Sunday, November 15, 2020

ADA YANG MASIH TERSISA 33

 

ADA YANG MASIH TERSISA  33

(Tien Kumalasari)

 

Tejo terkejut, suara itu seperti dikenalnya.

“Mas, tolong mas, bukain pintunya,” suara dari luar terdengar seperti merintih. Tejo tak sampai hati, dibukanya pintu, lalu pintu bengkel,  tapi setelah dia keluar, pintu ditutupnya lagi.

“Mas, tidak kamu ijinkan aku masuk?”

“Anisa, mau apa kamu kesini?”

“Mas, tolonglah mas...” kata Anisa yang kemudian menubruk tubuh Tejo sehingga sempoyongan. Tejo mendorongnya pelan. Sekarang Tejo tak akan terpengaruh rayuan Anisa.

“Mas Tejo...”

“Mau apa kamu kesini malam-malam?”

“Tolonglah mas, ijinkan aku tinggal disini bersama kamu.”

Tejo terkejut, ia berdiri menjauh dari Anisa.

”Apa maksudmu ?”

“Ijinkan aku masuk mas.”

“Tidak.. aku tak akan mengijinkan, tidak pantas kamu malam-malam begini masuk kerumah seorang laki-laki.”

“Kok gitu mas, apa mas lupa.. bahwa..”

“Aku sudah lupa semuanya. Aku sudah menempuh kehibupanku yang baru. Tolong pergilah dan jangan mengganggu aku lagi.”

“Mas Tejo, kasihanilah aku.. aku sudah tak punya apa-apa lagi. Setelah Rita pergi, aku tak bisa mengendalikan salon itu. Duit habis, hutangku banyak. Rumah juga sudah hilang ditipu orang.”

“Terserahlah apa yang terjadi sama kamu. Kamu mengambilnya dari orang lain dengan jalan licik, sekarang impaslah kalau diambil orang.”

“Mas Tejo, kasihanilah aku, aku bersedia menikah dengan kamu mas.”

“Apa? Menikah? Dengan kamu? Apa aku sudah gila menikahi perempuan yang sudah merusak hidupku?”

“Mas Tejo kok begitu..” Anisa mulai menangis.

“Hentikan tangismu, aku tak akan terpengaruh, dan pergilah dari hadapan aku.”

“Mas Tejo, kamu tega ya?”

“Aku sudah mau rujuk dengan Miranti. Dia wanita baik yang berbudi, bukan seperti dirimu yang penuh kebusukan.

“Apa mas? Kamu mau rujuk dengan Miranti? Apa kamu tidak tahu bahwa Miranti pacaran sama sopirnya?”

“Diam Nisa !”

“Itu benar, aku melihat mereka dua kali, berangkulan mesra, yang terakhir sambil menggendong anak kecil yang pastinya anak kamu.”

“Kamu sudah gila!”

“Mas, sadarlah, biarpun sopir tapi dia lebih ganteng dari kamu. Mana mungkin Miranti mau menerima kamu.”

“Anisa! Pergi nggak?”

“Benarkah mas tega mengusir aku?”

“Sangat tega dan jangan pernah mendekati aku lagi.”

Anisa yang tak tahu malu kemudian duduk bersimpuh dan menangis tersedu-sedu. Tapi Tejo tak bergeming. Ia masuk kedalam lalu mengunci pintunya. Membiarkan Anisa terguguk dilantai depan bengkel, lalu masuk kekamarnya dan membaringkan tubuhnya.

Tejo terpekur dikamarnya. Teringat kata-kata Anisa yang mengatakan bahwa Miranti pacaran sama sopirnya. Tidak, dia tahu siapa Anisa. Pasti dia bohong.

“Besok pagi aku akan menemui ibu terlebih dahulu.”

Lalu Tejo mencoba memejamkan matanya, membiarkannya terlelap dalam mimpi-mimpinya.

***

“Bu aku nanti pulang agak sore ya, ada tamu yang harus aku layani siang ini.” Kata pak Kusumo ketika sedang makan pagi sebelum berangkat kekantor.

“Ya pak, nanti pengin dimasakkan apa, tapi ibu sejak kemarin lagi malas masak.”

“Iya benar, bapak juga mau bertanya, kamu sejak kemarin kok tampak seperti gelisah sekali, sebetulnya sedang memikirkan apa?”

“Memikirkan mimpi ibu beberapa hari yang lalu.”

“Mimpi? Mimpi kok dipikir sampai berhari-hari.”

“Iya pak, ibu merasa bahwa mimpi itu suatu firasat.”

“Firasat apa? Ada-ada saja bu, mimpi itu bunganya orang tidur. Memangnya ibu mimpi apa?”

“Mimpi melihat Tejo hanyut disungai.”

“Oalah bu, itu kan cuma mimpi. Apa benar kalau mimpi Tejo hanyut lalu Tejo benar-benar hanyut? Sudah jangan dipikirkan.”

“Pak, apakah bapak benar-benar tidak mau mema’afkan Tejo?”

“Siapa bilang bapak tidak mau mema’afkan? Bapak sudah lama mema’afkannya, tapi bapak tidak bisa menghilangkan kekecewaan hati bapak terhadap apa yang sudah dilakukannya.”

“Manusia itu kan bisa saja bertobat.”

“Lha kalau benar-benar bertobat, ya baguslah, kalau tobatnya cuma bohong-bohongan?”

“Maukah bapak menerima seandainya dia datang menemui bapak?”

“Ah, ibu ada-ada saja. Ini sudah siang, bapak mau kekantor segera. Sekarang ini kan semua-semua harus bapak yang menangani, setelah dulu pernah bapak serahkan kepada Tejo tapi malah kelakuannya nggak bener.”

“Pak..”

“Mana Abi, biasanya mendekati yangkung kalau sa’atnya berangkat kekantor.”

“Itu, sudah menunggu didekat mobil bapak.”

“Oh, iya.. iya... Abi.. eyang berangkat kerja dulu ya..”

Tapi Abi justru merengek ingin ikut, tangannya menggapai-gapai sambil bicara lucu.

“Tuut.. tuut..”

Pak Kusumo terpaksa mengulurkan tangannya untuk menggendong Abi.

“Eyang mau kerja le, mau bantuin kerja di kantor eyang?”

Abi mendekap leher pak Kusumo, membuat pak Kusumo tak sampai hati meninggalkannya.

“Abi.. eyang mau kerja sayang, ayo sama ibu..”

Tapi Abi tak mau melepaskan rangkulannya.

“Mir, ayo ikut saja sampai dikantor, nanti kamu pulangnya bisa diantar sopir.”

Miranti geleng-geleng kepala.

“Anak manja....”

Tak urung Miranti kemudian ikut naik keatas mobil mertuanya demi Abi yang tetap memaksa ingin ikut eyangnya.

***

Bu Kusumo geleng-geleng kepala sambil tersenyum. Abi sudah punya banyak keinginan, pagi ini ingin ikut eyangnya kekantor, ada-ada saja.

Bu Kusumo hampir masuk kedalam rumah ketika tiba-tiba didengarnya suara memanggilnya.

“Ibu...”

Bu Kusumo menoleh, wajahnya berseri seketika.

“Tejo ?”

Begitu dekat bu Kusumo langsung memeluk Tejo erat-erat. Ia teringat akan mimpinya, dan ternyata Tejo baik-baik saja. Lalu dia percaya bahwa mimpi memang kembangnya orang tidur.

“Jo, kamu baik-baik saja ?”

“Iya bu, Tejo baik-baik saja.”

“Wajahmu kelihatan agak pucat. Ayo masuklah..”

Bu Kusumo naik ke teras dan duduk disana. Tejo mengikutinya sambil menoleh kearah pavilyun yang tertutup.

“Kok sepi bu ?”

“Sepi, bapakmu baru saja berangkat ke kantor, Abi kelayu, lalu bersama ibunya ikut ke kantor deh.”

“Abi kelayu ?”

“Anakmu sudah banyak maunya, kalau tidak dituruti lalu rewel. Tadi bapakmu tak sampai hati meninggalkannya, habisnya Abi sudah memeluknya erat dan tak mau melepaskannya.

“Iya bu, memang dia sudah semakin besar.”

“Kamu baik-baik saja kan?”

“Iya bu, kok ibu menanyakannya lagi?”

“Ibu selalu memikirkan kamu, dan ibu melihat wajahmu agak pucat.”

“Kemarin Tejo masuk angin, tapi sekarang sudah baik.”

“Hati-hati menjaga kesehatan kamu Jo, jangan kecapekan, kamu kan tidak biasa bekerja berat?”

“Tidak bu, sekarang Tejo sudah biasa melakukan pekerjaan berat. Jauh bedanya dengan pekerja kantoran, tapi Tejo senang melakukannya. Tidak apa-apa, ibu jangan khawatir.”

“Namanya orang tua Jo, pasti selalu memikirkan anaknya.”

“Tejo sudah hidup dengan baik dan menjalani semuanya dengan baik juga bu, jadi ibu tidak usah memikirkan Tejo.”

“Syukurlah Jo.”

“Sebenarnya bengkel kamu itu dimana, kamu belum pernah mengatakan dimana kamu tinggal," lanjut bu Kusumo.

“Didaerah Gentan bu, sekarang sudah mulai ramai.”

“Senang ibu mendengarnya.”

“Nanti sore Tejo mau kesini lagi. Mau ketemu bapak.”

Bu Kusumo tampak menghela nafas sedih.

“Bapakmu masih susah diajak bicara tentang kamu. Dia bilang sudah mema’afkan kamu, tapi tidak bisa melupakan kesalahan yang sudah kamu lakukan.”

“Apapun nanti sikap bapak, Tejo akan menerimanya bu, Tejo sudah bertekat menghadapinya, karena memang semuanya adalah kesalahan Tejo.”

“Baiklah kalau begitu. Jadi mengapa harus kembali nanti sore? Tidak menunggu saja dari sekarang?”

“Tejo nggak enak meninggalkan bengkel terlalu sering, biarpun Supri tak keberatan. Jadi ini nanti Tejo akan pulang dulu, nanti sore kembali lagi kemari.”

“Ya sudah, terserah kamu saja. Kamu sudah sarapan?”

“Belum bu, tadi buru-buru berangkat, supaya bisa cepat kembali.”

“Kalau begitu ayo sarapan, tadi ibu masak soto ayam,” kata bu Kusumo yang langsung masuk kedalam, dan Tejo mengikutinya.

Tejo sebenarnya ingin mengatakan tentang keinginannya untuk rujuk sama Miranti, tapi diurungkannya. Ia merasa agak sungkan. Jadi lebih baik mendekatinya saja dulu, kalau sekiranya Miranti mau membuka hatinya maka barulah dia bilang kepada ibunya.

***

Ternyata setelah sampai di kantor, Abi belum juga mau diajak pulang. Ia mulai bisa berjalan setapak dua tapak, dan merambat diantara sofa dikantor pak Kusumo. Lalu merangkak dan berdiri melangkah lagi.

“Abi.. ayo kita pulang,” kata Miranti sambil mengacungkan kedua tangannya. Tapi Abi berlari merangkak mendekati pak Kusumo yang sudah duduk dikursinya, tertawa-tawa melihat ulah cucunya. Ketika Abi mendekat, pak Kusumo mengangkatnya dan memangkunya. Tangan Abi meraih-raih kertas dan apa saja yang ada dimeja.

“Abi, besok kalau kamu sudah besar, kamu yang menggantikan eyang duduk disini. Heiii...apa kamu sudah bisa tanda tangan?” pak Kusumo terkekeh ketika Abi meraih ballpoint yang tergeletak dimeja.

“Abi.. jangan mengganggu eyang, ayo kita pulang..” kata Miranti yang menunggunya dengan gemas.

Tapi Abi tak perduli, masih saja meraih ballpoint.. dan mempermainkannya dengan memukul-mukulkannya dimeja. Pak Kusumo tampak senang melihat ulah cucunya yang semakin pintar.

“Biarkan saja Mir, nanti kalau sudah capek pasti dia berhenti sendiri,” kata pak Kusumo sambil tertawa.

Ketika seorang karyawan masuk dan melihat Abi, dia menowel pipinya dengan gemas.

“Cucunya ya pak, aduh.. sudah pintar membantu eyang ya.”

“Taruh saja disitu, nanti saya periksa,” katanya kepada karyawan tersebut. Kemudian dia keluar sambil mengangguk kepada Miranti yang dibalasnya dengan senyum ramah.

“Buu... buu.. niii...” Abi mengacungkan ballpont yang digenggamnya kepada ibunya.

“Abi senang ya mengganggu eyang.. ayo pulang, kasihan eyang uti sendirian dirumah,” bujuk Miranti sambil mendekati Abi. Tapi Abi tetap tak peduli..ia terus bermain dengan alat tulis eyangnya.

“Sebentar Mir, sopir baru bapak suruh keluar sebentar.”

“Bagaimana kalau Miranti meminta Pramadi untuk menjemput?”

“Apa dia tidak repot ?”

“Akan Miranti tanyakan dulu, kalau bisa  biar datangnya sambil membawa mainan supaya Abi mau diajak pulang.”

“Baiklah, coba kamu tanyakan saja dulu, jangan mengganggu kalau dia sedang bekerja.”

Miranti menelpon Pramadi dan mengatakan agar kalau ada waktu dimintanya untuk menjemput Abi.

“Oh, aku belum berangkat ke kantor. Memangnya Abi ikut ke kantor pak Kusumo?”

“Tumben-tumbenan ini Pram, memaksa ikut, lalu bermain-main dikantor dan tak mau diajak pulang.”

“Baiklah, aku jemput saja dulu kekantor pak Kusumo.”

“Pram, kalau bisa bawakan mainan.”

“Mainan apa?”

“Sembarang saja, yang ada dipinggir jalan juga boleh, supaya dia mau berhenti mengganggu eyangnya.”

“Baiklah, ini aku sudah mau berangkat.”

***

Abi masih asyik bermain dipangkuan pak Kusumo ketika Pramadi datang.

“Selamat pagi bapak.”

“Eh, Pram.. pagi. Miranti mengganggu kamu?”

“Tidak, saya kebetulan belum mau kekantor. Abi nakal ya? Nih lihat...”

Pramadi menunjukkan sebuah bola berwarna merah kearah Abi, dan serta merta Abi merosot turun, merangkak mendekati Pramadi.

“Heiii, berjalan dong, jangan merangkak..” teriak pak Kusumo.

Miranti mendekati Abi dan mengangkat tubuhnya, lalu membiarkan Abi berjalan kearah Pramadi.

“Anak pintar.. hupp.. “ Pramadi menggendong Abi, sambil memberikan bolanya kearah Abi.

“Bapak, kami pulang dulu ya, kasihan ibu sendirian dirumah.”

“Iya baiklah, Abi.. kesini dulu, cium eyang kakungmu..” kata pak Kusumo.

Pramadi mendekati pak Kusumo sambil menggendong Abi, yang kemudian mencium kedua pipi eyangnya.

“Bapak, kami pulang dulu.”

“Ya baiklah, kalian hati-hati ya.”

Memandangi punggung Pramadi dan Miranti, pak Kusumo menampakkan wajah bahagia, ia berharap cucunya mendapatkan kasih sayang dari orang baik seperti Pramadi. Sekilas terbayang wajah Tejo, lalu wajah itu menjadi muram.

“Tejo.. anakku yang hilang...” bisiknya pilu. Oo, ternyata masih ada cinta dihati pak Kusumo kepada anak semata wayangnya.

***

Abi duduk dipangkuan ibunya sambil mendekap bola pemberian Pram. Bibirnya berceloteh riang.

“Abi suka ya..?” tanya Pramadi kepada Abi yang kemudian disambutnya dengan tertawa-tawa lucu.

“Abi benar-benar menggemaskan.. “

“Iya bapak.”

“Bagaimana kalau mampir sarapan dulu?”

“Belum sarapan ya?”

“Belum, aku kan baru mau keluar rumah.”

“Baiklah, kita temani bapak makan pagi ya Abi?”

“Terimakasih Abi...” kata Pram ketika melihat Abi mengangguk-angguk.

“Abi memang anak bapak yang pintar,” lanjut Pram sambil mengacak rambut Abi.

“Tapi bolanya ditinggal dimobil ya, nanti kamu main bola di rumah makan jadi kacau semuanya.”

***

“Abi kok lama ya bu?”

“Mungkin mampir belanja atau apa. Tapi nggak mungkin juga, karena kan diantar sopir kantor. Biasanya kalau belanja Miranti pasti pakai mobilnya sendiri.”

“Tejo sudah lama menunggu. Kalau begitu Tejo pulang dulu saja ya bu, nggak enak kalau kelamaan ninggalin pekerjaan.”

“Jadi kamu mau pulang sekarang?”

“Ya ibu, nanti sore saja Tejo kembali kemari. Semoga bapak bisa mema’afkan Tejo dan menerima Tejo kembali.”

“Iya le, teruslah berusaha, daripada menunggu tanpa tahu kapan berakhirnya.”

“Iya bu, apapun nanti yang akan bapak katakan, umpatan atau cacian, Tejo akan menerimanya. Entah bagaimana kelanjutan hidup Tejo nanti, apakah bapak masih mau menjadi bapak Tejo, atau tidak.”

“Jangan berkata begitu Jo, Tak mungkin seorang bapak akan benar-benar membuang anaknya. Seperti ibu, yang juga masih mau menerima kamu. Yang penting adalah kamu benar-benar berubah menjadi baik. Yakinkanlah bapak tentang niat baik kamu.

“Baiklah ibu. Sekarang Tejo mohon pamit,” kata Tejo sambil mencium tangan ibunya, lalu berjalan keluar. Tapi dimulut pagar, sebuah mobil masuk tiba-tiba, dan Tejo tak sempat menghindar.

***

Besok lagi ya

 

73 comments:

  1. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar
    Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai...,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah.......
      AYMT 33 hadir gasik
      Matur nuwun sanget Ibu Tien,
      Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
      Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.



      Delete

    2. Alhamdulillah AYMT 33 sudah tayang.
      Matur nuwun mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
      Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete
    4. Alhamdulillah.......
      AYMT 33 hadir gasik
      Matur nuwun sanget Mbak Tien,
      Semoga sehat selalu dan semangat.,...

      Delete
    5. Matur nuwun mbak Tien...... AYMT...eps 33 telah dihadirkan.. Salam sehat bahagia selalu..🙏.

      Delete
  2. Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu dan tetap semangat,,Aamiin 😍😍😍 selamat malam semuanya,,,

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah ..yg diinceng sdh hadir...maturnuwun mbak Tien

    ReplyDelete
  4. Alhamndulillah....terimakasih mbak tien

    ReplyDelete
  5. Terima kasih mbak Tien ... AYMT 33 sdh hadir dan dpt dinikmati para penggemarnya.

    Salam hangat kami dari Yogya.

    ReplyDelete
  6. tak dapat menghindar bagaimana ini bu Tien. jangan2 Tejo kena tabrak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tak dapat menghindar untuk tidak ketemu dengan hal yang tak diinginkannya. Miranti pacaran sama (sopirnya) Pram seperti yang dikatakan Annisa, yang semula Tejo masih belum percaya .....hancuuur hati Tejo ber keping²....yang sana hilang yang sini ngga dapat ......ambyaaar

      Delete
  7. Alhamdulillah hari Minggu AYMT tidak libur. Matur nuwun bu Tien..semoga sehat dan aktif berkarya. Bisa tidur nyenyak karena pengintipan sudah selesai. Mudah mudahan Tejo tidak tertabrak..asmiin

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah AYMT 33... semoga Tejo baik2 saja... beri kesempatan dia berubah....

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah.. AYMT 33 sudah muncul dan terbaca di jam begini.
    Terima kasih mbak Tien.
    Salam sehat dan semangat dari Makassar

    ReplyDelete
  10. Terimakasih bu Tien. Semoga tetap sehat dan makin banyak karya. Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah... udah bisa bobo... makasih bu Tien cantik...

    ReplyDelete
  12. Matur nuwun mbak-ku...
    Apa Tejo tertabrak yaa...
    Kacian deh Lou...
    Semoga tdk terjadi apa2.
    Salam sehat mbak tien-ku...dari Sragentina.

    ReplyDelete
  13. Maturnuwun mb Tien . Sdh muncul gasik n cerita menarik . Salam dari Smrg

    ReplyDelete
  14. Trimaksh ibu tien..salam hangat dari lampung.. 😊semoga di sapa😄🙏

    ReplyDelete
  15. Waduh masuk rumah sakit, semoga tidak parah parah amat, masih bisa dia terima kasih mbakyu Tien,

    ReplyDelete
  16. Terima kasih jeng tien cerbungnya
    Salam sehat

    ReplyDelete
  17. Terima kasih Mbak Tien, ep 33 sudah hadir. Semoga Mbak Tien selalu sehat... dengan sabar menunggu kelanjutannya. Salam seroja dari Semarang.

    ReplyDelete
  18. Tks mbak Tien,hr ini munculnya gasik dibacanya terasa cepat selesai tp terus sabar menanti sp besok lg.
    Salam seroja mbak Tien dr bu Neni Tegal.

    ReplyDelete
  19. Apa yg terjadi?
    Apakah Tejo tertabrak Pram? ...bagaimana nasib Anisa? Tidak sabar utk menunggu kelanjutannya...
    Matur nuwun bu Tien...utk karya2 indahnya, smg selalu sehat dan berbahagia bersama Amancu ❤😍😀

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah AYMT~33 sudah hadir.. maturnuwun bu Tien..🙏

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah sudah tayamg episode 33
    Terimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin
    Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillaahh.. Sekali ngintip langsung ada. Bahagianyaa.. Gak jadi timbilan deh.. Hihihi..

    Makasih Mb Tien ku sayaaangg. Semakin seruuu ceritanyaa.. Sehat2 selalu yaa Mba..

    ReplyDelete
  23. Halow mbak Tien smg sehat selalu..Tejo ikhlaskan sj Miranti unt Pram. Bu Kusumo pasti bs mberikan semangat unt tejo masih ada miranti yg lain bkn..salam sehat dari Pejaten Pasar Minggu

    ReplyDelete
  24. Matur nuwun... Mbak tien... Smg sehat selalu jasmani rohani ekonomi sehingga bisa terus berimajinasi melanjutkan AYMT lbh menyenangkan hati

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah, menunggu kelanjutannya serasa tidak sabar bu Tien dengan penuh harap esok hari lebih cepat menunggu episode ....

    ReplyDelete
  26. Asyik cerbungnya udah tayang bisa segera istirahat nih, makasih ya Bun.
    Sehat selalu dan tetap semangat dalam berkarya.
    Salam kami dari Solo buat Bunda

    ReplyDelete
  27. Puji Tuhan ibu Tien sehat, semangat dan AYMT 33 hadir dg cantik..
    Semoga Tejo yg tdk bisa menghindari datangnya mobil tdk parah,ataukah malah g tertolong spt mimpi hanyut ibunya..

    Yustinhar Priok menunggu lanjutnya. Matur nuwun Berkah Dalem.

    ReplyDelete
  28. Puji Tuhan ibu Tien sehat, semangat dan AYMT 33 hadir dg cantik..
    Semoga Tejo yg tdk bisa menghindari datangnya mobil tdk parah,ataukah malah g tertolong spt mimpi hanyut ibunya..

    Yustinhar Priok menunggu lanjutnya. Matur nuwun Berkah Dalem.

    ReplyDelete
  29. Trimakasih mbak Tien..
    Aymt33...apakah tejo tertabrak..krn ydk bs memghindar..semoga tdk parah2 amat..tp syukurlah 0as ketemu miranti bersama pram..biar surut keinginan utk kembali..maaf aja rasanya ga pantas..wlpn smpe sembah sujud..sakitnya terlalu dalam buat miranti..hny tdk diperlihatkan..pdhl hatinya 'ngeneesss'...
    Lanjuut mbak Tien..seruu..😊👍

    Salam sehat dari bandung buat mvak Tien n kelg.

    ReplyDelete
  30. Alhamdulillah, suwun mbak Tien AYMT33 sdh dihadirkan
    Salam sayang, salam sehat bahagia sll mbak Tien dan keluarga, juga semuanya. Selamat beristirahat

    ReplyDelete
  31. Mbak Tien cuma ada 1 salah pencet, harusnya ** penghidupan ** terketik ** penghibupan **
    Nuwun ....salam sehat !!

    ReplyDelete
  32. 1. Tyt benar yg dtg Anisa stlh hbs2an...
    2. Paling itu mobil Pramadi yg membw plg Miranti dan Abi
    3. Smg Tejo tetap bertobat stlh tahu Miranti akan menikah dg Pramadi... Yg penting bpk dan ibu Kusumo telah menerima kembali kehadiran anak yg sempat hilang Tejo..
    4. Mb Tien tdk akan tega melihat pelaku ceritanya terpuruk terus..tak selamanya mendung itu kelabu.. ada yg msh tersisa...

    ReplyDelete
  33. Miranti tetap sama Pram berbahagia ya mba. He..he.. Makasih mba Tien. Salam hangat selalu

    ReplyDelete
  34. Alhamdulillah AYMT 33 sdh tayang.....trmksh mb Tien salam sehat dr blora🙏

    ReplyDelete
  35. Alhamdulilah yang ditunggu - tunggu udah muncul.. terimakasih bunda

    ReplyDelete
  36. Alhamdulillah, Miranti sudah datang lagi.
    Matur nuwun B Tien, semoga selalu sehat.
    JEMBER

    ReplyDelete
  37. Wow, seru. Trmmkasih mbak
    Apakah Tejo tertabrak Pram....hi hi..seremmmm

    ReplyDelete
  38. Alhamdulillah ...akhirnya Eps 33 tayang dan Tejo benar2 sdh sadar akan kesalahannya meskipun sdh terlambat. Moga2 tidak terjadi kecelakaan yg fatal saat ada mobil masuk depan rumah Pak Kusummo... Salam sehat selalu buat Bu Tien semoga bahagia bersama keluarga...Aamiin

    ReplyDelete
  39. Alhamdulillah AYMT 32 sudah tayang
    Waduh Tejo..apa tertabrak Pram? Semoga tdk parah ya..
    Anisa ingin balikan sm Tejo?
    Semakin seru dan bikin penasaran ceritanya
    Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  40. Semoga Tejo ketabrak tidak terlalu parah ...
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  41. Ga sabar nunggu crita nikahnya Mir n Pram niy bu... hehe...
    Sehat slalu ya bu Tien...

    ReplyDelete
  42. Saya selalu sabar menunggu episode selanjutnya siiip ceritańya...
    Salam sehat selalu bu tien

    ReplyDelete
  43. Alhamdulillah....sdh tayang AYMT 32
    Terima kasih mb Tien..
    Salam sehat dr YulieSleman Sendowo

    ReplyDelete
  44. Menghindar itu mgkn maksud nya sembunyi atau ngumpet ya Tien ....semoga tdk tertabrak . Biar tdk mbuat masalah utk Pram ....mb Tien mangga diguncang perasaan kami2 ini . Pengen cepet mlm . Nisa tinggalkan saja ...

    ReplyDelete
  45. Waduhh...kira2 siapa yaa...di tunggu lanjutan bu Tien...

    ReplyDelete
  46. Alhamdulillah...
    Mtur swun Bun...
    Mugi2 tansah rahayu...

    ReplyDelete
  47. Mb Tien , maaf itu saya hanya menyebut Tien . Maksudnya mb Tien . Yuli Smrg

    ReplyDelete
  48. Biassaaa...yogya selatan setia menunggu sll.
    Seroja utk ibu Tien, semangat berkarya terus bu...

    ReplyDelete
  49. Kalau sdh pkl 19.00 WIB keatas, mulai deh bolak balik nge cek Blog nya mbak Tien, kali2 lanjutan Cerbung “Ada yg Masih tersisa” sdh terbit😁😁😁

    ReplyDelete
  50. 😭😭😭menunggu lg nih.... Bundaaaaa 💖💖💖.... Salam sayang dari Bekasi💖

    ReplyDelete
  51. Terimakasih mba Tien. Semoga Afiat selalu.

    Berdo'a sambil menanti AYMT34

    ReplyDelete
  52. Sblm k pembaringan ngintip dlu yuukkkk..... AYMT34...daaaannnm trnyataaaa...
    Blm..


    Salam sehat dr sby Bu Tien..
    ..

    ReplyDelete
  53. Mulai ngintip lagi aaaahhhh 😎😎

    ReplyDelete
  54. Ngintiip juga aah..
    Blm nongol rupanya

    ReplyDelete
  55. Mulai ngintip juga....ceritanya pasti seru
    Semoga Mbak Tien selalu sehat dalam lindungan Allah SWT
    Salam dari Tangsel

    ReplyDelete
  56. Kalo aku cuma pingin ngerti lanjutanya..AYMT34 . Masalah ngintip perngintipan tu nomer duwa 🤭

    ReplyDelete
  57. Belum muncul y AYMT 34. Dah penasaran

    ReplyDelete