Tuesday, January 19, 2021

A Y N A 02

A Y N A    02

(Tien Kumalasari)

 

Memasuki ruang dokter yang berbau khas ruangan  di rumah sakit, sedikit ada aroma harum, dan perabot serta peralatan berkilat, hati Ayna terasa menciut.. Keduanya duduk dihadapan dokter yang masih muda, dan bukan main gantengnya, dengan mata teduh yang tiba-tiba membuat Ayna berdebar.

“Ada apa ini, siapa yang sakit? Oh, ibu Saryati Sarjono. Benar?” kata dokter Bintang yang bukannya menatap bu Sarjono tapi justru menatap Ayna, yang kemudian menganggukkan kepalanya.

“Dokter, sebenarnya saya sakit perut biasa saja, sepertinya hanya masuk angin,  tapi anak saya ini memaksa saya pergi periksa ke dokter,” kata bu Sarjono.

“Oh ya?  Masa sih, masuk angin?”

“Iya dokter, cuma masuk angin,” sambungnya lagi.

Sang dokter menatap Ayna.

Ayna menggeleng-geleng, dan dokter muda itu tersenyum.

“Sudah ada catatan dari dokter yang memeriksa ibu sebelumnya, dan saya ingin ibu diperiksa lebih lanjut.”

“Apa itu?” kali ini Ayna yang bertanya.

“Saya buatkan pengantar untuk ke laborat. Ibu harus diperiksa darah, USG, semuanya akan saya tulis disini.”

Ayna berdebar. Parahkah sakit ibunya?

“Dokter,” kata Ayna agak gemetar. Sang dokter mengangkat wajahnya, menatap Ayna yang tampak cemas.

“Ya?”

“Apa.. itu.. penyakit berbahaya?”

“Penyakit akan menjadi berbahaya kalau tidak mendapat penanganan yang tepat.”

Ayna tahu, dokter menyembunyikan sesuatu pada jawabannya itu. Kalau saja dokternya menjawab ‘tidak’, barangkali Ayna akan merasa lebih tenang. Gemetar  tangannya ketika menerima pengantar dari dokter untuk ke laborat.

“Saya buatkan resepnya, hanya untuk mengatasi rasa sakitnya, dan suplemen untuk daya tahan  tubuh.”

Ayna menelan ludahnya. Sekarang ia bukan hanya menghawatirkan kesehatan ibunya, tapi juga memikirkan berapa banyak biaya yang harus dikeluarkannya.

“Tapi apapun yang terjadi aku harus melakukan semuanya untuk kesehatan ibu,” bisik batinnya.

Ketika ia berdiri dan menuntun ibunya keluar dari ruangan, dokter ganteng itu menatap Ayna dengan iba.

***

“Ayna, ayo kita pulang saja.”

“Ibu bagaimana, dokter menyuruh ibu periksa ke laborat.”

“Periksa laborat itu tidak murah. Ibu tahu karena pernah mengalami ketika ayah kandung kamu sakit. Kamu masih kecil waktu itu.”

“Ibu jangan memikirkan apapun. Yang penting ibu sehat.”

“Uang gaji kamu akan habis nanti nduk.”

“Tidak apa-apa ibu, ayolah ke laborat dulu, nanti sementara menunggu ibu, Ayna akan ke apotik mengambil obatnya.”

“Hm, ibu ini sakit apa sih nduk, cuma mulas saja kok sampai harus periksa laborat, USG segala macam..”

“Ibu duduk dulu, Ayna harus daftar dulu disana.”

Bu Sarjono duduk dengan lemas. Bukan hanya menahan sakit perutnya, tapi merasa kasihan kalau Ayna harus mengeluarkan biaya banyak untuk penyakitnya.

“Ya Allah, sembuhkanlah hambamu ini,” bisiknya berkali-kali.

Ternyata Ayna tak tega meninggalkan ibunya diperiksa di laborat sendirian. Diambil darahnya, di USG, ia harus menungguinya, agar ibunya merasa lebih tenang.

“Berapa bayarnya?” kata bu Sarjono setelah selesai.

“Tidak banyak,” kata Ayna singkat.

“Tidak banyak? Bohong kamu.”

“Ayo kita ke apotik sebentar. Ibu lelah ya? Atau kita langsung pulang saja, biar nanti saya sendiri yang beli obatnya. Di apotik luar juga boleh kok.”

“Ya, terserah kamu saja,” kata ibunya lemah, karena memang ia merasa sangat letih.

“Baiklah, kita pulang. Ibu langsung tidur dan jangan melakukan apa-apa ya, biar nanti Ayna beli obat sambil beli lauk untuk kita.”

Bu Sarjono mengangguk.

***

Apotiknya tidak begitu jauh dari rumah. Ayna naik ojol sendirian setelah meminta ibunya agar beristirahat.

“Aduuh, mengapa apotiknya ramai sekali?” gumam Ayna ketika memasuki apotik dan melihat kursi tunggu hampir penuh.

Ia menumpuk resepnya dan menoleh kekiri kanan barangkali menemukan tempat kosong untuk dia duduk.

“Silahkan mbak,” tiba-tiba seseorang mempersilahkannya duduk, setelah dia bergeser.

“Terimakasih, “ jawab Ayna sambil duduk disampingnya.

“Siapa yang sakit?” Ayna menoleh kesamping untuk meyakinkan bahwa laki-laki muda disampingnya memang bertanya kepadanya.

“mBak yang sakit?”

“Oh, ibu saya.”

“Sakit apa?”

“Perut.”

“Ooh..”

Tiba-tiba seorang petugas apotik memanggil sebuah nama.

“Tuan Nanda Priyambodo?”

“Ya.” Laki-laki ganteng disampingnya segera berdiri dan menghampiri petugas itu.  Ia tampak mendengarkan keterangan petugas, sambil mengangguk-angguk, kemudian berlalu.

“mBak, saya duluan. Eh, boleh tahu namanya?”

“Ayna,” jawab Ayna singkat sambil tersenyum.

Kalau tidak karena hatinya sedang galau pasti Ayna senang bertemu pemuda ganteng yang sangat ramah ini.

“Ibu Sarjono..” tiba-tiba petugas apotik memanggil.

Ayna berdiri dan mendekat.

“mBak, semuanya duaratus limabelas ribu rupiah. Mau diambil semua?”

“Ya mbak.” Kata Ayna sambil membuka dompetnya. Ia mengambil duaratusan ribu dan tak ada lagi sisanya didompet itu. Uang yang tadi dibawanya habis setelah membayar laborat.

“Kurang limabelas ribu ya mbak,” kata petugas apotik.

“Ya.. ya, saya nitip dulu yang duaratus, saya mau mengambil dulu kurangannya.”

“Baiklah mbak.”

Ayna keluar dari apotik dengan hati gundah. Benar kata ibunya, periksa laborat bayarnya mahal. Ayna hampir menghabiskan gajinya yang tidak seberapa.

“Tidak apa-apa, asalkan ibuku sehat.”

Ayna mencari ATM sebuah bank. Ia harus mengambilnya sebagian dari tabungannya yang tak banyak untuk membayar kekurangan harga obat dan untuk persediaan barangkali ibunya butuh sesuatu.

Memasuki ATM itu Ayna hampir bertabrakan dengan mas ganteng ramah yang tadi ketemu di apotik. Ayna hampir terjatuh, tapi mas ganteng yang tadi dipanggil Nanda Priyambodo itu menangkap lengannya.

“Ma’af.. ma’af.” Kata Ayna tersipu.

“Saya yang harus minta ma’af Ayna.”

Ayna menatap laki-laki itu. Ia lupa bahwa tadi telah memperkenalkan namanya.

“Ayna kan? Tadi sudah memperkenalkan nama lho.”

“Oh..  ya.”

“Saya Nanda..”

“Ya, ma’af saya terburu-buru, harus mengambil uang dan kembali ke apotik.”

“Baiklah.”

Ayna mengambil duaratus ribu dari tabungannya, lalu bergegas keluar. Tapi tanpa dinyana, mas Nanda yang ganteng masih berdiri didekat mobilnya.

“Ayo sekalian,” ajaknya.

“Saya harus kembali ke apotik.”

“Iya, saya juga, tadi ada yang ketinggalan.”

“Tapi..”

“Ayolah..” dan Nanda langsung membukakan pintu mobilnya.

“Saya merepotkan..” kata Ayna setelah duduk.

“Tidak, kan sekalian jalan.”

“Mengapa kembali ke apotik ?”

“Ada yang terlupa.”

“Mas yang sakit?”

“Iya, tapi tinggal pemulihan, tiga hari saya tepar karena flu berat.”

“Ooh..”

“Kelihatannya Ayna lagi sangat sedih.”

“Ya, pastilah, ibu saya sakit.”

“Beratkah sakitnya?”

“Tadi baru periksa ke laborat.”

“Mudah-mudahan segera sembuh.”

“Aamiin, terimakasih ..”

Ketika sampai di apotik Ayna kembali duduk, menunggu obatnya selesai dikerjakan.

“Mau saya antar?” Nanda menawarkan tumpangan.

“Oh, tidak, sungguh, obat saya masih lama. Silahkan duluan. Saja juga masih harus mampir-mampir.”

“Baiklah..”

Ayna membiarkan Nanda berlalu, lalu duduk bersandar sambil menunggu.

***

Pak Sarjono memasuki rumahnya yang sepi. Ia tahu isterinya ada dirumah karena pintu depan tidak terkunci.

“Bu..”

“Oh, sudah pulang mas?”

“Sudah, aku ijin pulang begitu selesai tugasku. Tadi jadi ke rumah sakit?”

“Jadi mas, harus periksa laborat segala,” keluh bu Sarjono yang kemudian menceritakan apa saja yang dikatakan dokter ketika memeriksa.

“Aku sudah melarangnya, aku ini seperti sakit berat saja, periksa ini.. itu.. Kasihan, kan menghabiskan uang banyak?”

“Ya tidak apa-apa bu, yang penting kamu sehat.”

“Kasihan Ayna, pasti tadi mengeluarkan uang banyak.”

“Ayna kembali bekerja?”

“Tidak mas, ke apotik sama membeli obat. Pastinya mampir beli makanan karena dia melarang aku memasak.”

“Itu benar, jangan buru-buru mengerjakan pekerjaan rumah dulu kalau ibu belum sehat benar.”

“Iya.”

“Ibu kok masih lemes begitu? Sudah makan?”

“Tadi pagi sudah. Ini kan Ayna sudah beli makan.”

“Oh, itu sepertinya dia datang. Bapak mau cuci kaki tangan dulu dan ganti baju.”

“Ya mas..”

Keluar dari kamar, pak Sarjono berpapasan dengan Ayna.

“Sudah dapat obatnya?”

"Sudah bapak, kebetulan bapak sudah pulang, Ayn bawakan untuk makan siang, karena Ayn melarang ibu untuk memasak."

“Habis berapa tadi ? Nanti bapak ganti.”

“Sudah bapak, tidak usah..”

“Tidak usah bagaimana, ini kan kewajiban bapak juga. Ya sudah, temui ibumu, bapak mau ganti baju dulu.”

“Ya bapak.”

“Ibu, ayo makan dulu... Ayna ambilkan ya bu, setelah itu minum obatnya.”

“Ibu mau bangun saja, makan bareng bapak dimeja makan.”

“Nggak apa-apa ibu jalan ke ruang makan?”

“Ya enggak lah. Ayn.. ibu ini kan sebenarnya nggak sakit apa-apa.”

Walau begitu Ayna terpaksa menuntun ibunya karena tampak bahwa ibunya menahan sakit.

***

Pagi itu Ayna bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Dia sudah membuat minum dan memasak sayur untuk sarapan dan makan siang. Tak enak kalau harus minta ijin lagi sementara pak Yoga sedang tidak ada dirumah.

“Kamu bener, mau masuk kerja Ayna?” tanya bapaknya.

“Iya bapak, tapi nanti ketika istirahat saya mau ijin pulang sebentar untuk melayani ibu makan dan minum obat. Nggak enak kalau mau nggak masuk lagi bapak, pak Yoga sedang pergi so’alnya.”

“Tidak apa-apa, ibumu tampak lebih baik, tidak sepucat kemarin. Mungkin pengaruh obat yang diberikan dokter.”

“Iya bapak, semoga cocok untuk ibu.”

“Nanti bapak juga mau pulang sa’at istirahat makan siang.”

“Bagus bapak, lebih baik bapak makan dirumah saja, kan Ayna sudah masak pagi tadi.”

“Anak baik, anak pintar, anak cantik,” puji pak Sarjono sambil mengelus kepala Ayna, membuat Ayna tersenyum senang.

“Bapak memperlakukan Ayna seperti anak kecil saja. Anak baik, anak pintar, anak cantik, jangan nakal, jangan rewel ya?” kata Ayna menirukan seorang ibu ketika membesarkan hati anaknya. Pak Sarjono tertawa.

“Kamu memang anak pintar dan cantik Ayna.”

“Ayo bapak, kita berangkat, pamit sama ibu dulu. Oh ya, hampir lupa, nanti Ayna harus mengambil hasil dari lab, lalu menyerahkannya pada dokter.”

“Biar bapak saja yang mengambil, nanti ketika pulang bapak sudah membawa hasil lab itu.”

“Baiklah bapak, nanti bapak bawa surat pengambilan hasil lab itu.”

Keduanya masuk kekamar, dilihatnya bu Sarjono sudah duduk ditepi pembaringan.

“Lho, ibu kok duduk, tiduran saja lah bu, sampai ibu benar-benar sehat,” kata suaminya.

“Aku sungguh merasa segar kok mas. Tadi juga sudah sarapan di ruang makan, tidak apa-apa. Kalau tiduran terus nanti malah pusing.”

“Ya sudah, tapi nanti kalau ibu merasa letih, tiduran ya, nanti siang bapak mau pulang untuk makan siang dirumah,” kata Ayna sambil mencium tangan ibunya.

“Iya, baiklah, hati-hati kalian,” kata bu Sarjono sambil berdiri lalu mencium tangan suaminya.

***

Ketika Ayna turun dari boncengan bapaknya, dilihatnya toko sudah terbuka lebar. Ayna setengah berlari menaiki tangga dan dilihatnya Bimo sedang  memberi istruksi kepada salah seorang kawannya. Pastinya, karena pak Yoga sedang tidak ada dirumah.

“Hai.. Ayna, kamu sudah masuk ?”

“Sudah mas.”

“Bagaimana keadaan ibu?”

“Tadi sudah kelihatan lebih segar. Tapi kemarin harus periksa laborat juga.”

“Memangnya kenapa?””

“Belum tahu mas, baru nanti hasil lab nya bagaimana,” jawab Ayna yang kemudian membantu temannya menata dagangan.

“Oh iya Ayna, kemarin bapak telpon, ada catatan barang habis dimeja bapak, kata bapak hanya kamu yang tahu kemana harus mengambil barang-barang itu.”

“Oh, iya mas, baiklah, nanti saya periksa kembali. Tapi nanti siang saya minta ijin pulang sebentar ya mas. So’alnya saya harus menemani ibu makan dan menyiapkan obatnya, takutnya ibu tidak meminumnya.”

“Ya Ayn, tidak apa-apa.”

“Terimakasih mas.”

“Saya mau berangkat ke kantor dulu.”

“Ya mas,” kata Ayna sambil meneruskan pekerjaannya.

Setelah selesai membantu temannya manata barang-barang, Ayna segera masuk kekamar kerja pak Yoga untuk mengambil catatan seperti yang dikatakan Bimo. Ia berdiri disamping meja dan membaca catatan itu. Tiba-tiba seseorang masuk, Seorang gadis cantik berambut ikal dan berpakaian sangat modis.

“Ayna, bagaimana kamu berani masuk kedalam kamar bapak sementara bapak tidak ada dirumah?” tegur gadis cantik itu sambil menatap Ayna tak senang.

Ayna terkejut, segera melangkah keluar sambil membawa catatan itu. Tapi gadis itu dengan kasar merebut catatan yang dibawanya, sebelum Ayna menerangkan mengapa ia berada diruangan pak Yoga.

***

Besok lagi ya.

 

89 comments:

  1. Alhamdulillah.......

    Yang ditunggu tunggu sudah hadir
    Matur nuwun sanget Ibu Tien,
    Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
    Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
    .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mbak Tien ... AYNA episode 02 sudah tayang.

      Salam hangat kami dari Yogya.

      Delete
    2. Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 😍😍😍

      Delete
    3. Group Chat Whatsapp Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
      0821 1667 7789 (admin)
      #silaturahim
      #cerbung/novel populer
      #jumpa_fans

      Delete
    4. Ayoooooooo edit profilmu dengan cara : ketuk UNKNOWN...lalu ketuk..EDIT PROFIL...isi biodatamu...lalu SIMPAN... mudahkan........

      Delete
    5. Alhamdulillah AYNA 02 sdh muncul....
      Mtnuwun mbk Tien
      Smg selalu sehat dan bersemangaaaat....

      Delete
    6. Matur nuwun Bu Tien, AYNA_02 sudah tayang. Sehat ya Bu, jaga kesehatan, jaga pola makan, istirahat cukup, tetap heppy dan terus berkarya.

      Delete
  2. Horee.. Bisa komen awal.

    Sehat selalu tuk bu Tien dan klg.
    Juga tuk penggemar setia bu Tien,
    Salam sehat dan tetep semangat

    ReplyDelete
  3. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ibu Tien belum menyapa
      Kokbsdh renbutan komen
      Jhiaaan

      Matur nuwun bu...

      Delete
    2. Alhamdulillah AYNA 02 sudah hadir..
      Matur nuwun mBak Tien Kumalasari, smg mBak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
      Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
      Salam SEROJA dari Tangerang.

      Siapa gadis berambut ikal dan modis Itu..? Yuk Kita tunggu besok ya..

      Delete
    3. Tidak disapa juga tidak apa", yg penting bisa ikut terhibur.
      Selamat mas Wedeye, nomor 1 hadiahnya minta sepeda pd pak Jokowi .

      Delete
    4. Betul...betul....
      SELAMAT buat pa WIDAYAT, malam ini juara pertama komentar di blog spot

      Delete
    5. Hallow juga mbak Tien.... Matur nuwun sdh disapa duluan...ada yg protes belum disapa loh mbak... Itu mas Latief yg rajin jg komen
      Semoga mbak Tien sekeluarga senantiasa sehat dan bahagia ...doaku selalu dr Surabaya
      Salam sayang 🤗🥰😍

      Delete
    6. Hai mas Latif.
      Salam ADUHAI dari Solo

      Delete
    7. Trimakasih Bu Tien... Semoga ttp sehat sllu utk Bu Tien, bpk ibu yangkung yangti di PCTK, di blogspot, ttp sllu jalanin prokes jgn kasih kendor. Salam sehat bahagia dr Cahya di Madiun yg sllu setia hadir.

      Delete
    8. Alhamdulillah, terima kasih mba, semoga mba Tien sehat" selalu.
      Seperti nya Nanda itu putranya mas Priyambodo yah....😊🙏🏻
      Lanjuut... Salam dari kuningan

      Delete
    9. Hallow mbak tien-ku...terima kasih atensinya.
      Salam penuh inovasi selamanya, salam hormat untuk keluarga.
      Sragentina selalu menunggu kisah baru.

      Delete
  4. Trimaksh ibu tien syang.. Mantab ayna 2 udh tayang.salam hangat dari rista di lampung😘🙏

    ReplyDelete
  5. Assiikk dah muncul ... ketemu lagi dengan bintang, nanda yg udah gede and cakep
    Sakam sehat dari Tasikmalaya

    ReplyDelete
  6. Matur nuwun mbak tien-ku...Ayna 2 nya.
    Apa Mirah sudah di-tiadakan ya...apa belum saatnya keluar...
    Salam sehat dari sragentina mbak Tien Kumalasari Widayat, selamat malam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tuuh mas Latief dpt Salam Aduhai dr mbak Tien....
      Wes ga usah nggoleki Mirah... dah happy ending
      Yuuk kita nikmati dongengan mbak Tien selanjtnya ttg Bintang dan Nanda yg selalu bersaing dr kanak2 spi dewasa jd prajaka keren👍👍

      Delete
  7. Jangan-jangan istrinya mas Bimo atau adiknya mas Bimo..galak juga gadis cantik modis itu

    ReplyDelete
  8. Trimakasih mbak Tien..
    Ayna 02...
    ketemu org2 ganteng..
    Yg merebut catatan ditangan ayna pacarnya bimo'kah..
    Kita tunggu besok lagi yaaa...

    Salam sehat dari bandung..

    ReplyDelete
  9. Puji Tuhan, ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg Ayna 2 hadir cantik dan tetap bikin penasaran.
    Gadis cantik dan modis mungkin adik Bimo rupanya merasa tersaingi. Kami setia menunggu Ayni 3.
    Matur nuwun, berkah Dalem.

    ReplyDelete
  10. semangat mbak Tien luar biasa selalu menghibur kita ceritanya itu lho kok mesti melenakan indah....meski model lama (ingat novel model maria a sarjono) tapi kok natural, bener banget dan dinikmati enak...semoga selalu sehat sehingga selalu ada buat kita

    ReplyDelete
  11. Terima kasih Mbak Tien, Ayna 02 sudah hadir.. waduh belum2 kok sepertinya Ayna harus mengahadapi masalah dengan gadis cantik itu ya. Semoga semua akan baik2 saja.
    Semoga Mbak Tien selalu sehat.. salam seroja dari Semarang.

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah Ayna 02 sdh hadir
    Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  13. Siapa ya gadis itu? Makasih mba Tien. Salam hangat selalu

    ReplyDelete
  14. Wah ceritanya kelihatannya akqn ada wanita kurang baik
    Terima kasih jeng tien

    ReplyDelete
  15. Wah ceritanya kelihatannya akqn ada wanita kurang baik
    Terima kasih jeng tien

    ReplyDelete
  16. Pagi Bun.Sehat selalu dan semangat.
    Bahagia selalu bersama keluarga tercinta.
    Makasih untuk cerbungnya.

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah sudah tayang. Terimakasih Bu Tien. Semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  18. Gadis cantik berambut ikal dan modis adik Bimokah? Atau gadisnya?
    3 tokoh pria dihadirkan mb Tien Bimo, Bintang dan Nanda di kehidupan Ayna? Siapa yg berjodoh dg Ayna? Kita tunggu sj di Ayna 03 dst ...slm seroja utk mb Tien dan kita semua...

    ReplyDelete
  19. Terima kasih bu Tien sudah nenghafirkan 3 gadis cantik dan 3 pria tampan. Hati Ayna ke siapa? Ditunggu saja. Salam sehat dan semabgat berkarya buat bu Tien.

    ReplyDelete
  20. Sehat selalu bunda Tien, salam dari Arema Malang

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah Bintang dan Nanda sdh dewasa dan punya profesi masing...Jadi menarik ini ceritanya bagaimana Ayna kira2 siapa yg bisa berjodoh dengannya ...hanya Bu Tien yang tahu. Salam sehat selalu buat Bu Tien dan Keluarga.

    ReplyDelete
  22. Mulai penasaran nih....salam sehat utk ibu Tien sekluarga,juga utk penggemar setia semua,besok lagi ya.. maturnuwun 🙏

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah ayna 02 sdh hadir ...... trimakasih bu tien semoga bu tien dan semua penggemar cerbungnya sehat2 dan selalu dalam lindungan Allah SWT ..... aamiin yra

    Selamat pagi semuanya ..... assalamu'alaikum

    ReplyDelete
  24. Waaah ini pasti bakal seru cinta segitiga..hahha
    Makasih mbak Tien

    ReplyDelete
  25. Siapakah yg begitu kasar menegur Ayna....
    Apakah pak Yoga punya anak perempuan ?
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  26. Aduhai ada mas ganteng lagi...
    Nanda kerja dimana ya.. Sptnya jg sdh mapan.
    Trm kasih bu Tien lanjut eps selanjutnya

    ReplyDelete
  27. Apakah gadis yg menegur kasar thdp Ayna itu anaknya Pak Yoga...kita tunggu apa kata Bu Tien. Maturnuwun Bu Tien, ceritanya ringan tapi menarik. Salam sehat kagem Bu Tien...

    ReplyDelete
  28. Td malam udh baca dan siang ini baca lg😄jan jan..keren banget ibu ku syang ini cerbung nya...bikin nagih lho baca nya..semoga nt mlm ayna 3 tayang ya😘

    ReplyDelete
  29. Hallo mb Tien. Mungkin itu tunangan Bayu ya? Bayu kan sdh tunangan dengan seseorang yang dia sebetulnya tidak sreg.
    Selamat berkarya mb Tien semoga karyanya tetep bernas

    ReplyDelete
  30. Bukan Bayu jeng. Bayu itu suaminya Lastri. Wwkkkkwwk..

    ReplyDelete
  31. Ayo lanjut lagi bunda...... Geregetan nih

    ReplyDelete
  32. Nnaaah loh... sapa tuh yang jutek sama Ayna? Baru di Episode-02, kami sudah dibikin deg-deg serrr nebak-nebak penasaran nih sama Bunda Tien. Hehehehe...

    TERIMA KASIH ya, Bunda Tien. Hebat deh pokoknya CerBung-CerBung nya, Bunda.

    Kami mendoakan, semoga Bunda Tien senantiasa sehat wal'afiat dan bahagia lahir batin. ♥️😗🇦🇺

    ReplyDelete
  33. Slmt mlm mba tien.. Trimaksih Aynanya dah muncul.. Smgmba tien sht slldan tetap semangat y.. Agarbs menghibur pengagum cercung mba Tien.. Slmseroja dri sukabumi y mba.. Muuaahh🥰🥰

    ReplyDelete
  34. Ingak inguk siapa tahu....
    Hehe
    Selamat malam bu Tien... Salam sehat njih

    ReplyDelete
  35. Whahaha...iya...bukan Bayu tapi Bimo ya...wah kok kamibayunen

    ReplyDelete
    Replies
    1. BubIyeng
      Juga masih
      Mentheleng

      He he he

      Delete
    2. Masihlah pak Widayat...sudah kadhung tuman ini..memang cerbung mbak Tien paling punya greget yaa

      Delete
    3. Bu Tien kuwi golek lenane penggemarnya. Padahal Ayna episode_03 sdh beres tapi beliaunya baca-2 dulu komen pembacanya, jawab komen yang lucu mapun yang salah..... merga karo ngalamun. Begitu rame komen lansung njedul.... Nggih ta bu Tien ??

      Delete
    4. Betul betul betul
      Direwangi melek
      Walau mripate wis abot

      Delete
  36. Jangan2 bu Tien nunggu komen yg ke 100
    Sekarangvbaru 67
    Ayooo komen

    ReplyDelete
  37. Replies
    1. Beli bolam yg baru yg lebih vesar watt nya pak Wedeya

      Delete
  38. Sudah berat kepala, mata mulai bruwet mendhing tidur dulu..Besok subuh baru baca Ayna 03. Lha bu Tien sengaja bikin penasaran penggemar

    ReplyDelete
  39. Kopi habis
    Nyamian habis
    Ayna kok ya ga datang2 yaaa

    ReplyDelete
  40. Wuaduh
    Battery kok ikut2 low
    Yo wis lah
    Aku tak sing ngalah

    ReplyDelete
  41. Jangan2 mbak Tien yang kesrep sebelum upload Ayna

    ReplyDelete
  42. Wah bikin penasaran gadis cantik....
    Saya tunggu berikutnya, semoga Ibu sehat selalu, tugiman bandung

    ReplyDelete
  43. Alhamdulillah...
    Mtur nuwun Bun...
    Mugi2 tansah rahayu...

    ReplyDelete
  44. Wah telat baca ini bunda Tien, harus kebut semalem ini..😅

    Terima kasih 🙏

    Salam dari kota Malang..😍

    ReplyDelete
  45. Ayna 2...setelah baca.... terpikir dan teringat nama nama dalam certa ini... ada Dr Bintang, ada Nanda Priuambodo.... ini mungkin lanjutan cerita Sang Putri.
    Salam sehat dan semangat.
    Terima kasih mbak Tien

    ReplyDelete
  46. Ayna 2...setelah baca.... terpikir dan teringat nama nama dalam cerita ini... ada Dr Bintang, ada Nanda Priyambodo.... ini mungkin lanjutan cerita Sang Putri.
    Salam sehat dan semangat.
    Terima kasih mbak Tien

    ReplyDelete