDeleteTERIMA KASIH ya Bunda Tien. Semoga Bunda selalu sehat wal'afiat dan bahagia lahir dan batin. ♥️😗🇦🇺
Assalamualaikum wr wb.. Slmtmlm mba tien.. Mkshdgn Ayna 3 nya.. Slmseroja dan semangat unk mba Tien dri sukabumi.. Muuaahh🥰🥰🙏🙏
ReplyDeletePersiapan berburu (ayna 04)
ReplyDeleteBaterry ok
Kopi ok
Cemilan ok
Mudah2 an g tertidur
Begitu tayang ketiduran.. 😂😂😂
DeleteWuih sajen nya mantab ya ibu😊👍
DeletePuji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg Ayna 03 hadir dg tetap bikin penasaran penggandrungnya.
ReplyDeleteBikin megeng nafas ibu tercinta sakit serius. Kalau ketemu mbah Kliwon dlm Kembang Titipan pasti ibu Sarjono sembuh ya...
Sumonggo kerso ibu Tien, kami menunggu candake. Matur nuwun, Berkah Dalem.
mbah Kliwon sampun kapundut bu Yustinhar......
DeleteSaiki terapis ganti pak Yanto Semarang, wong Situbondo, wong Suraboyo pada nyang Semarang gelek usada......
Kamangka di Situbondo juga ada Angga Kusuma
Menunggu kali aja sdh tayang..
ReplyDeleteNginceng... kok belum tayang ya.
ReplyDeleteAlhamdulillah baru sempet baca Ayna rapel 2 episud,mksh Bu Tien salam sehat selalu.
ReplyDeleteAynà 3..tanpa setahu Ayna dan pak Sarjono.... bu Sarjono telah mendengar percakapan mereka.
ReplyDeleteSalam sehat dan semangat. Terima kasih mbak Tien
Malang hadir mbak Tien, smg Mbak Tien selalu diberi kesehatan
ReplyDelete